3. Koefisien regresi X
2
sebesar -0,096 berarti variabel Sistem Pengendalian Akuntansi X
2
memiliki pola hubungan yang negatif dengan kinerja manajerial yaitu setiap kenaikan satu satuan Sistem Pengendalian
Akuntansi X
2
maka kinerja manajerial akan mengalami penurunan sebesar 0,096 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan.
Model regresi
linier berganda
di atas adalah cocok atau sesuai untuk
menerangkan pengaruh variabel Kejelasan Sasaran Anggaran X
1
dan Sistem Pengendalian Akuntansi X
2
terhadap kinerja manajerial Y, hal ini dapat dilihat dari nilai F
hitung
yang dihasilkan yaitu sebesar 4,121 dengan tingkat signifikan dibawah 5 sig = 0,041.
Berdasarkan nilai koefisien determinasi R
2
yaitu sebesar 0,388 berarti besarnya pengaruh variabel Kejelasan Sasaran Anggaran X
1
dan Sistem Pengendalian Akuntansi X
2
terhadap kinerja manajerial Y sebesar 38,8 sedangkan sisanya sebesar 61,2 dijelaskan oleh variabel
lain diluar model. Nilai
korelasi ganda
R yang dihasilkan sebesar 0,623 artinya
variabel Kejelasan Sasaran Anggaran X
1
dan Sistem Pengendalian Akuntansi X
2
memiliki korelasi ganda yang cukup kuat dengan kinerja manajerial Y yaitu sebesar 62,3.
Berdasarkan nilai
r
2 parsial
menunjukkan bahwa variabel kejelasan sasaran anggaran memiliki pengaruh relatif lebih besar terhadap kinerja
manajerial dibandingkan dengan variabel sistem pengendalian akuntansi
yaitu sebesar 37,3. Sedangkan pengaruh variabel sistem pengendalian akuntansi terhadap kinerja manajerial hanya 0,8.
4.4. Uji Hipotesis
Sesuai dengan hasil uji F, nilai R
2
dan nilai R yang didapat dapat disimpulkan bahwa Kejelasan Sasaran Anggaran X
1
dan Sistem Pengendalian Akuntansi X
2
secara bersama-saman berpengaruh terhadap kinerja manajerial Y.
Sesuai dengan
nilai r
2 parsial
menunjukkan bahwa variabel kejelasan sasaran anggaran X
1
memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial Y yaitu sebesar 37,3, sehingga hipotesis ke-1 ‘Diduga kejelasan sasaran
anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Gold Coin Indonesia Surabaya’ teruji kebenarannya.
Berdasarkan nilai
koefisien regresinya menunjukkan bahwa pengaruh
variabel kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial adalah negatif yang berarti peningkatan kejelasan sasaran anggaran berdampak
pada penurunan kinerja manajerial. Nilai nilai r
2 parsial
pada variabel sistem pengendalian akuntansi menunjukkan bahwa variabel sistem pengendalian akuntansi tidak
berpengaruh terhadap kinerja manajerial, karena pengaruh variabel sistem pengendalian akuntansi terhadap kinerja manajerial sangat kecil yaitu 0,8,
sehingga hipotesis ke-2 ‘Diduga sistem pengendalian akuntansi berpengaruh
terhadap kinerja manajerial pada PT. Gold Coin Indonesia Surabaya’ tidak teruji kebenarannya.
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian 4.5.1. Implikasi Penelitian
Variabel-variabel kejelasan
sasaran anggaran dan sistem pengendalian akuntansi merupakan bagian dari desain pengendalian manajemen yang
sebenaranya secara formal dibentuk oleh organisasi itu sendiri. Sebagai contoh, sasaran anggaran dapat dibuat lebih jelas dan spesifik, demikian
pula sistem pengendalian akuntansi dapat dibuat lebih banyak. Variabel konsekuensinya dapat berupa kinerja manajerial.
Dengan adanya sasaran anggaran yang jelas akan memudahkan individu untuk menyusun target-target anggaran yang akan berdampak pada
meningkatnya kinerja manajerial dalam perusahaan. Menurut Darma dan Halim 2005: 2 pengelolaan keuangan perusahaan yang dipertanggung
jawabkan kepada atasan tidak lepas dari anggaran yang telah disepakati bersama. Menurut Rosyiardani 2006: 12 sasaran anggaran yang
dirumuskan haruslah jelas dan spesifik tidak hanya berhubungan dengan kesepakatan tujuan yang telah dirumuskan tetapi juga berhubungan dengan
pencapaian tujuan dan kepuasan kerja. PT. Gold Coin Indonesia Surabaya telah memiliki sasaran
anggaran yang jelas dan spesifik, namun kejelasan sasaran anggaran tersebut malah berdampak pada penurunan kinerja manajerial. Menurut McGregor,