Data Aliran Fisik Pengumpulan Data

• Waste Underutilized People Adalah Pekerja yang tidak mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimilikinya baik mental, kreativitas, ketrampilan, dan kemampuan yang terjadi ialah pada saat terjadi masalah seharusnya mampu mengatasinya, tetapi operator tidak mau menggunakannya sehingga selalu meminta tolong atau menunggu bantuan.

4.1.5 Data Aliran Fisik

Aliran bahan atau fisik dimulai dari proses kedatangan bahan baku dari supplier yang berjenis CPO crude palm oil digunakan untuk pembuatan minyak goreng. Setelah bahan baku datang dan disimpan di gudang, bahan baku tersebut langsung disiapkan untuk dibawa ke area produksi dengan cara pengangkutan forklift. Adapun tahap-tahap poses produksi pembuatan minyak goreng sebagai berikut : 1. Proses pertama yang dilakukan adalah setelah mengangkut bahan baku dan bahan campuran dari gudang untuk menuju ke tempat tanki CPO, dan tanki campuran. Sebelum dimasukan ke tanki bahan baku dan bahan campuran itu masing - masing pun ditimbang sesuai komposisi yang dibutuhkan. Disini campuran minyak goreng ada 2 jenis antara lain, asam fosfat yaitu phosphoric acid dan bleaching earth. Setelah itu bahan baku akan di periksa untuk mengetahui penentuan jumlah phosphoric acid dan bleaching earth. Selanjutnya bahan baku dari tanki CPO di pompa dengan pompa sentry fugal menuju alat penukar panas PHE plate heat exchanger. Sampai suhu CPO 90 – 100 o C. Selanjutnya CPO dengan suhu 90 – 100 o C yang keluar dari PHE plate heat exchanger akan dilakukan proses degumming ini membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit, dimana proses ini terjadi pencampuran CPO dengan suhu 90 – 100 o C di campur dengan asam fosfat yaitu phosphoric acid selama kurang lebih 30 menit. Penambahn PA phosphoric acid sebanyak 0,1 dari jumlah CPO. 2. Setelah proses degumming, maka CPO dan PA phosphoric acid akan di bantu pencampurannya sehinnga merata dengan proses mixing dengan suhu 100 o C. dengan waktu 60 menit. Selanjutnya CPO akan dialirkan menuju tanki degumming dengan pemanas yang menggunakan direct steam kering pada tekanan 600 mmhg pada pompa vakum yang berfungsi untuk menarik uap air yang terkandung dalam CPO. 3. Setelah itu proses bleaching CPO dari tangki degumming selanjutnya dialirkan ke dalam tangki bleaching yang di lengkapi pemanas dan pompa vakum. CPO yang masuk ke tangki bleaching ber suhu 100 o dan akan di campur dengan bleaching earth supaya menghilangkan warna CPO sehingga memucat, bleaching earth sebanyak 1 dari jumlah CPO. Setelah keluar dari tangki bleaching maka campuran minyak ini di sebut RBPO refined bleached palm oil RBPO yang terbentuk akan di tampung di tangki sementara sebelum menuju niagara filter, niagara filter ini berfungsi untuk menyaring kotoran, PA phosphoric acid dan bleaching earth dengan waktu 70 menit semua telah tersaring dengan sempurna dan butuh waktu 5 menit untuk mmbersihkan kotoran blotong sisa campuran PA dan BE yang menempel pada filter Niagara. Setelah pengeringan kotoran maka tersisa RBPO refined bleached palm oil dan air yang tersisa akan dibuang dan RBPO akan kembali ke tangki penampungan. 4. Setelah itu proses deodorizing, RBPO dari proses bleaching yang bersuhu 150 o C selanjutnya di alirkan menuju deodorizer dan di panaskan dalam shell and tube head exchanger I dan II. Yang berada di bawah deodorizer untuk meningkatkan suhu 210 o C, pada tekanan 60 bar head pressure boiler mampu menaikan suhu RBPO sampai 250 o C. Deodorizer tipy tray dengan menggunakan 8 tray, dimana tiap tray mempunyai suhu yang berbeda-beda: pada tray I suhu 250 o C, pada tray II, III IV terdapat selisih suhu 5 o C terhadap suhu RBPO pada tray I. pada tray V, VI bersuhu RBPO turun menjadi 243 o C, pada tray VII suhu RBPO turun menjadi 179 o C dan kemudian pada tray VIII suhu RBPO menjadi 176 o C.dengan adanya suhu tinggi dan di bantu oleh aliran uap air langsung, maka FFA yang terkandung dalam RBPO akan menguap dan terpisah, dengan demikian RBPO yang keluar dari deodorizer menjadi jernih tidak berbau. Suhu RBPO yang keluar dari deodorizer adalah sekitar 180 o C. setelah keluar dari deodorizer produk minyak disebut refined bleached deodorizer palm oil RBDPO. Pada tahap ini sampel di ambil dari beberapa alat proses untuk di analisis oleh bagian QC, untuk di ketahui kualitasnya. Analisis yang dilakukan pada tahap ini meliputi kadar FFA dan warna. Kandungan FFA dalam RBDPO maksimum 0,3. Jika kandungan FFA semakin sedikit dan warna semakin jernih, maka kualitas minyak semakin baik. Jika didapatkan minyak dengan kadar FFA 0,3 maka dilakukan 2 alternatif, yaitu : a. Menampung minyak ke penampungan sementara untuk dicampur dengan minyak kualitas baik sehingga di dapatkan kadar FFA 0,3. b. Dilakukan proses produksi ulang dengan pemanasan yang lebih tinggi pada alat deodorizer. 5. Selanjutnya proses fraksinasi tujuanya adalah untuk memisahkan olein dari streain dalam RBDPO. Olein ini yang kemudian digunakan untuk minyak goreng, sedangkan streain merupakan produk samping yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan margarine. Dalm proses fraksinasi ini terdapat 2 proses pengolahan yaitu : a. Prose kristalisasi yang bertujuan untuk mengkristalkan streain. b. Proses pemisahan antara olein dan streain dengan menggunakan plate dan frame filter press. 6. Proses packing merupakan proses finishing dari pengolahan minyak dimana proses ini minyak di packing yang sudah disediakan dan siap di masukan ke gudang penyimpanan.

4.1.6 Data Aliran Proses