Penelitian Terdahulu Hipotesis KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

A. Suhartono dan Solichin 2006 1. Judul: Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Pemoderasi 2. Hipotesis Penelitian: a. Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran b. Semakin tinggi kesesuaian kejelasan sasaran anggaran dengan komitmen organisasi, semakin rendah senjangan anggaran 3. Kesimpulan Kesimpulannya adalah kejelasan sasaran anggaran berpengaruh negatif signifikan terhadap senjangan anggaran instansi pemerintah daerah sehingga adanya kejelasan sasaran anggaran akan mengurangi terjadinya senjangan anggaran. Selain itu, komitmen organisasi berperan sebagai variabel pemoderasi dalam hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan senjangan anggaran instansi pemerintah daerah. 7 8 B. Darma dan Halim 2005 1. Judul: Kejelasan Sasaran Anggaran, Sistem Pengendalian Akuntansi, Dan Kinerja Manajerial: Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Se-Propinsi DIY 2. Hipotesis: a. Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial pada pemerintah daerah b. Sistem pengendalian akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial pada pemerintah daerah 3. Kesimpulan: Dari hasil analisis data daalam penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Dengan tingkat keyakinan 99 menunjukkan bahwa variabel independen kejelasan sasaran berpengaruh signifikan positif terhadap peningkatan kinerja manajerial penjabat struktural di lingkungan pemerintah daerah kabupaten dan kota se-propinsi DIY b. Dengan tingkat keyakinan 99 ternyata variabel independen sistem pengendalian akuntansi juga berpengaruh signifikan positif terhadap peningkatan kinerja manajerial penjabat struktural di lingkungan pemerintah daerah kabupaten dan kota se-propinsi DIY. 9

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Anggaran

2.2.1.1.Pengertian Anggaran Anggaran adalah pernyataan-pernyataan dalam kuantitas yang dinyatakan secara formal, disusun secara sistematis dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang Bustami dan Nurlela, 2006 : 1. Menurut Suhartono dan Solichin 2006: 2, Anggaran merupakan alat untuk mencegah informasi asimetri dan perilaku disfungsional dari agent serta merupakan proses akuntabilitas publik. Selain itu, anggaran merupakan elemen penting dalam sistem pengendalian manajemen karena anggaran tidak saja sebagai alat perencanaan anggaran, tetapi juga sebagai alat pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja dan motivasi. Menurut Darma dan Halim 2005: 2, Anggaran merupakan elemen kunci dalam sistem perencanaan dan pengendalian. Fungsi perencanaan merupakan langkah awal manajemen, sedangkan fungsi pelaksanaan tidak akan efektif tanpa fungsi pengendalian. 2.2.1.2.Fungsi Anggaran Anggaran yang disusun dan digunakan dalam perusahaan mempunyai peranan penting terutama untuk tindakan perbaikan. Berkaitan dengan hal ini anggaran mempunyai fungsi sebagai berikut Bustami dan Nurlela, 2006: 2 10 1. Menilai program, strategi, sasaran serta tujuan yang telah disusun sebelumnya. 2. Menentukan wewenang dan tanggung jawab setiap pusat pertanggungjawaban. 3. Mengharuskan setiap pusat pertanggungjawaban untuk mengadakan koordinasi. 4. Sebagai dasar untuk menilai setiap kinerja pusat pertanggungjawaban. 2.2.1.3.Manfaat Penyusunan Anggaran Beberapa manfaat penyusunan anggaran menurut Bustami dan Nurlela, 2006: 2, yaitu : 1. Pedoman Kerja Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan- kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang. 2. Pengkoordinasian Kerja Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja semua lini yang terdapat dalam perusahaan agar dapat saling mendukung dan menunjang, saling kerjasama dengan baik sehingga dapat menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. 3. Memberi Harapan Anggaran memberikan arah pasti, yang merupakan kerangka kerja terbaik untuk bisa menilai prestasi kerja. 11 4. Pengawasan Kerja Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai realisasi kegiatan-kegiatan perusahaan. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang pada anggaran dengan apa yang telah terealisasi, dapat dilakukan penilaian apakah perusahaan berhasil atau tidak berhasil.

