Binge drinking LANDASAN TEORITIS

penyebaran identitas. Beberapa peneliti mencoba membedakan apakah remaja putri dan putra mengambil jalur yang berbeda dalam membentuk identitas dan memperoleh jawaban bahwa meskipun beberapa peneliti menyatakan bahwa harga diri remaja putri cenderung turun di masa remaja, tetapi penelitian terbaru tidak mendukung adanya penemuan tersebut. ii. Seksualitas Aktivitas seksual remaja meliputi risiko kehamilan dan infeksi menular seksual. Masa remaja merupakan masa ketika terdapat risiko terbesar bagi yang memulai aktivitas seksual lebih awal, memiliki lebih dari satu pasangan, dan tidak menggunakan alat kontrasepsi, serta kurang informasi akan penyakit yang disebabkan oleh hubungan seksual. iii. Hubungan dengan Keluarga, Sebaya, dan Kelompok Sosial Orang Dewasa Meskipun hubungan antara remaja dan orangtua tidak selalu mudah, pemberontakan remaja yang berlebihan adalah hal yang luar biasa. Kebanyakan remaja mengalami masa transisi yang mulus. Akan tetapi, bagi sebagian remaja hal ini terlihat sebagai sebuah kesulitan dan dapat memprediksikan mereka masa dewasa yang sulit. Remaja menghabiskan banyak waktu dengan teman sebayanya, yang kemudian akan mempengaruhi hubungan mereka dengan orangtua. Konflik dengan orangtua cenderung menjadi besar selama masa remaja awal dan hubungan dengan saudara cenderung menjadi lebih berjarak. Pengaruh kelompok sebaya merupakan faktor kuat di awal masa remaja. Struktur kelompok sebaya menjadi lebih terelaborasi, mengikutsertakan geng, dan kerumunan, begitu juga persahabatan. Persahabatan, terutama di antara remaja putri menjadi lebih intim, stabil, dan suportif. Selain itu, hubungan romantis memenuhi beragam kebutuhan dan berkembang sesuai usia dan pengalaman. iv. Perilaku Antisosial dan Kenakalan Remaja Kenakalan yang parah umumnya merupakan cabang dari serangan dini antisosial. Hal ini dihubungkan dengan interaksi yang beragam, faktor-faktor risiko, termasuk pengasuhan yang tidak efektif, kegagalan di sekolah, teman sebaya dan pengaruh lingkungan sekitar, dan rendahnya status sosial ekonomi. Masa remaja dianggap sebagai masa dimana individu berusaha menemukan jati diri. Remaja yang berusaha menemukan identitas dirinya dihadapkan pada situasi yang menuju pada kemampuan untuk menyesuaikan diri bukan hanya terhadap diri sendiri, namun juga pada lingkungannya, apalagi para remaja yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang berada di luar wilayah asalnya, atau dengan kata lain, disebut sebagai mahasiswa perantau Hutapea, 2006.