Menurut Abdullah 2005:60, Capital Adequacy Ratio merupakan rasio keuangan bank yang berguna untuk:
Rasio yang membandingkan antara jumlah modal bank dengan seluruh aktiva yang dimiliki. Melalui rasio ini akan diketahui
kemampuan menyanggah aktiva bank terutama kredit yang disalurkan dengan sejumlah modal bank. Semakin tinggi rasio ini
semakin besar daya tahan bank dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta yang bermasalah.
Dari pernyataan diatas,Capital Adequacy Ratio CAR merupakan
salah satu rasio perbankan yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada di suatu bank untuk menutup kemungkinan kerugian
didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga.
H. Opini Audit Going Concern
PSAK 30 memberikan pedoman kepada auditor tentang dampak kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
terhadap opini auditor sebagai berikut: 1. Jika auditor yakin bahwa terdapat keraguan mengenai kemampuan
satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas, maka auditor harus:
a. Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang
ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut.
b. Menetapkan kemungkinan bahwa rencana tersebut secara efektif
dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
2. Jika manajemen tidak memiliki rencana untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa terhadap kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka auditor mempertimbangkan untuk memberikan peryataan tidak memberikan
pendapat disclaimer opinion 3. Jika manajemen memiliki rencana untuk mengurangi dampak
kondisi dan peristiwa tersebut diatas, maka auditor menyimpulkan berdasarkan pertimbangannya atas efektivitas rencana tersebut,dan:
a. Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut tidak efektif,
maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat disclaimer opinion.
b. Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut efektif dan
klien mengungkapkan keadaan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan, maka auditor menyatakan pendapat wajar tanpa
pengecualian unqualified opinion. c.
Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut efektif , tetapi klien tidak mengungkapkan keadaan tersebut dalam catatan atas
laporan keuangan, maka auditor menyatakan pendapat tidak wajar adverse opinion.
I. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Seperti yang telah dikemukan pada latar belakang, penelitian ini berbentuk replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Hani, Cleary dan
Universitas Sumatera Utara
Mukhlasin, seperti yang dimuat dalam Simposium Nasional Akuntansi VI di Surabaya 16-17 Oktober 2003. Pada penelitian yang berjudul Going Concern dan
Opini Audit: Suatu Studi Pada Perusahaan Perbankan; Hani Cleary dan Mukhlasin menggunakan 6 rasio keuangan sebagai proksi going concern sebuah perusahaan
perbankan, serta menggunakan opini audit sebagai dummy variabel. Sampel yang digunakan adalah bank-bank yang terdaftar di BEJ pada periode 1995-1997. Hasil
penelitian Hani,Cleary dan Mukhlasin, menemukan bahwa hanya 3 variabel yang berpengaruh terhadap opini audit, yaitu Quick Ratio,Interest Margin of Loans dan
Return on Assets, sedangkan 3 variabel lagi yaitu Banking Ratio,Capital Ratio serta CAR tidak berpengaruh terhadap opini audit. Kesimpulan yang didapatkan
dari penelitian Hani, Cleary dan Mukhlasin adalah rasio keuangan tidak dapat dijadikan alat ukur yang pasti untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan,
melainkan hanya dapat menjadi alat bantu dalam pengukuran kesehatan perusahaan, khususnya perusahaan perbankan dalam penelitian tersebut.