2.2.2. Kejelasan Sasaran Anggaran

Anggaran merupakan suatu rencana yang rinci, yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, yang menunjukkan sumber daya dan penggunaannya dari suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahhun Darma dan Halim, 2005: 7. Kejelasan sasaran anggaran menggambarkan luasnya anggaran yang dinyatakan secara jelas dan spesifik serta dimengerti oleh pihak- pihak yang bertanggung jawab terhadap pencapaiannya. Menurut Suhartono dan Solichin 2006: 9 mengatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran menggambarkan luasnya anggaran yang dinyatakan secara jelas dan spesifik, serta dimengerti oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap pencapaiannya. Menurut Rosyiardani 2006: 12 bahwa sasaran anggaran yang dirumuskan haruslah jelas dan spesifik tidak hanya berhubungan dengan kesepakatan tujuan yang telah dirumuskan tetapi juga berhubungan dengan pencapaian tujuan dan kepuasan kerja. 12 Salah satu karakteristik sistem penganggaran menurut Suhartono dan Solichin 2006: 3 adalah kejelasan sasaran anggaran. Dengan adanya sasaran anggaran yang jelas akan memudahkan individu untuk menyusun target-target anggaran. Oleh sebab itu, sasaran anggaran harus dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung- jawab untuk menyusun dan melaksanakannya. 2.2.3. Sistem Pengendalian Akuntansi 2.2.3.1.Pengertian Pengendalian Pengendalian adalah proses untuk mengarahkan seperangkat variabel misalnya mesin, manusia, ekuipmen ke arah tercapainya sasaran atau tujuan Widjayanto, 2005: 30. Pemilihan pengendalian yang tepat akan sangat menentukan efektivitas pengendalian tersebut. Penggunaan pengendalian yang tidak tepat akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan oleh perusahaan seperti meningkatnya perpindahan tenaga kerja, timbulnya ketegangan kerja, menurunkan kepuasan kerja dan pada akhirnya akan menurunkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Widjayanto, 2005: 3 2.2.3.2.Pengertian Sistem Pengendalian Akuntansi Menurut Faisal dan Indra 2002: 10. Pengendalian akuntansi didefinisikan sebagai pengendalian yang berdasarkan pada angka-angka akuntansi seperti anggaran, standard costing, flexible budgeting. 13 Menurut Widjayanto 2005: 31 bahwa secara tradisional, sistem pengendalian akuntansi menekankan pada tingkatan pencegahan tidak sengaja dan ketidakberesan sengaja. Untuk memastikan bahwa kekeliruan dan ketidakberesan dapat dikurangi, pengendalian akuntansi meliputi: 1. Alat untuk memastikan bahwa transaksi hanya dilaksanakan atas izin mamnajemen 2. Alat untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat untuk memungkinkan, paling sedikit, penyusunan laporan keuangan yang layak dan untuk menjaga pertanggungjawaban sumber daya 3. Alat untuk memastikan, dengan pemeriksaan fisik berkala dan perhitungan sumber daya organisasi, bahwa laporan yang mencatat pertanggungjawaban untuk sumber daya organisasi adalah benar 4. Cara untuk memastikan bahwa penggunaan sumber daya persediaan dan barang dagang atau peralatan dan mesin hanya dilakukan dengan izin tertulis manajemen. Sistem pengendalian akuntansi bertugas terutama untuk mengamankan asset dan memeriksa ketepatan dan reabilitas dari data akuntansi yang dipakai pada laporan keuangan. Biasanya pengendalian akuntansi menggunakan ukuran-ukuran keuangan. 14 Pengendalian akuntansi bertujuan untuk menjamin bahwa hasil tertentu akan dicapai dan biasanya berorientasi keuangan. Standard costing dan flexible budgeting adalah contoh dari pengendalian akuntansi. Widjayanto, 2005: 3 2.2.3.3.Lingkungan Pengendalian Control Environment Lingkungan pengendalian menggambarkan sikap dan tindakan para pemilik dan manajer perusahaan mengenai pentingnya pengendalian intern. Efektivitas unsur pengendalian intern sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan dalam lingkungan pengendalian. Mulyadi 2001: 178 Lingkungan pengendalian harus diberi tekanan perhatian, karena berdasarkan kenyataan, justru lingkungan pengendalian ini yang mempunyai dampak yang besar terhadap keseriusan pengendalian intern yang diterapkan di dalam perusahaan. Lingkungan pengendalian memiliki empat unsur, antara lain Mulyadi 2001: 178 : 1. Filosofi dan Gaya Operasi Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar basic belief yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. Philosophy merupakan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang seharusnya tidak dikerjakan oleh perusahaan. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi suatu kesatuan usaha harus dilaksanakan. 15 2. Berfungsinya Dewan Komisaris dan Komite Pemeriksaan Untuk menciptakan independensi akuntan publik, perusahaan- perusahaan yang go public sebaiknya mengalihkan wewenang penunjukan akuntan publik dari tangan manajemen puncak ke tangan dewan komisaris atau komite pemeriksaan audit committee. 3. Metode Pengendalian Manajemen Metode pengendalian manajemen merupakan metode perencanaan dan pengendalian alokasi sumber daya perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. 4. Kesadaran Pengendalian Kesadaran pengendalian dapat tercermin dari reaksi yang ditunjukkan oleh manajemen dari berbagai jenjang organisasi atas kelemahan pengendalian yang ditunjuk oleh akuntan intern atau akuntan publik.

