5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Biopestisida
Biopestisida terdiri dari tiga suku kata, yaitu
bio, pest
dan
sida
.
Bio
artinya hidup.
Pest
berarti hama atau organisme pengganggu yang dapat berupa penyakit atau bahkan menyebabkan kematian.
Sida
artinya pembunuh. Jadi biopestisida dapat diartikan sebagai semua bahan hayati yang dapat digunakan untuk memusnahkan
hama dan penyebab penyakit pada manusia, hewan dan tanaman. Biopestisida memiliki banyak jenisnya yaitu sesuai dengan target sasaran organisme pengganggu
dan penyebab penyakit. Namun pestisida yang banyak digunakan dalam keseharian yaitu kelompok herbisida, fungisida dan insektisida.
Cakupan biopestisida sangat luas, yaitu mencakup semua organisme hidup yang dapat difungsikan sebagai agen pengendali hayati hama dan penyakit. Sementara
jenis atau macamnya disesuaikan dengan sasaran target organisme pengganggu. Misalnya untuk jamur yang berlaku sebagai hama pada tanaman disebut fungisida
untuk hama siput disebut biomolusksida, untuk gulma pengganggu disebut bioherbisida sedangkan untuk hama serangga disebut bioinsektisida. Namun
biopestisida yang sering ditemukan untuk mengatasi sumber gangguan pada usaha- usaha budidaya pertanian adalah biofungisida, bioherbisida dan bioinsektisida.
Suwaryono, 2009 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Biofungisida
Biofungisida adalah semua jenis organisme hidup yang dapat digunakan untuk mengendalikan jamur yang berperan sebagai hama atau penyebab penyakit
pada tanaman, hewan dan manusia. Penyakit yang dominan pada tanaman budidaya disebabkan oleh jamur ialah penyakit yang dapat mengakibatkan busuk pada akar
atau pangkal batang tanaman. Berbeda dengan bioinsektisida pengembangan biofungisida lebih banyak
dilakukan oleh para ahli di bidang penyakit tanaman. Cara pengendalian jamur patogen dengan menggunakan jamur parasitik dikenal dengan biofungisida atau
mikrobial fungisida berbahan aktif jamur. Salah satu contoh jenis mikroba yang menguntungkan untuk pengendalian hayati jamur patogen adalah jamur
Trichoderma sp.
untuk pengendalian hayati jamur patogen yang terdapat di dalam tanah atau diistilahkan dengan jamur tular tanah. Rosma, 2015
2. Bioherbisida
Bioherbisida ditujukan untuk pengendalian gulma atau tanaman pengganggu. Gangguan yang dimaksud pada umumnya karena faktor kompetisi akan kebutuhan
hidup. Gulma umumnya mampu hidup pada kondisi lingkungan kritis dan cepat berkembang pada habitat yang subur. Selain itu, gulma juga mampu menghasilkan
cairan tertentu untuk mematikan tanaman lain atau tanaman yang dibudidayakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengendalian gulma secara konversional pada konsep ―prae dan predator‖ telah dilakukan yaitu dengan menggunakan jenis serangga penggerek. Misalnya yang
dilakukan di Afrika Selatan untuk memberantas gulma
Sesbania punica.
C dengan
melepaskan serangga jenis
Trichapion lativentre.
Pengendalian gulma dengan menggunakan serangga di padang rumput, karena banyak faktor ekologi lingkungan
yang berpengaruh. Kebalikan dengan biofungisida, mikroorganisme yang digunakan untuk bioherbisida justru mikroorganisme yang bersifat patogen terhadap tanaman
sebagai pengendali hayati gulma. Mikroorganisme yang dipilih dan dikembangkan sudah tentu spesifik target tiap jenis gulma. Penggunaan mikroorganisme patogen
sebagai herbisida karena banyak mikroorganisme patogen pada tanaman bersifat inang spesifik. Penggunaan mikroorganisme patogen ini diketahui mampu
memusnahkan gulma dengan baik. Suwaryono, 2009
3. Insektisida
Insektisida adalah zat kimia dan bahan lain serta jasad renik, serta virus yang digunakan untuk memberantas atau mencegah binatang serangga seperti lalat, kecoa
dan nyamuk. yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Sekalipun insektisida sebagai bahan beracun yang memiliki potensi menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia, namun penggunaan insektisida masih tetap tinggi. Hal ini disebabkan karena insektisida mempunyai kelebihan kelebihan antara
lain: a dapat diaplikasi dengan mudah hampir pada semua tempat dan waktu, b hasilnya dapat dirasakan dalam waktu yang relatif singkat, c dapat diaplikasikan