Pembahasan Pengaruh biopestisida campuran daun mengkudu (Morinda citrifolia) dan daun tembakau (Nicotiana tabacum L.) pada konsentrasi berbeda terhadap mortalitas belalang kembara (Locusta Migratoria)

4. Siklus hidup belalang

Siklus hidup belalang melalui tahap telur, larva, serangga dewasa. Belalang yang digunakan dalam penelitian ini berada dalam tahap serangga dewasa. Tujuan penggunaan dari serangga dewasa agar belalang kembara mudah beradaptasi dengan lingkungan baru sehingga belalang tidak mati sebelum diberikan perlakuan. Jika harus mengembangbiakan belalang akan menghabiskan waktu yang cukup lama sampai menjadi tahap dewasa karena masa telur menjadi larva dibutuhkan waktu 30-50 hari. Menurut Sudarsono 2008 belalang memiliki sifat cenderung untuk memberntuk kelompok yang besar dan suka berpindah-pindah migrasi. Perilaku makan belalang kembara dewasa biasanya diwaktu hinggap pada sore hari hingga pagi hari sebelum terbang. Berdasarkan perilaku belalang inilah pemberian makan serta perlakuan dilakukan pada pagi. Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data pada sore hari. Belalang yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari alam, sehingga usia yang digunakan berbeda-beda. Menurut Sudarsono 2008 usia belalang dewasa mencapai 50 hari. Oleh sebab itu kematian belalang dapat juga disebabkan oleh siklus hidup dari belalang tersebut. Proses pembuatan biopestisida ini tidak terlalu rumit, hanya melakukan perendaman bahan utama dengan air lalu memisahkan antara air yang digunakan sebagai pelarut dengan bahan baku. Namun, ada hal yang harus diperhatikan selama pembuatan biopestisida yaitu wadah yang digunakan untuk perendaman harus bersih lalu menutup rapat wadah yang digunakan sebagai media perendaman, serta menghindari sinar matahari secara langsung karena dapat merusak kandungan biopestisida. Bahan dasar pembuatan biopestisida yang berupa daun mengkudu dan daun tembakau didapat dari kebun farmasi dan kebun penelitian biologi Universitas Sanata Dharma. Penyemprotan dan pengambilan data dilakukan selama 10 hari. Penyemprotan dilakukan setiap pagi dan pengambilan data dilakukan pada sore hari, hal ini dimaksudkan agar pada penyeprotan terdapat sedikit angin sehingga setiap perlakuan sesuai dengan konsentrasinya masing-masing yang telah disesuaikan sebelumnya yakni ekstrak daun mengkudu dan daun tembakau sebanyak 10 20 dan 30 serta kontrol berupa air. Sedangkan pengambilan data dilakukan pada sore hari dikarenakan memberikan jeda waktu agar senyawa karsinogen dapat bereaksi didalam tubuh hama belalang yang telah disemprotkan. Pengambilan data dilakukan setiap hari untuk mengurangi efek kematian yang disebabkan oleh faktor lain. Adapun faktor-faktor lain yang harus diperhatikan untuk menjaga kelangsungan hidup belalang yang diberi perlakuan adalah pemberian makan yang berupa sayuran hijau segar dan mengatasi suhu sekitar tempat penelitian yaitu dengan cara melakukan penyiraman menggunakan air pada daerah sekitar sangkar belalang. Pemberian makan dilakukan pada setiap pagi dan sore hari karena apabila terlambat dalam pemberian makan belalang kembara akan menjadi kanibal dalam arti memakan belalang lain. Sedangkan penyemprotan air dilakukan pada siang hari agar menjaga kondisi suhu tidak terlalu panas karena suhu yang tinggi dapat membuat belalang stres dan kemudian mati. Sebelum dilakukan penelitian perlu diadakan aklimatisasi agar membuat hama belalang menjadi terbiasa dengan tempat tinggal barunya, pada penelitian ini telah dilakukan proses aklimatisasi selama 10 hari. Selama dilakukan penelitian, peneliti mengamati efek dari senyawa kimia yang telah disemprotkan kepada hama yaitu terjadi kaku lalu kejang beberapa saat setelah dilakukan penyeprotan pada tubuh hama belalang. Sesuai dengan ulasan tinjauan pustaka efek samping dari kandungan nikotin dan tanin yang dapat merusak sistem syaraf dan perubahan perlakuan pada serangga Megadomani, 2006.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan diantaranya : 1. Tidak setaranya usia belalang. 2. Terdapat gangguan dari faktor luar yaitu suhu dan semut. 3. Proses penghancuran daun yang dimana seharusnya dihaluskan namun hanya dicincang.

D. Rancangan Penerapan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran

Hasil penelitian pemberian konsentrasi biopestisida dari daun mengkudu Morinda citrifolia dan daun tembakau Nicotiana tabacum L. terhadap serangga belalang kembara Locusta migratoria dapat digunakan sebagai bahan ajar untuk pembelajara Biologi SMA kelas X pada materi perubahan lingkungan dan daur ulang limbah. Aplikasi dalam materi perubahan lingkungan dan daur ulang limbah adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan pencemaran lingkungan yang lebih menekankan pada pencemaran air. Penelitian ini didasarkan pada ketersediaan bahan baku serta efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida kimia. Dalam penelitian ini diharapkan siswa dapat mengetahui efek samping dari penggunaan pestisida kimia dan pembuatan biopestisida agar dapat mengurangi dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait dengan penelitian yang telah dilakukan adalah kurikulum 2013. Kompetensi dasar KD yang digunkan adalah : 3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan. 4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Secara statistik pemberian biopestisida berbahan dasar daun mengkudu dan daun tembakau dapat mempengaruhi kelangsungan hidup belalang. 2. Berdasarkan hasil uji deskriptif yang paling mempengaruhi pada kelangsungan hidup hama belalang ialah pada konsentrasi 30 .

