BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Audit
Audit berasal dari bahasa latin “audire” yang berarti mendengarkan. Mendengarkan dalam hal ini adalah memperhatikan dan mengamati
pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan oleh penanggungjawab keuangan yakni manajemen perusahaan. Fungsi ini perlahan-lahan berkembang
sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin maju. Orang yang melaksanakan audit tersebut dinamakan pemeriksa keuangan auditor dan tugas yang diemban
oleh auditor dinamakan dengan auditing. Berdasarkan Committee on Basic Accounting Concept-a statement
of basic auditing concept 1991:2, menyatakan pengertian auditing sebagai berikut:
Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluation evidence regarding assertion about economic actions
and events to as certain the degree of correspondance between this assertions and established criteria and communicating the result of
interest users. Pengertian auditing tersebut menyatakan bahwa audit merupakan
suatu proses sistematis yang secara objektif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk
menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan terhadap kejadian ekonomi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya Arens dan Loebbecke 1994:1 menyatakan pengertian auditing sebagai berikut:
Auditing is the process by which a competent, independent person accumulated and evaluates evidence about quantifiable information
related to spesific economic entity for the purpose of determining and reporting on the degree of correspondence between the
quantifiable information and established criteria. Pengertian auditing tersebut maksudnya bahwa auditing adalah
proses yang ditempuh oleh seseorang yang kompeten dan independen agar dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai informasi yang terukur dari
suatu entitas satuan usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Menurut beberapa defenisi diatas, terdapat unsur-unsur penting yang mendasari istilah auditing, yaitu:
1.
Proses sistematik. Auditing merupakan suatu proses sistematik,
yaitu berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur dan jelas tujuannya bagi pengambilan keputusan dan
audit bukan merupakan proses yag tidak terancang dan asal jadi. 2.
Pengumpulan dan pengevaluasian bukti secara objektif.
Audit berkaitan dengan pengumpulan bukti-bukti tentang informasi yang akan mempengaruhi proses keputusan auditor.
Bukti diartikan sebagai semua informasi yang digunakan auditor dalam menentukan kesesuaian informasi yang sedang diaudit
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bukti audit dapat diperoleh dalam berbagai bentuk, seperti pernyataan lisan dari
pihak yang diaudit klien, komunikasi tertulis dengan pihak
Universitas Sumatera Utara
ketiga dan hasil pengamatan auditor. Demi tercapainya sasaran dari kegiatan auditing ini diperlukan bukti-bukti dengan jumlah
dan mutu yang memadai. Proses penentuan jumlah bahan bukti yang diperlukan dan penilaian kelayakan informasi sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan, yang merupakan bagian penting dari audit.
3. Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi. Yang
dimaksud dengan pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan
proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang dalam
bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan. Setiap kali audit dilakukan ruang lingkup pertanggungjawaban auditor harus dinyatakan dengan jelas.
Yang terutama harus dilakukan adalah menegaskan entitas atau satuan usaha yang dimaksud dengan periode waktunya.
4. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Ketika melakukan proses audit, tujuan auditor
adalah menentukan apakah pernyataan pihak yang diaudit sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang
dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan yang berupa proses akuntansi dapat berupa:
a. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan tertentu
Universitas Sumatera Utara
b. Anggaran atau ukuran prestasi pemilik satuan usaha
c. Standar Akuntansi Keuangan SAK
Pada umumnya auditor yang bekerja di instansi pajak, di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPPK, dan Badan
Pemeriksa Keuangan BPK menggunakan kriteria undang- undang, prinsip akuntansi yang berlaku umum dan peraturan-
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara,Badan Uasaha Milik Swasta, serta
instansi pajak yang terkait. Jadi, kriteria yang dipakai dalam suatu audit tergantung kepada tujuan audit yang bersangkutan.
5.
Penyampaian hasil kepada pihak yang berkepentingan.
Penyampaian hasil ini dilakukan dengan secara tertulis dalam bentuk laporan audit audit report yang merupakan
penyampaian hasil-hasil temuan kepada para pemakai laporan. Laporan yang satu dapat berbeda dengan laporan lainnya, tetapi
pada dasarnya semuanya harus mampu menyampaikan kepada pihak yang berkepentingan seberapa jauh tingkat kesesuian dari
informasi yang sedang mereka periksa dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
B. Jenis Audit