Dari total penggunaan tenaga kerja, strata I lebih banyak menggunakan tenaga
kerja luar keluarga daripada tenaga kerja dalam keluarga. Hal ini disebabkan oleh lahan yang luas pada petani strata I, tenaga kerja dalam keluarga tidak cukup
memenuhi kebutuhan tenaga kerja. sehingga petani menggunakan tenaga kerja luar keluarga untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
Total penggunaan tenaga kerja pada Strata II lebih banyak menggunakan tenaga kerja dalam keluarga daripada tenaga kerja luar keluarga. Hal ini disebabkan oleh
lahan yang sempit pada petani strata II, sehingga petani memanfaatkan sumber daya dalam keluarganya dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja usahataninya
agar dapat memperkecil biaya usahatani.
5.2. Penggunaan Tenaga Kerja Per Petani Per Hektar Per Tahun Pada Setiap Pekerjaan Usahatani
a. Membesik
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 3a
Gambar 2. Kurva Pekerjaan membesik Strata I
10 20
30 40
50 60
1 2
3 4
5 6
HKO
Petani Sampel
Kurva Pekerjaan Membesik Strata I
TKDK TKLK
Kegiatan membesik pada strata I terdapat perbedaan pada masing-masing petani
dalam penggunaan tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Sebagian petani lebih memilih menggunakan tenaga kerja luar keluarga seperti
petani sampel 2 dan 5. Ada juga petani yang hanya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga untuk kegiatan membesik yaitu pada sampel 1, 4, dan 6. Namun,
ada juga petani yang menggunakan keduanya, seperti pada sampel 3. Banyaknya perbedaan pada tiap petani disebabkan oleh perbedaan besar kontribusi petani
dalam kegiatan usahataninya. Petani yang tidak memiliki pekerjaan lain selain usahatani kopi lebih memilih membesik lahannya sendiri daripada menggunakan
tenaga kerja luar keluarga. Sedangkan petani yang memiliki pekerjaan lain selain usahatani kopi lebih memilih menggunakan tenaga kerja luar keluarga untuk
usahatani kopinya. Di samping itu, ada juga petani yang menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Hal ini disebabkan oleh
luasnya lahan yang dimiliki petani tersebut sehingga petani tetap menggunakan tenaga kerja luar keluarga walaupun petani tersebut juga turut andil dalam
kegiatan membesik usahataninya.
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 3b
Gambar 3. Kurva Pekerjaan Membesik Strata II Pekerjaan membesik pada strata II, tidak terdapat terlalu banyak perbedaan antar
petani. Petani dominan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga, karena petani dapat menghemat biaya usahatani yang lebigh besar jika menggunakan tenaga
kerja luar keluarga. Petani pada strata II umumnya memiliki pekerjaan lain selain menjadi petani kopi, yaitu pemborong membesikmembabatpanen lahan milik
orang lain. Walaupun adanya pekerjaan lain, petani pada strata II lebih memilih menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Ada juga petani yang menggunakan
tenaga kerja luar keluarga, walaupun lahannya sempit. Hal ini disebabkan oleh petani memiliki pekerjaan yang menguras waktu petani, sehingga petani tidak
dapat membesik usahataninya sendiri.
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
1 3
5 7
9 11
13 15
17 19
21 23
HKO
Petani Sampel
Kurva Pekerjaan Membesik Strata II
TKDK TKLK
b. Membabat
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 3a
Gambar 4. Kurva Pekerjaan Membabat Strata I Pekerjaan Membabat pada strata I petani lebih dominan menggunakan tenaga
kerja dalam keluarga daripada tenaga kerja luar keluarga. Petani strata I memiliki mesin babat sendiri sehingga petani lebih memilih membabat lahannya sendiri
dibandingkan menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Namun ada juga petani yang menggunakan tenaga kerja luar keluarga untuk membabat lahannya. Hal ini
disebabkan oleh petani tersebut memiliki pekerjaan lain selain usahatani kopinya. Ada juga petani yang menggunakan keduanya, tenaga kerja dalam keluarga dan
tenaga kerja luar keluarga. Hal ini disebabkan jumlah lahan yang luas, sedangkan tenaga kerja dalam keluarga yang berkontribusi sedikit sehingga petani
menambah kekurangan tenaga kerja dari tenaga kerja luar keluarga.
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 3b
Gambar 5. Kurva Pekerjaan Membabat Strata II Pekerjaan membabat pada strata II, petani lebih dominan menggunakan tenaga
kerja dalam keluarga. Lahan petani yang sempit, menghemat biaya produksi, dan cukupnya kebutuhan tenaga kerja menyebabkan petani lebih memilih
menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Namun ada juga petani yang menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Hal ini disebabkan oleh petani memiliki
pekerjaan lain, sehingga petani tidak dapat membabat lahannya sendiri. Selain itu, adanya petani yang tidak membabat lahannya. Hal ini disebabkan oleh ada
bebetrapa petani yang tidak memiliki mesin babat, dan mereka hanya melakukan pemeliharaan dengan membesik. Dengan kurangnya perawatan dari petani
berpengaruh terhadap menurunnya produksi kopi petani. Menurunnya produksi tersebut bisa mencapai setengah dari produksi kopi yg normal, yaitu
3 ton Hatahun.