2.2.4. Kinerja Manajerial

2.2.4.1.Pengertian Kinerja Menurut Mangkunegara 2002: 67 kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. 16 Menurut Pabundu 2006: 121 kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Penilaian kerja menurut Mulyadi 2001: 416 adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan performance yang dilakukan dengan hasil yang ditunjukkan dengan suatu prestasi tertentu, sesuai dengan ukuran atau standar yang ditetapkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Dengan kata lain kinerja merupakan batasan sebagai kesuksesan seseorang didalam melaksanakan tugaspekerjaan yang dibebankan kepadanya yang biasanya digunakan sebagai dasar penilaian atas diri karyawan atau organisasi kerja yang bersangkutan. Semakin tinggi kualitas dan kuantitas hasil kerjanya maka semakin tinggi pula kinerjanya. 2.2.4.2.Pengertian Manajer Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, 17 dimana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak. Berikut ini adalah tingkatan manajer mulai dari bawah ke atas http:id.wikipedia.orgwikiManajemen26112009: 1. Manejemen lini pertama first-line management, dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non- manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia supervisor, manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor foreman. 2. Manajemen tingkat menengah middle management, mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi. 3. Manajemen puncak top management, dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO Chief Executive Officer, CIO Chief Information Officer, dan CFO Chief Financial Officer. Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, 18 berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan. 2.2.4.3.Pengertian Kinerja Manajerial Kinerja manajerial merupakan kinerja manajer dalam kegiatan- kegiatan manajerial yang meliputi: perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negosiasi dan perwakilan atau representasi Widjayanto, 2005: 18 Menurut Supriyono 2004: 283, kinerja manajer adalah kemampuan manajer dalam melaksanakan tanggung jawabnya terhadap kualitas produk, kuantitas produk, ketepatwaktuan produk, pengembangan produk baru, pengembangan personel, pencapaian anggaran, pengurangan biaya peningkatan pendapatan, dan urusan publik. Prestasi seorang manajer dapat diukur dalam bentuk dua konsep yaitu efisien dan efektif. Efisien adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaa dengan benar, artinya manajer harus mencapai keluaran sesuai dengan masukan yang digunakan, misalnya memperkecil biaya produksi. Efektif adalah kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat, misalnya meningkatakan volume produksi untuk produk yang permintaanya meningkat. Widjayanto, 2005: 18 19 2.2.4.4.Manfaat Penilaian Kinerja Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk Mulyadi 2001: 416 : 1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. 2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti : promosi, transfer dan pemberhentian. 3. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. 5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. 2.2.4.5.Ukuran Kinerja Terdapat tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif, Mulyadi 2001: 434 : 1. Ukuran Kriteria Tunggal Jika kriteria tunggal digunakan untuk mengukur kinerja, orang akan cenderung memusatkan usahanya kepada kriteria tersebut dengan akibat diabaikannya kriteria yang lain, yang kemungkinan sama pentingnya dalam menentukan sukses atau tidaknya perusahaan atau bagiannya. 20 2. Ukuran Kriteria Beragam Kriteria beragam merupakan cara untuk mengatasi kelemahan kriteria tunggal dalam pengukuran kinerja. Berbagai aspek kinerja manajer dicari ukuran kriterianya sehingga manajer diukur kinerjanya dengan beragam kriteria. Tujuan kriteria ini adalah agar manajer yang diukur kinerja mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja. 3. Ukuran Kriteria Campuran Beberapa tujuan lebih penting bagi perusahaan secara keseluruhan dibandingkan dengan tujuan yang lain, beberapa perusahaan memberikan bobot angka tertentu kepada beragam kriteria kinerja untuk mendapatkan ukuran tunggal kinerja manajer, setelah memperhitungkan bobot beragam kriteria kinerja masing-masing.

2.2.5. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial

Anggaran merupakan suatu rencana yang rinci, yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, yang menunjukkan sumber daya dan penggunaannya dari suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahhun Darma dan Halim, 2005: 7. Kejelasan sasaran anggaran menggambarkan luasnya anggaran yang dinyatakan secara jelas dan spesifik, serta dimengerti oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap pencapaiannya. Menurut Supriyono 2004: 283 kinerja manajerial adalah kemampuan manajer dalam melaksanakan tanggung jawabnya kepada perusahaan. Dengan adanya sasaran anggaran yang jelas akan memudahkan kinerja manajer untuk menyusun target-terget 21 anggaran. Oleh sebab itu sasaran anggaran harus dinyatakan secara jelas , spesifik dan dapat dimengerti oleh para manajer sehingga para menajer dapat bertanggung jawab untuk menyusun dan melaksanakanya. Berdasarkan deskripsi yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kejelasan anggaran memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial. Dengan adanya sasaran anggaran yang jelas akan memudahkan individu untuk menyusun target-target anggaran yang akan berdampak pada meningkatnya kinerja manajer dalam perusahaan. Maka dari itu, sasaran anggaran harus dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung-jawab untuk menyusun dan melaksanakannya.

2.2.6. Pengaruh Sistem Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja

Manajerial Untuk mengatasi lingkungan yang tidak terduga dan kompleksitas administratif, maka diperlukan desentralisasi ke sub-sub unit organisasi sebagai suatu respon struktural. Pilihan struktur organisasi memiliki implikasi yang signifikan bagi sistem informasi meningkat setelah desentralisasi pengambilan keputusan operasi, organisasi harus mengadopsi pengendalian-pengendalian yang diperlukan. Darma dan Halim, 2005: 8 Hal tersebut diatas meningkatkan kebutuhan penggunaan sistem pengendalian akuntansi. Sistem pengendalian yang menggunakan informasi akuntansi disebut sebagai sistem pengendalian berbasis 22 akuntansi atau sistem pengendalian akuntansi. Sistem pengendalian akuntansi adalah sistem pengendalian formal berbasis akuntansi yang digunakan oleh organisasi tersebut untuk melakukan aktivitas dalam rangka pencapaian kinerja organisasi. Dengan diberlakukannya otonomi perusahaan berikut desentralisasinya, maka meningkat pula kebutuhan sistem pengendalian akuntansi. Tujuan informasi akuntansi untuk pemakaiannya adalah meningkatkan penilaian dan keputusan dengan lebih baik. Sistem akuntansi merupakan bagian yang sangat penting dalam spektrum mekanisme pengendalian keseluruhan yang digunakan untuk memotivasi, mengukur dan memberi sanksi tindakan-tindakan manajer dan karyawan dari suatu organisasi. Sistem akuntansi yang efektif merupakan prasyarat bagi kinerja yang lebih baik. Hal tersebut menggambarkan bahwa semakin banyak penggunaan sistem pengendalian akuntansi akan menyebabkan peningkatan kinerja organisasi dengan mendorong pengambilan keputusan dan pengendalian aktifitas keuangan oleh para manajer secara lebih baik. Darma dan Halim, 2005: 8 Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pengendalian akuntansi yang baik akan berdampak pada besarnya pendapatan yang merupakan indikator keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan kinerja manajerialnya. 23

