adalah positif, karena harapan mengakses internet sesuai dengan keinginan para responden tersebut. Tabel 26 cara berfikir pengakses sebanyak 64 responden 71,1
terpengaruh karena mengakses warnet secara positif.
IV.19. Pendapat Responden Tentang Mengakses Warnet Mempengaruhi Cara Berfikir
No. Jawaban
F
1 Ya
64 71,1
2 Tidak
16 17,8
3 Kadang-kadang
10 11,1
4 Lainnya
- -
N 90
100,0
Tabel 26 sumber kuesioner no.17
IV.20. Pendapat Responden Tentang Mengakses Warnet Sebagai Kebutuhan Mendesak
No. Jawaban
F
1 Ya
15 16,7
2 Tidak
35 38,9
3 Kadang-kadang
40 44,4
4 Lainnya
- -
N 90
100,0
Tabel 27 sumber kuesioner no.18
Universitas Sumatera Utara
Data pada Tabel 27 memperlihatkan bahwa warnet sebagai kebutuhan mendesak dipandangan responden adalah yang menjawab “ya” sebagai kebutuhan
mendesak sebanyak 15 responden 16,7, yang menjawab “tidak” tentang warnet sebagai kebutuhan mendesak sebanyak 35 responden 38,9 dan yang menjawab
“kadang-kadang” warnet sebagai kebutuhan yang mendesak sebanyak 40 responden 44,4.dari Tabel 27 berdasarkan masing-masing jawaban menunjukkan warnet
memang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat. Hal ini ditegaskan dengan data dari Tabel 28 tentang memanfaatkan warnet
untuk mengakses internet dalam pemecahan suatu masalah. Sebanyak 71 responden 78,9 pernah memanfaatkan warnet untuk dalam mengakses solusi jawaban atas
permasalahan yang pernah dialami, salah satunya masalah pembangunan secara mikro dalam tataran pembangunan diri sendirikapasitas diri ataupun makro dalam
tataran yang lebih luas lagi.
IV.21. Pendapat Responden Tentang Mencari Pemecahan Masalah Di Warnet No.
Jawaban F
1 Pernah
71 78,9
2 Tidak pernah
16 17,8
3 Kadang-kadang
2 2,2
4 Lainnya
1 1,1
N 90
100,0
Tabel 28 sumber kuesioner no.19
Universitas Sumatera Utara
IV.22. Pendapat Responden Tentang Interaksi Dengan Pengakses Lainnya Di Warnet
No. Jawaban
F
1 Ya
35 38,9
2 Tidak
30 33,3
3 Kadang-kadang
25 27,8
4 Lainnya
- -
N 90
100,0
Tabel 29 sumber kuesioner no.20
Data tentang interaksi sesama pengakses internet di warnet bisa di lihat pada Tabel 29. Jawaban yang didapat adalah sebanyak 35 responden 38,9 menjawab
“ya” berinteraksi dengan melakukan komunikasi antar sesama pengakses internet, sebanyak 30 responden 33,3 menjawab “tidak” berinteraksi atau berkomunikasi
antar sesama pengakses internet, selanjutnya sebanyak 25 responden 27,8 menjawab “kadang-kadang” berinteraksi dengan melakukan komunikasi antar sesama
pengakses internet di warnet. Kemungkinan saling share sesama pengakses di tempat yang sama warnet akan terjadi karena kecendrungan sebagai makhluk sosial, atau
bahkan membentuk komunitas baru, berawal dari tempat mengakses internet, warnet menjadi semacam “tempat berkumpul” baru yang membahas segala hal, salah satunya
tentang keadaan desa dan pembangunannya desa tempat para pengakses internet tersebut tinggal dan menetap.
Universitas Sumatera Utara
IV.23. Pendapat Responden Tentang Apakah Warnet Mendukung Warga Dalam Proses Terbentuknya Masyarakat Informasi Di Desa
No. Jawaban
F
1 Setuju
80 88,9
2 Tidak Setuju
10 11,1
3 Lainnya
- -
N 90
100,0
Tabel 30 sumber kuesioner no.21
Dari Tabel 30 ditarik kesimpulan warnet yang ada di desa turut andil dalam terbentuknya masyarakat informasi di desa, kesimpulan ini didapat dari pendapat
sebanyak 80 orang responden 88,9 menyatakan “setuju” warnet mendukung warga dalam proses terbentuknya masyarakat informasi di desa, dan hanya 10
responden 11,1 yang menyatakan “tidak setuju”.
IV.24. Pendapat Responden Tentang Semua Informasi Di Warnet Bebas Dan Terbuka