2 4
6 8
10 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 HKO
Petani Sampel
Kurva Pekerjaan Membabat Strata II
TKDK TKLK
c. Pemupukan
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 3a
Gambar 6. Kurva Pekerjaan Pemupukan Strata I Pada kegiatan memupuk, tidak ada perbedaan pada petani strata I. Petani
menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Pemupukan dengan menggunakan ampas kulit kopi. Pemupukan hanya berkisar 1-4 jam dalam sekali pemupukan
sehingga petani dapat memupuk lahannya sendiri.
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 3b
Gambar 7. Kurva Pekerjaan Pemupukan Strata II
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5
1 2
3 4
5 6
HKO
Petani Sampel
Kurva Pekerjaan Pemupukan Strata I
TKDK TKLK
Pekerjaan Pemupukan Pada Strata II
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1 3
5 7
9 11
13 15
17 19
21 23
Petani Sampel HKO
TKDK TKLK
Sama halnya dengan strata I, petani pada strata II juga menggunakan tenaga kerja
dalam keluarga. Karena jumlah lahan yang sempit dan tidak terlalu banyak memakan waktu, petani memupuk lahan kopinya sendiri dengan sisa ampas
kopinya
d. Membuat Lubang Angin
Kurva Pekerjaan Membuat Lubang Angin Strata I
5 10
15 20
25 30
1 2
3 4
5 6
Petani Sampel
HKO
TKDK TKLK
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 3a
Gambar 8. Kurva Pekerjaan Membuat Lubang Angin Strata I Pada pekerjaan membuat lubang angin, petani strata I lebih memilih
menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan membuat lubang angin tidak memakan biaya yang cukup banyak, yaitu Rp. 200
lubang dan lebih rapi jika dilakukan oleh tenaha kerja luar keluarga.
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 3b
Gambar 9. Kurva Pekerjaan Membuat Lubang Angin Strata II Sama halnya dengan strata I, Petani strata II lebih memilih menggunakan tenaga
kerja luar keluarga daripada tenaga kerja dalam keluarga. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan membuat lubang angin tidak memakan biaya yang cukup banyak, yaitu
Rp. 200 lubang dan lebih rapi jika dilakukan oleh tenaha kerja luar keluarga. Selain itu, ada juga petani yang tidak melakukan pekerjaan membuat lubang
angin. Hal ini disebabkan oleh luas lahan yang sempit. Dengan kurangnya perawatan dari petani, maka jumlah produksi juga menurun.
1 2
3 4
5 6
7 8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
HKO
Petani Sampel
Kurva pekerjaan Membuat Lubang Angin Strata II
TKDK TKLK
e. Panen
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 3a
Gambar 10. Kurva Pekerjaan Panen StrataI Pada pekerjaan panen petani pada strata I melibatkan tenaga kerja dalam keluarga
dan tenaga kerja luar keluarga. Banyaknya jumlah buah kopi yang harus dipetik agar tidak rusak menyebabkan petani menggunakan keduanya.
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 3b
Gambar 10. Kurva Pekerjaan Panen Strata II
50 100
150 200
250
1 2
3 4
5 6
HKO
Petani sampel
Kurva Pekerjaan Panen Strata I
TKDK TKLK
5 10
15 20
25 30
35 40
45
1 3
5 7
9 11
13 15
17 19
21 23
HKO
Petani Sampel
Kurva Pekerjaan Panen Strata II
TKDK TKLK
Sama halnya dengan petani pada strata I, petani pada strata II juga menggunakan
tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Hal ini disebabkan oleh agar tanaman kopi tidak rusak. Di strata II, ada juga petani yang hanya
menggunakan tenaga kerja dalam keluarga, karena petani ingin menghemat biaya usahataninya dan juga lahannya sempit, tidak membutuhkan tenag kerja yang
terlalu banyak.
5.3. Perbedaan Pencurahan Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK dan b Pencurahan Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK
Tabel 12. Uji Beda Rata-rata Pencurahan Tenaga Kerja HKO TKDK
TKLK t
hhitung
t
tabel
Kesimpulan 47,267
37,061 2,003
2,048 Hi diterima
Ho ditolak
Sumber: Pengolahan Data Primer Lampiran 6
H = TKDK lebih besar penggunaannya daripada TKLK
H
1
= TKDK lebih kecil penggunaannya daripada TKLK t
hitung
t
tabel
α; n-2 ; terima H tolak H
1
t
hitung
t
tabel
α; n-2 ; terima H tolak H
1
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pencurahan rata-rata tenaga kerja dalam keluarga sebesar 47,267 HKO, sedangkan pencurahan rata-rata tenaga kerja luar
keluarga adalah sebesar 37,061 HKO. Dari hasil uji beda rata-rata di atas terlihat bahwa t
tabel
t
hitung
2,048 2,003 yang berarti H diterima H
1
ditolak. Dengan demikian pada pada α= 0,05 pencurahan tenaga kerja dalam keluarga secara nyata
lebih besar daripada pencurahan tenaga kerja luar keluarga.
Keadaan ini menggambarkan bahwa usahatani kopi arabika di daerah penelitian
adalah lebih banyak menyerap tenaga kerja dalam keluarga. Hal ini disebabkan oleh dominannya jumlah petani berlahan sempit pada daerah penelitian. Petani
berlahan sempit lebih mengutamakan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga karena dapat menghemat biaya produksi dan juga petani menggunakan waktunya
untuk usahatani kopi tersebut yang juga mata pencaharian utama penduduk di daerah penelitian. Padahal banyaknya penggunaan tenaga kerja luar keluarga
pada saat panen tidak mengurangi jumlah tenaga kerja dalam keluarga dalam usahatani kopi Dengan demikian, hipotesis 1 dalam penelitian ini diterima.
5.4. Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja