setiap akhir bulan di interface kedalam sistem Enterprise Resource Planning ERP. Prosedur mengacu kepada Edaran Direksi No. 014.EDIR2011 tanggal
17 Oktober 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Implementasi PPFA. 4.
Prosedur Pencatatan Prosedur pencatatan kas kecil sesuai dengan proses bisnis yang ada didalam sistem
Enterprise Resource Planning ERP dengan perlakuan akuntansi terlampir. Manajer KeuanganManajer SDM, Administrasi dan Keuangan melakukan
pengawasan terhadap besarnya kas kecil maksimal yang diizinkan sesuai kebijakan Direksi dan kebijakan GM dari masing-masing UPI.
C. Pengertian dan Tujuan Pengawasan Intern
Pengawasan intern merupakan alat pengawasan yang sangat membantu manajemen dalam melaksanakan tugas. Sehingga mempunyai peranan yang
sangat penting bagi suatu perusahaan. Pada awalnya pengawasan intern dipandang sebagai permasalahan pengecekan internal yang hanya
menyangkut segi teknik pembukuan yang dapat menjamin ketelitian dan kecermatan data perusahaan maupun pelaksanaannya dan jika ditemui maka
dilakukan pemeriksaan atau prosedur-prosedur tambahan. “Sistem pengawasan intern meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.” Mulyadi, 2001:163
Universitas Sumatera Utara
Definisi sistem pengawasan intern tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.
Dengan demikian, pengertian pengawasan intern tersebut di atas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin
pembukuan maupun dengan komputer. Pengawasan intern adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk
melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang
akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan peraturan hukumUndang- Undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana
mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan. Hery, 2014:11 Berdasarkan pengertian pengawasan intern kas yang diuraikan di atas,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan intern merupakan pengawasan akuntansi yang meliputi prosedur dan pencatatannya yang bertujuan
untuk : 1.
Menjaga kekayaan organisasi 2.
Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3.
Mendorong efisiensi 4.
Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
D. Pengawasan Intern Penerimaan Kas
Sebagian besar penerimaan kas perusahaan tentu saja berasal dari hasil kegiatan normal bisnisnya, yaitu melalui penjualan tunai baik untuk perusahaan
dagang maupun perusahaan jasa, atau sebagai hasil penagihan piutang usaha dari
Universitas Sumatera Utara
pelanggan dalam hal penjualan kredit. Adapun penerimaan kas lainnya timbul dari kegiatan non-operasional perusahaan. Contoh sumber penerimaan kas lainnya
ini berasal dari pendapatan bunga, sewa, deviden, setoran pemilik, hasil pinjaman bank, hasil penjualan aset tetap yang tidak terpakai, hasil penerbitan, penjualan
saham, obligasi dan sebagainya.
Mengingat kas merupakan aset yang paling lancar disbanding aset lainnya, maka untuk mengamankan penerimaan kas diperlukan suatu sistem pengawasan
internal yang sangat baik dan ekstra hati-hati.
Secara garis besar, berikut ini beberapa penerapan prinsip pengawasan
internal atas penerimaan kas :
1. Hanya karyawan tertentu yang secara khusus ditugaskan untuk menangani
penerimaan kas. 2.
Adanya pemisahan tugas antara individu yang menerima kas, mencatatmembukukan penerimaan kas dan yang menyimpan kas.
3. Setiap transaksi penerimaan kas harus didukung oleh dokumen sebagai bukti
transaksi, seperti slip berita pembayaran pengiriman uangremittance advices dalam kasus penerimaan uang lewat posmail receipts, strukcash register
records dalam kasus penerimaan uang lewat konter penjualancounter receipts dan salinan bukti setor uang tunai ke bank deposit slips.
4. Uang kas hasil penerimaan penjualan harian atau hasil penagihan piutang dari
pelanggan harus disetor ke bank setiap hari oleh departemen kasir. 5.
Dilakukannya pengecekan independen atau verifikasi internal. Hery, 2014:29
Universitas Sumatera Utara
Pada PT PLN Persero UIP II Medan, bukti penerimaan kas dibuat rangkap empat yaitu :
1. Lembar pertama untuk bagian Akuntansi
2. Lembar kedua untuk bagian Keuangan
3. Lembar ketiga untuk bagian Keuangan
4. Lembar keempat untuk bagian Akuntansi
Untuk dapat mengawasi penerimaan kas perlu adanya pemisahan fungsi pencatat dan pengelola kas. Dalam pengawasan intern penerimaan kas,
perusahaan ini telah melakukan pemisahan fungsi pencatatan dan pengelola serta membuat laporan penerimaan kas setiap harinya yang dilakukan oleh Bagian
Anggaran dan Keuangan dan bagian Akuntansi. Untuk pengawasan kas dan pemisahan tugas harus disesuaikan dengan keadaan khusus dari suatu perusahaan.
Pada entitas yang besar pemisahan tugas dilakukan dalam unit terpisah. Utamanya harus ada kroscek dan kontrol dari pihak lain, sehingga penyalahgunaan
wewenang dapat dihindari. Dengan diadakannya pemeriksaan intern kas dalam selang waktu yang
tidak beraturan, dapat mendorong setiap pegawai melakukan pekerjaannya dengan benar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara analisa, penilaian rekomendasi dan
komentar-komentar terhadap kinerja karyawan dan kegiatan operasi perusahaan. Pada PT PLN Persero UIP II Medan telah menyusun sistem penerimaan
kas yang teratur. Penerimaan kasnya berasal dari berbagai aspek, yaitu : 1.
Penerimaan kas berasal dari Dropping pusat : Dihabiskan untuk biaya. 2.
Penerimaan lain-lain : Diterima kemudian disetor kembali. Cth : Pajak
Universitas Sumatera Utara
Pengawasan internal penerimaan kas pada PT PLN Persero UIP II Medan adalah bagian Keuangan mencetak rekening koran untuk melihat
transaksi penerimaan di bank.
E. Prosedur-Prosedur Penerimaan Kas