Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitude dan skills,
disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan lingkungannya.
I.5.3. Pembangunan
Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto suatu negara.
Untuk daerah, makna pembangunan yang tradisional difokuskan pada peningkatan PDRB provinsi, kotakabupaten Kuncoro, 2004.Kemudian muncul juga defenisi
pembangunan yang menekankan pada peningkatan income per capita pendapatan per kapita. Definisi ini menekankan pada kemampuan suatu negara untuk
meningkatkan output yang dapat melebihi pertumbuhan penduduk. Definisi pembangunan tradisional sering dikaitkan dengan sebuah strategi
mengubah struktur suatu negara atau sering kita kenal dengan industrialisasi. Definisi yang cenderung melihat segi kuantitatif pembangunan ini dipandang
perlu menengok indikator-indikator sosial yang ada Kuncoro, 2004. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan
ekonomi tradisional. Pembangunan mempunyai tiga inti nilai, yakni : •
Ketahanan Sustenance: kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok untuk mempertahankan hidup, kebutuhan pangan, papan, dan
sandang, seperti sembako, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan jaminan hidup.
Universitas Sumatera Utara
• Harga diri Self Esteem: pembangunan haruslah memanusiakan
manusia, pembangunan haruslah memberi kebanggan untuk manusia yang didalam pembangunan di suatu daerah.
• Freedom from servitude atau kebebasan bagi setiap individu suatu negara
untuk berpikir, berkembang, berperilaku, dan berusaha untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
Myrdal misalnya mengartikan pembangunan sebagai pergerakan ke atas dari seluruh sistem sosial. Ada pula yang menekankan pentingnya pertumbuhan dengan
perubahan growth with change, terutama perubahan nilai-nilai dan kelembagaan. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi tidak lagi memuja GNP sebagai sasaran
pembangunan, namun lebih memusatkan perhatian pada kualitas dari proses pembangunan.
I.5.4. Desa di Indonesia
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, disebut bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah kabupatenkota, dan desa bukan merupakan bagian dari perangkat
daerah. Berbeda dengan Kelurahan, Desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih
Universitas Sumatera Utara
luas. Namun dalam perkembangannya, sebuah desa dapat dirubah statusnya menjadi kelurahan. http:id.wikipedia.orgwikiDesa
I.6. Operasional Variabel