2.2.7. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Sistem Pengendalian

Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial Pada sebuah perusahaan, karyawan yang merasa sasaran anggarannya jelas, akan lebih bertanggung jawab jika didukung dengan komitmen karyawan yang tinggi terhadap organisasi. Karyawan akan lebih mementingkat kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi Suhartono dan Solichin, 2006: 4. Hal ini akan mendorong karyawan untuk menyusun anggaran sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi sehingga akan meningkatan kinerja perusahaan. Menurut McGregor, teori X menyatakan bahwa sebagian besar orang-orang ini lebih suka diperintah dan tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan keamanan atas segalanya. Mengikuti falsafah ini maka kepercayaannya adalah orang-orang itu hendaknya dimotivasi dengan uang, gaji, honorarium, dan perlakukan dengan sanksi hukuman. Toha, 2003: 241 Teori Y menyatakan bahwa orang-orang pada hakikatnya tidak malas dan dapat dipercaya, penting bagi manajemen untuk melepaskan tali pengendalian dengan memberikan kesempatan mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing individu. Motivasi yang sesuai bagi para manajer untuk mencapai tujuan perusahaan, dengan memberikan pengarahan pada mereka untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan adanya motivasi dan sanksi yang tegas maka para manajer akan lebih 24 bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Toha, 2003: 243 Menurut Darma dan Halim 2005: 2, Anggaran merupakan elemen kunci dalam sistem perencanaan dan pengendalian. Fungsi perencanaan merupakan langkah awal manajemen, sedangkan fungsi pelaksanaan tidak akan efektif tanpa fungsi pengendalian. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap kemampuan manajemen yang dalam hal ini adalah pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan organisasinya. Oleh sebab itu, pada akhirnya akan menjadi berdampak pula pada kinerja manajerial. Pencapaian kinerja yang meningkat karena digunakannya sistem pengendalian akuntansi akan menunjukkan seberapa besar kinerja keuangan, operasional dan manajerial pada suatu organisasi. Darma dan Halim, 2005: 2 Berdasarkan teori dan deskripsi yang dikemukakan diatas dapat dismpulkan bahwa pencapaian kinerja manajerial yang baik adalah dengan menggunakan sistem pengendalian akuntansi dan kejelasan sasaran anggaran yang jelas dan spesifik. Dengan adanya sistem pengendalian akuntansi dan kejelasan sasaran anggaran yang jelas dan spesifik dalam perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajerial. Demikian hal ini juga bisa dipengaruhi oleh teori X dan teori Y yang mengarah pada perilaku orang-orang yang terkait dengan penerapan sistem pengendalian akuntansi dan kejelasan sasaran anggaran. Dalam teori X diketahui bahwa seseorang berperilaku kurang bertanggung jawab terhadap sistem yang 25 ada, sedangkan dalam teori Y diketahui bahwa seseorang lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. 2.3. Kerangka Pikir Berdasarkan teori dan deskripsi dalam penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti, maka dapat diambil beberapa premis yng kemudian dari premis-premis tersebut akan disimpulkan sehingga dapat dijadikan hipotesis. Adapun premis-premis tersebut adalah : Premis 1 : Kejelasan sasaran anggaran berhubungan secara signifikan dengan kinerja manajerial. Suhartono dan Solichin, 2006: 3 Premis 2 : Terdapat hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja dalam konteks pemerintah daerah. Suhartono dan Solichin, 2006: 3 Premis 3 : Kejelasan sasaran anggaran memiliki hubungan yang signifikan dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Suhartono dan Solichin, 2006: 3 Premis 4 : Adanya sasaran anggaran yang jelas, maka akan mempermudah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Suhartono dan Solichin, 2006: 6 Premis 5 : Pencapaian kinerja akan dapat meningkat dengan menggunkaan sistem pengendalian akuntansi. Pencapaian 26 kinerja yang meningkat karena digunakannya sistem pengendalian akuntansi akan menunjukkan seberapa besar kinerja keuangan, operasional dan manajerial pada suatu organisasi. Darma, 2005: 2 Premis 6 : Pengendalian akuntansi berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Widjayanto, 2005: 3 Premis 7 : Sistem pengendalian yang digunakan dalam organisasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja organisasi Widjayanto, 2005: 38 Premis 8 : Adanya motivasi dan sanksi yang tegas, akan membuat manajer lebih bertanggung jawab dalam mencapai tujuan organisasi. Toha, 2003: 241 Gambar 2 : Diagram Kerangka Berpikir Kejelasan Sasaran Anggaran X I Sistem Pengendalian Akuntansi Kinerja Manajerial Y Teknik Analisis Regresi Linier Berganda

