Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan responden atau petani sampel dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga terkait. Tabel 5. Metode Pengumpulan Data No Jenis Data Sumber Data Metode Pengumpulan Data Observasi Wawancara Lain-lain 1 Penentuan Daerah Penelitian Data Sekunder √ 2 Penentuan Sampel Penelitian Responden data primer √ √ 3 Deskripsi Wilayah Penelitian Kantor Camat dara sekunder √ 4 Identitas Responden Responden data primer √ 5 Karakteristik Usahatani Sampel Responden data primer √ √

3.4. Metode Analisis Data

Untuk menganalisis hipotesis 1, digunakan analisis uji beda rata-rata satu pihak untuk menguji perbedaan pencurahan tenaga kerja dalam keluarga dan pencurahan tenaga kerja luar keluarga, yaitu dengan rumus: t h = 2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X + − dimana: X 1 = Rata-rata pencurahan tenaga kerja dalam keluarga X 2 = Rata-rata pencuraran tenaga kerja luar keluarga S 1 2 = Simpangan baku X 1 S 2 2 = Simpangan baku X 2 n 1 = Besar sampel X 1 n 2 = Besar sampel X 2 Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: Jika t h t α; n-2; terima H , tolak H 1 t h t α; n-2; tolak H , terima H 1 Dalam penelitian ini α = 0,05 Sudjana, 2005 Untuk hipotesis 2 dan 3 yaitu perhitungan penentuan tingkat optimasi tenaga kerja yang digunakan pada usahatani kopi Arabika dihitung dari marginal produk yaitu perubahan output sebagai akibat dari perubahan satu satuan input tenaga kerja . Nilai produk marginal NPM adalah perkalian antara produk marginal dengan harga persatuan. Dengan melihat harga input produksi, maka diperoleh tingkat optimasi masing-masing produksi. Tingkat Optimasi = Px NPMx • Jika Px NPMx = 1, maka penggunaan input produksi tersebut sudah optimal. • Jika Px NPMx 1, maka penggunaan input produksi tersebut sudah melebihi optimal dan harus dikurangi. • Jika Px NPMx 1, maka penggunaan input produksi tersebut belum optimal dan harus ditambah. Soekartawi, 2003 Dalam prakteknya, tingkat optimum sempurna jarang ditemukan, makin dekat nilai ke angka satu, maka semakin tinggi tingkat optimasi penggunaan suatu input dalam proses produksi Tarigan, 2007 Definisi dan Batasan Operasional Definisi Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka penulis membuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut : 1. Usahatani kopi Arabika adalah usahatani yang mengusahakan tanaman kopi Arabika di lahan. 2. Petani kopi Arabika adalah orang yang mengelola tanaman kopi Arabika pada lahan. 3. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung Rp. 4. Tenaga kerja adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan kepada usaha produksi HKO. 5. Optimasi adalah penggunaan input produksi dalam hal ini tenaga kerja dengan kombinasi tertentu sehingga menekankan atau menurunkan biaya produksi atau memaksimumkan pendapatan. 6. Nilai produk Marginal adalah perubahan output sebagai akibat dari perubahan satu satuan input tenaga kerja yang diperoleh. 7. Lahan adalah jumlah bidang tanah yang digunakan petani kopi Arabika dalam melakukan produksi kopi Arabika Ha 8. Usahatani skala sempit adalah usahatani kopi Arabika dengan penggunaan lahan 1 Ha. 9. Usahatani skala luas adalah usahatani kopi Arabika dengan penggunaan lahan 1 Ha. 10. TBM adalah tanaman belum menghasilkan. 11. TM adalah tanaman menghasilkan. 12. TTM adalah tanaman tidak menghasilkan. Batasan Operasional 1. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bener Meriah Kecamatan Bandar 2. Tahun penelitian adalah 2010 3. Sampel penelitian adalah petani kopi Arabika BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian

Dokumen yang terkait

Hubungan KetinggianTempat, Kemiring Lereng Terhadap Produksi Kopi Arabika Sigarar Utang Pada Bebagai Jenis Tanah di Kecamatan Lintong Nihuta

1 34 94

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Ateng Arabika (Cofeea arabicaL.) di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

2 44 64

Analisis Pendapatan Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica ) (Studi Kasus Desa Dolokmargu, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

51 259 152

Uji Suhu Penyangraian Pada Alat Penyangrai Kopi Mekanis Tipe Rotari Terhadap Mutu Kopi Arabika (Coffea arabica)

2 64 65

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Arabika ( Coffea arabica ) di Dusun Paman Similir Desa Telagah Kecamatan Sel Bingei Kabupaten Langkat

1 52 58

Distribusi Pendapatan Dan Tingkat Kemiskinan Petani Kopi Arabika Di Desa Tanjung Beringin Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi

1 48 116

Analisis Efisiensi Pemasaran Kopi Arabika (Coffea arabica) Di Desa Beranun Teleden Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah

22 146 97

Analisis Finansial dan Kontribusi Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Paraduan Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir

2 52 159

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica) dan Strawberi (Fragaria vesca Linn.) di Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun

2 50 94

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffee sp.), Kentang (Solanum tuberosum L.), dan Kubis (Brassica oleraceae L.), Jeruk (Citrus sp.) di Kecamatan Harian Kabupaten Samosir

0 40 116