Detection Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

Rating Tingkat Kegagalan Deskripsi 5 1 dalam 400 Kegagalan agak mungkin terjadi 6 1 dalam 80 Kegagalan agak mungkin terjadi 7 1 dalam 40 Kegagalan adalah sangat mungkin terjadi 8 1 dalam 20 Kegagalan adalah sangat mungkin terjadi 9 1 dalam 8 Hampir dapat dipastikan bahwa kegagalan akan terjadi 10 1 dalam 2 Hampir dapat dipastikan bahwa kegagalan akan terjadi Sumber : Cavanagh, Peter S. Pande, Robert P.Neuman, 2004.

c. Detection

Detection merupakan alat kontrol yang digunakan untuk mendeteksi potential cause. Adapun skala yang menggambarkan detection dapat diinterpretasikan dalam Tabel 2.5. Tabel 2.5 Skala Penilaian Detection Rating Degree Deskripsi 1 Very high Otomatis proses dapat mendeteksi kesalahan yang terjadi komputerisasi 2 Very high Hampir semua kesalahan dapat dideteksi oleh alat kontrol visual pada bentuk barang dan double checking 3 High Alat kontrol cukup andal untuk mendeteksi kesalahan visual pada bentuk barang 4 High Alat kontrol relatif andal untuk mendeteksi kesalahan visual pada bentuk barang 5 Moderate Alat kontrol bisa mendeteksi kesalahan visual pada susunan barang 6 Moderate Alat kontrol cukup bisa mendeteksi kesalahan visual pada susunan barang Rating Degree Deskripsi 7 Low Keandalan alat kontrol untuk mendeteksi kesalahan rendah pengamatan fisik 8 Low Keandalan alat kontrol untuk mendeteksi kesalahan sangat rendah perubahan warna 9 Very low Alat kontrol tidak bisa diandalkan untuk mendeteksi kesalahan feeling berdasar pengalaman masa lalu 10 Very low Tidak ada alat kontrol yang bisa digunakan untuk mendeteksi kesalahan Sumber : Cavanagh, Peter S. Pande, Robert P.Neuman, 2004.

2.6 Penelitian Terdahulu

Untuk mengetahui perkembangan penelitian dengan tema lean thinking, peneliti akan memberikan review dari beberapa penelitian terdahulu sehingga dapat diketahui posisi dan perbedaan penelitian yang dilakukan saat ini dengan penelitian lainnya, antara lain: 1. Fanesha Febriary,T 2010. Dengan judul penelitian: “Implementasi Konsep Lean Thinking untuk Menganalisis Order Fullfilment Process, tujuan penelitiannya adalah: untuk mengeliminasi waste yang terjadi pada bagian produksi dan memberikan masukan kepada perusahaan untuk mengurangi pemborosan waste dalam rangka meningkatkan produktivitas perusahaan, PT Baja Pertiwi Industri, bergerak dalam bidang pengolahan baja dan menghasilkan spear part untuk peralatan pabrik seperti: roda lorry, roda transfer carriage, screw, permasalahan yaitu adanya waste pada bagian produksi yang dalam hal ini pada pemenuhan order roda lorry antara lain waktu menunggu, transportasi dan stock. Perusahaan perlu mengatasi pemborosan yang terjadi sehingga production lead time menjadi lebih pendek. Penggunaan value stream mapping dapat membantu untuk mengidentifikasi terjadinya waste tujuh jenis waste antara lain overproduction, waiting, transportation, inappropriate processing, unnecessary inventory, unnecessary motion, defectselama proses produksi berlangsung. dengan mengidentifikasi pemborosan yang terjadi selama proses produksi sehingga dapat diambil langkah untuk mengurangi pemborosan tersebut. Pemborosan yang menjadi perhatian adalah waktu menunggu antar proses yang panjang yang dapat pada current state map. Setelah dicari akar permasalahan dengan menggunakan tool 5 why diperoleh bahwa yang menjadi akar permasalahan adalah ketidakseimbangan lintasan produksi. Beberapa usulan perbaikan untuk membuat future state map kemudian diberikan antara lain penerpaan prinsip 5S, kanban, dan penyeimbangan lintasan dengan menggunakan metode Kilbridge Wester. Dengan dilakukannya perbaikan diperoleh pengurangan production lead time sebanyak 3825.57 menit ataupun 53.60. 2. Agus Tri W 2012. Judul penelitian ialah: Implementasi lean thinking dalam meminimasi waste pada produksi mesin diesel, tujuan penelitian adalah: Mengidentifikasi waste yang terjadi, menganalisa penyebab waste yang ada, Mengetahui aktivitas-aktivitas kunci Value added, non value added, dan necessary but not value added yang berpengaruh terhadap sistem di perusahaan dan Memberikan usulan perbaikan pada perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dengan meminimasi waste yang terjadi. PT. Tri Ratna Diesel Indonesia di Gresik, merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri mesin diesel dengan produk utama yaitu D 2400 H dan D 2700 H, waste yang sering terjadi adalah waiting, inappropriate processing, dan defect. Dari ketiga waste ini diberikan rekomendasi perbaikan. Dan Process Activity Mapping didapatkan prosentase untuk jumlah pada tiap kategori aktivitas Value Added Operasi sebanyak 12 aktivitas atau 60 , Non Value Added Delay dan Storage sebanyak 3 aktivitas atau 15, Necessary but Non Value Added Transportasi Inspeksi sebanyak 5 aktivitas atau 25. Sedangkan prosentase dari waktu yaitu yang dibutuhkan pada tiap kategori aktivitas yaitu Value Added Operasi sebanyak 17970 detik atau 71.67 , Non Value Added Delay dan Storage sebanyak 3960 detik atau 16.11, Necessary but Non Value Added Transportasi Inspeksi sebanyak 2760 detik atau 12.21 . 43

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Tunas Baru Lampung, yang berlokasi di Jl. Raya Gedangan No. 147. Sidoarjo. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai data terpenuhi.

3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Dalam identifikasi variable terdapat variabel – variabel yang didapatkan berdasarkan dari data perusahaan yang digunakan dalam metode Lean Thinking. Variabel – variabel tersebut adalah sebagai berikut: Variabel Bebas adalah suatu variabel yang mempunyai nilai berubah – ubah dan mempengaruhi variasi perubahan nilai variabel terikat, variabel tersebut meliputi: Variabel Bebas 1. Waktu menunggu waiting. Waktu tunggu dari proses yang satu ke proses lainnya. 2. Produksi Berlebihan overproduction. Jumlah produksi melebihi dari jumlah pesanan. 3. Persediaan Berlebihan yang tidak perlu iventories. Jumlah material atau bahan baku yang menumpuk.