Hubungan Dimensi Extraversion dan Opennes to Experience dalam

Remaja 1. Perkembangan fisik 2. Perkembangan kognitif 3. Perkembangan sosioemosional Dimensi Extraversion rendah Remaja cenderung menarik diri dari pergaulan sosial, tidak mudah terpengaruh teman sebaya, pasif dan kurang dapat mengekspresikan emosi Kecenderungan remaja melakukan cyberbullying rendah Agresi verbal rendah Gambar 2.2 Skema antara dimensi openness to experience dengan kecenderungan cyberbullying Remaja 1.Perkembangan fisik 2.Perkembangan kognitif 3. Perkembangan sosioemosional Dimensi openness to experience tinggi Remaja cenderung kreatif, eksploratif namun kurang memiliki kontrol diri , memiliki sensitivitas tinggi, bergairah,ekspresif dan impulsif Kecenderungan remaja melakukan cyberbullying Agresi verbal tinggi Remaja 1.Perkembangan fisik 2.Perkembangan kognitif 3. Perkembangan sosioemosional Dimensi openness to experience rendah Remaja cenderung tidak kreatif, patuh pada aturan, dan bertindak sesuai dengan norma baik dan tidak baik Kecenderungan remaja melakukan cyberbullying rendah Agresi verbal rendah 43

F. Hippotesis

Berdasarkan uraian tersebut hipotesis yang peneliti ajukan adalah : 1. Ada hubungan antara dimensi extraversion dengan kecenderungan remaja melakukan cyberbullying. Semakin tinggi skor extraversion maka akan memunculkan kecenderungan remaja melakukan cyberbullying . 2. Ada hubungan antara dimensi openness to experience dengan kecenderungan remaja melakukan cyberbullying. Semakin tinggi skor openness to experience maka akan memunculkan kecenderungan remaja melakukan cyberbullying 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi dari satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi Sangadji, 2010. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yaitu cyberbullying dan dimensi kepribadian big five yaitu extraversion dan openness to experience.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : dimensi extraversion dan openness to experience dalam kepribadian big five 2. Variabel tergantung : cyberbullying

C. Definisi Operasional

1. Cyberbullying Cyberbullying adalah bentuk dari tindakan bullying yang menggunakan media elektronik dan alat komunikasi dan informasi seperti telepon seluler, email, chat rooms, blogs, game online, media sosial maupun pesan singkat yang digunakan oleh seseorang maupun kelompok secara sengaja, terus menerus atau berulang dengan tujuan mengganggu atau menyakiti orang lain. Cyberbullying tersebut diungkap dengan menggunakan skala kecenderungan menjadi pelaku cyberbullying dengan aspek yang merujuk pada sifat bullying yaitu intimidasi, power, dan kontinuitas yang kemudian disesuaikan dengan berbagai macam media elektronik dan komunikasi yang digunakan sehingga dapat menilai praktik cyberbullying . Skala dalam penelitian ini menggunakan skala terpakai cyberbullying Mawardah 2012. Semakin besar skor yang didapat maka tingkat kecenderungan melakukan tindakan cyberbullying semakin tinggi dan begitu sebaliknya. 2. Kepribadian Big Five Kepribadian big five merupakan kepribadian yang memuat lima faktor kepribadian manusia yaitu Agreeableness, Extraversion, Neurotisicm, Openness to Experience dan Conscientiousnes. Kepribadian big five diungkap dengan menggunakan skala Kepribadian big five yang mengacu dari IPIP the International Personality Item Pool. Semakin besar skor yang didapat maka semakin cenderung tinggi seseorang memiliki faktor kepribadian big five tersebut .

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah remaja dengan batasan usia 12-18 tahun dan telah menggunakan telepon seluler ataupun internet sekurang-kurangnya satu tahun. Menurut hasil penelitian, remaja dan anak muda pada rentang usia tersebut cenderung mudah terlibat dalam tindakan cyberbullying Price Dalgleish, 2010. Selain itu, pengguna internet yang mayoritas menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan orang lain 91 diantaranya didominasi oleh remaja Amanda Lenhart, 2012. Oleh karena itu peneliti mengambil subyek penelitian pada kategori remaja.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah skala cyberbullying yang disusun menggunakan metode likert. Skala ini merupakan skala terpakai dari Mawardah 2012. Hal ini peneliti lakukan karena alat ukur tersebut sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin peneliti lihat dalam penelitian ini serta alat ukur tersebut telah memenuhi kriteria alat ukur yang baik. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang mampu memberikan informasi yang dapat dipercaya dan telah memenuhi beberapa criteria yaitu reliable, valid, standar, ekonomis dan praktis Azwar, 2009. Selain itu, dalam penelitian ini juga menggunakan skala kepribadian big five yang mengadaptasi dari IPIP the International Personality Item Pool . Skala kepribadian big five ini disusun oleh R. Goldberg. 1. Skala cyberbullying Skala cyberbullying terdiri dari 47 pertanyaan dengan menggunakan 5 pilihan respon yaitu SL selalu, SR sering, KD kadang-kadang, JR jarang, dan TP tidak pernah. Semua pernyataan terdiri dari 25 pernyataan favorable dan 22 pernyataan unfavorable. Tabel 3.1 Penilaian skor jawaban favorable dan unfavorable Pilihan jawaban Skor Favorable Unfavorable SL TP 4 SR JR 3 KD KD 2 JR SR 1 TP SL Tabel 3.2 Komponen skala cyberbullying Aspek Nomor aitem Total Favorable Unfavorable Intimidasi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32 17 36 Power 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39 14 30 Kontiunitas 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47 16 34 Total 47 100 2. Skala Kepribadian Big Five Skala big five yang digunakan mengadaptasi dan memodifikasi dari International Personality Item Pools IPIP yang dirancang oleh R. Goldberg. Skala ini dirancang dan dipublikasikan untuk memudahkan setiap peneliti dalam mengakses skala, mengadministrasikan dan skoring. Skala big five dari Goldberg ini telah