Peneliti tertarik untuk melakukan replikasi terhadap penelitian tersebut untuk membuktikan apakah penelitian sebelumnya tersebut masih relevan
dengan kondisi pada saat ini. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998,perubahan peraturan BI, inflasi, penggabungan BEJ dan BES mungkin saja
mempengaruhi perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada saat ini, sehingga hasil penelitian ini dapat berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh
Hani,Cleary dan Mukhlasin.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan opini audit seperti yang dirangkum dari penelitian Eko,Indira dan Faisal, yang dimuat dalam
Simposium Nasional Akuntansi 9 di Padang, antara lain:
Tabel 2.1 : Penelitian-Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Sampel Variabel
Alat Analisis
Hasil Penelitian 1
Mutchler 1985
119 perusahaan
manufaktur 6 rasio
keuangan Diskriminan
Berganda LTDTA,NWTL dan
TLTA berpengaruh signifikan terhadap
GCAR 2
Chen dan Church
1992 127
perusahaan 6 rasio
keuangan dan status default
hutang Regresi
Logistik Variabel keuangan
merupakan indikator penting untuk
memprediksi GCAR 3
Manao dan Nursetyo
2002 55
perusahaan 6 rasio
keuangan Paired
Sampled t- test
Rasio keuangan auditee yang diaudit
oleh KAP Big 5 lebih baik daripada yang
diaudit oleh non Big 5 4
Petronela 2004
141 perusahaan
2 rasio keuangan
Diskriminan Berganda
Return on Assets berpengaruh
signifikan terhadap GCAR
5 Ramadhany
2004 86
perusahaan manufaktur
1 variabel keuangan dan
5 variabel non
keuangan Regresi
Logistik Status default hutang,
kondisi keuangan dan opini audit tahun
sebelumnya berpengaruh
signifikan terhadap GCAR
6 Setyarno
2006 59
perusahaan manufaktur
5 rasio keuangan dan
3 variabel non
keuangan Regresi
Logistik Rasio Likuiditas dan
opini audit tahun sebelumnya
berpengaruh signifikan terhadap
GCAR
7 Eko, Indira
dan Faisal 2006
295 perusahaan
2 rasio keuangan dan
2 variabel non
keuangan Regresi
Logistik Kondisi keuangan
perusahaan dan opini audit tahun
sebelumnya berpengaruh
signifikan terhadap GCAR
Sumber: Eko, Indira dan Faisal,SNA IX,Padang
Universitas Sumatera Utara
Penelitian lain dilakukan oleh Iskak 1998 menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukannya mengetengahkan krisis ekonomi sebagai latar
belakang pembahasan dan tanggung jawab auditor independen dalam menilai kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kemampuan hidupnya. Lenard,
Alam dan Booth 2000 dalam Journal Decision Sciences DSI,Vol.31,Iss.4 menyatakan bahwa penelitian yang dilakukannya memberikan gambaran dan
pengujian dari fuzzy clustering dan model hybrid yang akan mendukung keputusan yang dibuat oleh auditor pada saat menyelesaikan evaluasi tentang
kelangsungan hidup suatu entitas. Suatu ramalan dimana suatu perusahaan akan bangkrut atau tidak, termasuk dalam salah satu komponen atas keputusan tentang
going concern. Sebagai akibatnya, jika suatu perusahaan dinyatakan dalam kategori bangkrut oleh model keputusan tersebut, hal ini akan membantu auditor
dalam memberikan kepastian opini auditnya tentang kelangsungan hidup perusahaan itu.
Constantinides 2002 dalam jurnalnya seperti yang dikutip dari Hani, Cleary dan Mukhlasin 2003 dari menyatakan bahwa penelitian yang
dilakukannya menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan opini audit going concern dari auditor dan bankir untuk menjelaskan tekanan-tekanan
keuangan yang dihadapi oleh perusahaan klien. Menggunakan data yang didapatkannya, model regresi logistik dikembangkan dengan klasifikasi yang
benar secara keseluruhan sebesar 81,11. Model ini digunakan sebagai indikator ketidakpastian going concern dan kejadian yang menunjukkan invaliditas status
going concern dari tekanan keuangan suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Hall 2002 dalam Journal of Financial Service Professionals,page 13-15 menyatakan bahwa analisa keuangan perusahaan dapat
digunakan untuk mendeteksi kegagalan keuangan yang dapat digambarkan dengan variabel-variabel temuan untuk memisahkan perusahaan yang bangkrut
dengan yang tidak bangkrut. Kleinman dan Anandarajan 1999 dalam Accounting
Horizons,Vol.10,Iss.2,page 51-72, menyatakan bahwa informasi kualitatif yang terbatas sebagai pedoman dalam informasi non-keuangan yang digunakan untuk
memahami keputusan auditor dalam mengeluarkan keputusan audit yang berkaitan dengan going concern maupun yang tidak berkaitan dengan going
concern. Carlson, Glezen dan Benefield 1998 dalam Journal of Business
and Economics,Vol.37,No.3 , menggunakan variabel dummy untuk variabel dependennya yang mewakili ketiadaan informasi audit yang berkaitan dengan
going concern, serta variabel-variabel unexpected earnings, market returns dan 5 rasio keuangan sebagai variabel independen menemukan bahwa pengguna laporan
keuangan menemukan kegunaan opini audit dengan going concern untuk tujuan penilaian perusahaan, karena selama periode penelitian perbedaan penyesuaian
untuk laporan audit dengan going concern dengan non going concern adalah signifikan.
Universitas Sumatera Utara
J. Kerangka Konseptual