2.4. Hipotesis

1. Diduga bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Gold Coin Indonesia Surabaya. 2. Diduga bahwa sistem pengendalian akuntansi berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Gold Coin Indonesia Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kinerja Manajerial Y. Sedangkan variabel bebasnya adalah Sistem Kejelasan Sasaran Anggaran X 1 , Sistem Pengendalian Akuntansi X 2 . Konsep dan definisi operasional setiap variabel dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah 1. Variabel Bebas X a. Kejelasan Sasaran Anggaran X 1  Kejelasan sasaran anggaran didefinisikan sebagai gambaran keluasan anggaran yang dinyatakan secara jelas dan spesifik, serta dimengerti oleh pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap pencapaiannya. b. Sistem Pengendalian Akuntansi X 2  Sistem pengendalian akuntansi didefinisikan sebagai suatu sistem yang menggunakan informasi akuntansi dalam pengendaliannya. 2. Variabel Terikat Y  Kinerja Manajerial didefinisikan sebagai tingkat kecakapan manajer dalam melaksanakan aktivitas manajemen yang meliputi 27

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial Di Perusahaan Panin Sekuritas

9 80 79

Pengaruh kejelasan sasaran anggaran, struktur desentralisasi dan locus of control terhadap kinerja manajerial

0 17 14

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, DAN SISTEM PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DAERAH

1 4 109

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, PARTISIPASI ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN SISTEM PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

0 5 98

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Publik, dan Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero)

2 30 142

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, BUDAYA ORGANISASI, PENGENDALIAN AKUNTANSI, SISTEM PELAPORAN, DAN MOTIVASI KERJA Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Budaya Organisasi, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan, Dan Motivasi Kerja Terhadap Akuntabili

0 4 12

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, BUDAYA ORGANISASI, PENGENDALIAN AKUNTANSI, SISTEM PELAPORAN, Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Budaya Organisasi, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan, Dan Motivasi Kerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

0 3 18

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PENGENDALIAN AKUNTANSI, SISTEM PELAPORAN, DAN MOTIVASI KERJA Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan, Dan Motivasi Kerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Ka

0 3 13

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PENGENDALIAN AKUNTANSI, SISTEM PELAPORAN, DAN MOTIVASI KERJA Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan, Dan Motivasi Kerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Ka

3 7 14

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN SISTEM PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GOLD COIN INDONESIA SURABAYA

0 1 19