65
Pengalaman sebagai Guru T erbaik
Simak pembacaan yang dilakukan temanmu dengan cermat dan jawablah pertanyaan di bawah i ni Tulislah jawabannya di b uku tugasmu, lal u sampaikan
secara lisan di depan kelas 1. Di mana tempat terjadinya cerita dongeng di atas?
2. Binatang apa yang diajak bercakap-cakap dengan sang Raja? 3. Apa permintaan binatang tersebut kepada sang Raja?
4. Berapa lama sang Raja memasukkan binatang tersebut ke dalam tabung? 5. Apa yang t erjadi dengan b inatang itu setelah hidu p di dalam tabu ng
sekian lama?
3. Latihan
Carilah dongeng yang di buku kumpulan dongeng atau di media cetak yang memuat cerita dongeng Guntinglah atau kopilah cerita tersebut, lalu bacalah
Selanjutnya, temukan temanya dan tunjukkan relevansi isi ceritanya dengan kehidupan nyata saat ini Salinlah kolom di bawah ini untuk mengerjakan
Judul Tema
Relevansi dengan Saat Ini
B. Bercerita dengan Alat Peraga
1. Teknik Bercerita d an Jenis Alat Peraga
Pada Pelajaran 2 yang lalu, kamu telah diajak bercerita dengan urutan yang baik, lafal, intonasi, gerak, dan mimik yang tepat. Kali ini, kamu akan
diajak bercerita dengan menggunakan alat peraga. Alat peraga yang dapat kamu gunakan, antara lain boneka, wayang kulit, gambar, dan sebagainya
sesuai dengan karakter tokoh yang terdapat dalam cerita. Pada dasarnya, bercerita itu sama dengan menulis cerita. Perbedaannya, bercerita merupakan
komunikasi yang dapat berhadapan langsung dengan pendengarnya, sedangkan menulis cerita tidak berhadapan langsung dengan pembacanya,
melainkan melalui tulisannya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
66
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMPMT s VII
Kegiatan bercerita telah diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan sudah mendarah daging dalam masyarakat.
Bahkan, para ibu pun bercerita kepada putra-putrinya sebagai pengantar tidur. Semasa kecil dahulu, pernahkah ibumu bercerita saat kamu akan tidur?
Biasanya, jenis cerita yang menjadi bahan untuk bercerita adalah dongeng, namun dapat juga bercerita tentang pengalaman kehidupan.
Untuk dapat bercerita dengan baik, hendaknya mengetahui urutan cerita alur. Alur merupakan salah satu unsur intrinsik dalam cerita. Alur
adalah pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab- akibat. Selain itu, kamu juga harus dapat bercerita dengan menggunakan
artikulasi yang tepat, jeda, lafal, dan intonasi yang jelas, serta mimik dan ekspresi yang mendukung. Unsur-unsur tersebut telah kamu pelajari saat
mempelajari Pelajaran 2, bukan? Ingatlah kembali hal-hal yang berkaitan dengan itu, agar kamu dapat bercerita dengan baik.
2. Membaca Dongeng untuk Bercerita
Pada pembelajaran ini, kamu diaja k untuk membaca dongeng tentang fabel. Selanjutnya, kamu diminta dapat bercerita isi fabel tersebut di depan
kelas dan teman yang lain memberikan tanggapan. Gunakan alat peraga yang kamu miliki dan sesuai dengan isi cerita
Tikus Pemakan Kucing
Dahulu kala, di sebuah perpustakaan yang penuh buku, hiduplah Tikus Tua. Ia tinggal di balik buku-buku di pojok perpustakaan dan tidak pernah
keluar. Suatu hari, Tikus Tua mengunjungi Tikus Muda, saudaranya. Tikus Muda tinggal di sebuah gedung dan belum pernah juga keluar dari tempat itu.
“Kamu pasti belum pernah melihat dunia luar” kata Tikus Tua kepada saudaranya ketika ia tiba di gudang. “Aku yakin kamu juga tidak bisa membaca”
“Wah, kau bisa baca, ya?” tanya Tikus Muda sambil melihat Tikus Tua dengan kagum.
“Apakah minggu ini kamu pernah makan daging kucing?” tanya Tikus Tua sambil mengelus janggutnya dengan bangga.
Hal-hal yang harus diperhatikan agar cerita menjadi lebih menarik. 1. Melibatkan pendengar saat bercerita.
2. Penyampaian cerita dengan jelas agar pendengar paham isinya. 3. Pendengar dapat mengambil makna dan hikmah dari cerita yang
disampaikan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
67
Pengalaman sebagai Guru T erbaik
“Apa? Astaga, tidak mungkin Tidak pernah ada kejadian seperti itu di gudang ini. Di sini, kucing-kucinglah yang memakan tikus”
“Itu karena kamu bodoh dan mau saja ditakut-takuti kucing. Selama hidupku, sudah banyak sekali kucing yang aku makan,” bual Tikus Tua lagi.
