Pengendalian gulma secara konversional pada konsep ―prae dan predator‖ telah dilakukan yaitu dengan menggunakan jenis serangga penggerek. Misalnya yang
dilakukan di Afrika Selatan untuk memberantas gulma
Sesbania punica.
C dengan
melepaskan serangga jenis
Trichapion lativentre.
Pengendalian gulma dengan menggunakan serangga di padang rumput, karena banyak faktor ekologi lingkungan
yang berpengaruh. Kebalikan dengan biofungisida, mikroorganisme yang digunakan untuk bioherbisida justru mikroorganisme yang bersifat patogen terhadap tanaman
sebagai pengendali hayati gulma. Mikroorganisme yang dipilih dan dikembangkan sudah tentu spesifik target tiap jenis gulma. Penggunaan mikroorganisme patogen
sebagai herbisida karena banyak mikroorganisme patogen pada tanaman bersifat inang spesifik. Penggunaan mikroorganisme patogen ini diketahui mampu
memusnahkan gulma dengan baik. Suwaryono, 2009
3. Insektisida
Insektisida adalah zat kimia dan bahan lain serta jasad renik, serta virus yang digunakan untuk memberantas atau mencegah binatang serangga seperti lalat, kecoa
dan nyamuk. yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Sekalipun insektisida sebagai bahan beracun yang memiliki potensi menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia, namun penggunaan insektisida masih tetap tinggi. Hal ini disebabkan karena insektisida mempunyai kelebihan kelebihan antara
lain: a dapat diaplikasi dengan mudah hampir pada semua tempat dan waktu, b hasilnya dapat dirasakan dalam waktu yang relatif singkat, c dapat diaplikasikan
dalam areal yang luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi daya racun insektisida adalah cara masuknya insektisida kedalam tubuh organisme target atau bagaiana
serangga hama terpapar dengan insektisida. Berdasarkan cara masuknya racun ke dalam tubuh serangga hama, insektisida dibagi menjadi tiga golongan: 1 racun
lambung perut, 2 racun kontak, 3 racun pernapasan. Fiedler and Bayard, 1997 Racun lambung atau perut adalah insektisida yang membunuh serangga sasaran
dengan cara masuk ke sistem pencernaan melalui alat mulut bersamaan dengan makanan yang mereka makan. setelah masuk ke oragan pencernaan serangga, racun
insektisida diserap dinding usus kemudian ditranslokasikan ke tempat sasaran yang mematikan sesuai dengan jenis bahan aktif insektisida tersebut. Rosma, 2015
Racun kontak adalah insektisida yang masuk ke dalam tubuh serangga melalui integumen. Insektisida golongan ini akan menyebabkan serangga target terbunuh
apabila terkena langsung dengan insektisida tersebut. Oleh karena itu, insektisida harus diaplikasikan langsung pada integumen serangga. Rosma, 2015
Racun pernapasan adalah insektisida yang masuk ke dalam tubuh serangga melalui sistem pernapasan serangga. Insektisida racun pernapasan dapat terhirup
melalui lubang pernapasan serangga. Insektisida pernapasan diformulasikan sedemikian rupa hingga memiliki bentuk partikel mikro yang melayang di udara.
Serangga akan mati apabila menghirup partikel mikro insektisida tersebut dalam jumlah yang cukup. Kebanyakan racun pernapasan berupa gas, asap maupun uap.
Rosma, 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI