BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive di Kabupaten Bener
Meriah. Dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Bener Meriah merupakan daerah penghasil kopi yang cukup potensial karena Kabupaten Bener Meriah
merupakan salah satu daerah yang memiliki luas tanam tanaman kopi dan produksi kopi terbesar di Nangroe Aceh Darussalam. Selain itu, Kabupaten Bener
Meriah juga merupakan kabupaten pecahan dari Kabupaten Aceh Tengah. Tabel 3. Luas Areal dan Komposisi tanaman kopi rakyat di Kabupaten Bener
Meriah No
Kecamatan Luas Ha
Komposisi Tanaman Ha TBM
TM TTM
1 Bukit
2.924,96 144,37
2.072,96 707,63
2 Bandar
5.367,00 227,40
2.641,14 2.498,45
3 Permata
9.147,50 471,47
3.917,25 4.758,78
4 Wih Pesam
2.595,50 187,75
1.786,50 621,25
5 Timang Gajah
8.127,00 104,35
4.983,95 3.038,70
6 Pintu Rime Gayo
6.751,50 207,75
2.941,44 3.602,31
7 Syiah Utama
4.567,55 404,22
996,01 3.176,32
Jumlah 39.490,01
1.747,31 19.339,25
18.403,44
Sumber Data: Dinas Kehutanann dan Perkebunan Kabupaten Bener Meriah 2008
Dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Bener Meriah, dipilihlah Kecamatan
Bandar, Desa Beranun Teleden dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang digunakan adalah berdasarkan informasi primer dari Balai Penelitian Kopi
Gayo dan importir kopi yang menyatakan bahwa Desa Beranun Teleden
18
Kecamatan Bandar sedang mengembangkan kopi arabika organik yang memiliki
produksi yang tinggi dan kualitas kopi yang lebih baik. .
3.2. Metode Pengambilan Sampel
Sampel dalam penelitian adalah petani kopi yang berada di Desa Beranun Teleden Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah. Jumlah sampel yang diambil
adalah 30 petani kopi. Penarikan sampel ditentukan secara acak stratifikasi stratified random sampling. Adapun distribusi populasi dan sampel penelitian
sebagai berikut: Tabel 4. Populasi dan Sampel Petani Kopi di Desa Batang Beranun
Strata Luas Lahan
Jumlah Petani Jumlah Sampel
I 1
6 6
II 1
64 24
Jumlah 70
30
Pengambilan sampel pada strata I diambil seluruhnya karena jumlah sampel sedikit, yaitu berjumlah 6 orang. Hal ini menurut Sugiono 2008 yang
menyatakan bahwa jumlah sampel terlalu kecil, maka sampelnya diambil semua. Pengambilan sampel pada strata II diambil 24 sampel untuk memenuhi jumlah 30
sampel. Besarnya sampel untuk masing masing strata dibagi secara tidak merata disproporsional. Hal ini sesuai dengan Suyanto dan Sutinah 2008 yang
mengatakan bahwa penentuan besar sampel pada masing-masing strata ada dua cara, yaitu proporsional dan disproporsional. Secara disproporsional, penentuan
besarnya sampel dalam setiap strata tidak berdasarkan proporsi masing-masing stratanya.
3.3. Metode Pengumpulan Data