3. Somewhat demand uncertainty Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami
permintaan yang sedang dengan tingkat ketidak pastian tinggi. 4. High demand uncertainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang tinggi dengan tingkat ketidak pastian yang tinggi pula.
2.9. Tingkat kebutuhan Fleksibilitas berdasarkan Demand
Perbedaan tingkat fleksibilitas pada Supply Chain berarti terjadi perbedaan pada parameter-parameter fleksibilitas yang dijadikan acuan, tidak
semua parameter fleksibilitas yang disebutkan atas cocok untuk semua supply chain
itu sendiri, pada suatu supply chain suatu parameter bisa jadi merupakan suatu faktor yang penting, namun pada model supply chain yang lain faktor
tersebut, dianggap tidak terlalu penting. Menurut Beamon 1999 keuntungan dari fleksibilitas Supply chain
adalah : a.
Mereduksi jumlah backorder yang ada. b.
Mereduksi jumlah lost sales. c.
Mereduksi jumlah order yang terlambat. d.
Menambah kepuasan konsumen. e.
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi variasi demand, misalkan Faktor musiman.
f. Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi berkurangnya performasi
mesin machine breakdown.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
g. Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi berkurangnya performansi
dari supplier. h.
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi berkurangnya performasi pengiriman.
i. Memudahkan untuk merespondan mengakomodasi produk baru, pasar baru dan
pesaing baru
2.10. Kuadran Pengukuran Fleksibilitas Supply Chain
Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan analisa terhadap fleksibilitas suatu supply chain adalah melakukan penilaian atau assessment
mengenai seberapa fleksibel suatu supply chain untuk memenuhi kebutuhan pasar mengingat kebutuhan pasar yang sangat bersifat fluktuatif. Parameter-parameter
fleksibilitas supply chain lah yang digunakan ketika melakukan penilaian ini dengan sebelumnya menyesuaikan parameter-parameter mana sesuai dengan
kondisi perusahaan yang sedang diukur fleksibilitas supply chain yang dimilkinya menurut Pujawan 2002 yang dikutip oleh Eunike 2002, identifikasi kondisi
fleksibilitas supply chain dapat digambarkan dalam kuadaran fleksibilitas sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.5 Kuadran fleksibilitas Supply Chain.
Sumber : Pujawan 2002 Kondisi I dan III adalah keadaan yang menunjukkan keadaan
seimbang, yakni antara kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki dan fleksibilitas sebanding, kebutuhan yang tinggi akan mampu memenuhi I dan walaupun
fleksibilitasnya rendah, hal ini tidak menjadi masalah karena kebutuhan akan fleksibilitasnya juga rendah.
Kondisi II dan IV menggambarkan keadaan yang bermasalah dan memerlukan penanganan. Kondisi II dapat terjadi pada saat kebutuhan akan
fleksibilitas rendah namun kemampuan akan fleksibilitasnya tinggi, hal inilah yang dinamakan Overdesign. Overdesign dapat mengakibatkan terjadinya ketidak
efisien dalam perusahaan dan akan memyebabkan pula banyaknya cost yang akan terbuang secara sia-sia.
II Unmatched
condition Over
design system I
Matched condition
Unmatched condition
Fleksibility is too low
IV Low
matched Condition
III
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kondisi IV merupakan kebalikan daripada kondisi II, pada kondisi IV ini yang terjadi ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi tuntutan akan
tingkat fleksibilitas yang tinggi. Ketidakmampuan ini akan mengakibatkan terjadinya Nervousness. Nervousness ini akan menyebabkan terjadinya Lost
Oppurtunity yaitu kondisi dimana terjadi ketidakmampuan memenuhi permintaan
yang ada, dan lama kelamaan kondisi ini dapat mengakibatkan perusahaan tidak akan dapat bersaing dipasar. Selanjutnya dapat diketahui tingkat fleksibilitas
Supply Chain sebagai berikut:
Tbk =
100 x
Terbobot Kebutuhan
Nilai Total
Terbobot Kemampuan
Nilai Total
2.11. Perhitungan Skor Gap