B. Saran

1. Apabila ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan hama belalang sebaiknya dilakukan pengembangbiakan belalang terlebih dahulu agar dapat mengetahui kesetaraan umur pada belalang. Hal ini dimaksudkan supaya lebih mengetahui keefektifitasan biopestisida tersebut. 2. Uji efektifitas biopestisida berbahan dasar daun mengkudu dan daun tembakau ini sebaiknya menggunakan rentang range konsentrasi yang lebih jauh misal 20, 50 dan 75. Hal ini di maksudkan agar terlihat adanya beda nyata antara setiap perlakuan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Daftar Pustaka Ajad, A., 2015, Tosisitas Ekstrak Daun Sirsak Annona muricata L. terhadap mortalitas ulat grayak dalam http:www.academia.edu6193761toksisitas- ekstrak-daun-sirsakannona-muricataterhadap-mortalitas-ulat-grayak . Diakses pada tanggal 19 September 2016 Cahyono, Bambang., 1998, Tembakau, Budidaya dan Analistis Tani. Kanisius, Yogyakarta. Erniwati. 2003. Belalang Orthoptera dan kekerabatannya. Di dalam: Amir M, Kahono S ed.. Serangga Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat. Biodiversity Conservation Project. Fiedler, I. dan Bayard., 1997, Emerald Green and Scheele’s, Oxford University press diterjemahkan oleh Rosma Hasibuan, Plantaxia, Lampung. Grainge, M. and S.Ahmed., 1988, Handbook Of Plants With Pests Control Properties . John Willey Sons. New diterjemahkan oleh Rosma Hasibuan, Plantaxia, Lampung. Hamim Sudarsono., 2008, Pengaruh Lama Periode Kering dan Intensitas Curah Hujan Terhadap Penetasan Belalang Kembara Lacusta migratoria manilensis Meyen . Jurnal . Jurnal HPT Tropika. ISSN 1411-7525. Vol 8, No 2:117-122. Hasibuan, Rosma., 2015 , Insektisida Organik Sintetik dan Biorasional , Plantaxia, Lampung. Herawati, Ratna., 2010, Ekstrak daun Sirih Piper Betle L. Sebagai Insektisida Nabati Untuk Membasmi Larva Nyamuk Aedes Aegypti L. , Skripsi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta Kardinan, A., 2004, Pestisida Nabati . Penebar Swadaya, Jakarta. Liptan., 2004, Teknologi Sederhana Pembuatan Biopestisida , Departemen Pertanian BPTP Yogyakarta, Yogyakarta. Mangoting, D., I. Irawan dan S. Abdullah., 2005, Tanaman Lalap Berkhasit Obat. Penebar Swadaya, Jakarta. Megadomani A., 2006, Nikotin Antara Bahaya dan Kesehatan . Erlangga, Jakarta. Poerba, Tika., 2003, Efektifitas Daun Tembakau Nicotiana tobacum Sebagai Insektisida Hayati Dalam Membunuh Lalat Rumah Musca domestica , Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pracaya., 2007, Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Secara Organik , Kanisius, Yogyakarta. Ramulu, U.S. Sree., 1979 , Chemistry Of Insecticides and Fungisides . Oxford IBH Publishing Co. New Delhi diterjemahkan oleh Rosma Hasibuan, Plantaxia, Lampung. Santoso., 2013, Menguasai SPSS 21 di Era Informasi , Gramedia, Jakarta. Subiyakto., 1991, Pestisida , Kanisius, Yogyakarta Surtikanti., 1981, Hotikultura. Majalah Ilmiah Populer LPH dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta. Susilowati, Eka Yuni., 2006, IDENTIFIKASI NIKOTIN DARI DAUN TEMBAKAU Nicotiana tabacum KERING DAN UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN TEMBAKAU SEBAGAI INSEKTISIDA PENGGEREK BATANG PADI Scirpophaga innonata, Skripsi. Universitas Negeri Semarang, Semarang. Taboy, Yoakim L., 2015, Pengaruh Pemberian pestisida dari umbi gadung Dioscorea hispida dennst , daun nimba Azadirachta indica A. jus dan daun tembakau Nicotiana tabacum terhadap hama dan penyakit tanaman cabai Capsicum annuum, skipsi . Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Tanujaya., 2013. Penelitian Percobaan. Rosda, Bandung. Tarumingkeng., 2008, Pestisida dan Penggunaannya. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Untung, Suwaryono., 2009, Biopestisida. Penebar Swadaya, Jakarta. Yunita, A.e., H.H. Suprapti, J.W Hidayat., 2009, Pengaruh ekstrak daun Teklan Terhadap Mortalitas dan Perkembangan Larva, Jurnal, Universitas diponogoro, Semarang Vol. 11, no 1