“Ya ampun Ayo, cerita saudaraku, bagaimana rasa daging kucing? “Mmm, bagaimana ya rasanya? Ya... seperti rasa kertas. Ada aroma
tintanya. Tapi... itu sih nggak seberapa. Apa kamu pernah merasakan daging serigala?”
“Serigala?” Waduh, mana mungkin. Serigala tidak pernah masuk ke gudang ini,” seru Tikus Muda. Tikus-tikus kecil di gudang itu mulai keluar
dan ikut mendengar percakapan mereka.
“Wah, wah.... Aku sih, baru saja kemarin malam menyantap seekor serigala. Ia bahkan tidak sempat melolong waktu kumakan” cerita Tikus Tua sombong.
Tikus-tikus kecil di gudang itu berdecak kagum. Mereka menarik napas dan memuji, “Itu hebat sekali. Bagaimana rasa serigala itu?”
“Ya... seperti rasa serigala pada umumnyalah. Rasanya seperti kertas. Tapi aku lebih suka rasa kuda nil”
Tikus-tikus gudang makin melongo. “Kuda nil? Apa itu? Ayo, cerita dong Kami belum pernah melihat kuda
nil seumur hidup. Apa rasanya seperti keju cheddar? Atau keju krem? “Rasanya seperti kertas. Ada sedikit aroma tinta. Oh ya, apa kalian
pernah menggigit gajah atau putri-putri cantik berbaju indah seperti yang ada di buku dongeng?” Tikus Tua makin menyombongkan diri.
Tikus-tikus kecil terbelalak kagum dan tidak bisa berkata apa-apa. Tapi tiba-tiba seekor kucing liar masuk ke gudang itu. Ia mengintai dari balik lemari
tua yang rusak. Ia mengeong menakutkan dan melotot ke arah tikus-tikus itu. Ini adalah kucing sungguhan dengan sungut dan c akarnya yang tajam.
Aromanya tidak seperti kertas dan tinta.
Di unduh dari : Bukupaket.com
68
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMPMT s VII
Begitu para tikus gudang melihatnya, mereka lari cepat-cepat dan sembunyi dalam lubang. Hanya Tikus Tua dari perpustakaan yang berdiri
terpukau d an k etakutan. K ucing l iar i tu m uncul d ari t empat persembunyiannya. Matanya melotot dan berkilau seram. “Jadi, kamu adalah
tikus yang pernah memakan kucing?” “Ya, itu be... benar. Mmm... maaf, kamu pasti mengerti. Seumur hidupku,
aku hidup di ruang perpus....” “Aku tahu. Kamu suka memakan gambar-gambar kucing di dalam buku,
kan?” tanya Kucing sambil tersenyum. “Ya, kadang-kadang. Tapi itu hanya untuk menambah pengetahuanku”
“Hmmm... itu bagus. Tapi sebaiknya kamu juga melihat sekelilingmu, Tikus Tua. Kamu harus tahu bahwa tidak semua kucing terbuat dari kertas.
Misalnya, aku Lihatlah aku Apakah aku termasuk kucing yang bisa kamu makan?” si Kucing menjilati mulutnya sambil menatap tajam Tikus Tua.
Tikus Tua gemetar. Untunglah saat itu Kucing melihat seekor laba-laba merangkak menyeberangi lantai. Itu adalah kesempatan bagi Tikus Tua.
Secepat kilat ia lari keluar dari gudang dan kembali ke perpustakaan. Kucing mengejarnya. Tikus Tua bersembunyi di rak buku paling pojok, di belakang
buku yang paling besar. Kucing itu tidak bisa meraih Tikus Tua dengan cakarnya. Sejak itu, tikus-tikus lain tak pernah lagi mendengar cerita tentang
Tikus Tua yang memakan kucing. Diceritakan oleh: Setiawati Oetomo
Sumber : Bobo, Tahun XXXV, 9 Agustus 2007
Berilah penilaian terhadap penampilan temanmu dengan menggunakan tabel di bawah ini
Tabel 4.1 Tabel penilaian bercerita Nama Teman : _ __________________
Penilai : ___________________
1. Keruntutan cerita
2. Kejelasan vokal
3. Ketepatan ekspresi
4. Kesesuaian alat peraga
5. Gaya dan penampilan
Penilaian Komentar
Baik Cukup Kurang
No. Aspek
Di unduh dari : Bukupaket.com
69
Pengalaman sebagai Guru T erbaik
3. Menggunakan Awalan me- dan di-