yang ada dialokasikan untuk kesejahteraan sosial dari penambahan dana sosial. Pembangunan sudah merupakan sebuah proses yang berkesinambungan, yang bisa
menopang kemajuan terus-menerus.
Menurut Rostow dalam Arief Budiman, 2000 : 29,30 titik terpenting dalam kemajuan dari suatu masyarakat ke masyarakat yang lainnya adalah periode lepas
landas. Selain itu juga menurut Rostow adanya sekelompok wiraswastawan yang melakukan tindakan pembaharuan, yakni sekelompok generasi muda yang gerah
dengan sikap konvensional generasi sebelum mereka yang lembut menanggapi perubahan zaman.
Aspek lepas landas ini tentang aspek nonekonomi yaitu dengan meningkatnya investsi di sektor produktif, tumbuhnya sektor industry manufaktur yang penting
yang tinggi dan munculnnya lembaga-lembaga politik dan sosial yang mana diharapkan membuat pertumbuhan menjadi proses yang berkesinambungan Rostow,
1971 : 147,148.
II.1.2. The Need For Achievement N’ach
Teori ini diutarakan oleh McClelland Fakih, 2001 : 59 yaitu nafsu untuk bekerja secara lebih baik, bekerja bukan untuk demi pengakuan sosialgengsi, tapi
dorongan kerja demi memuaskan batin dari dalam. Bagi mereka yang mempunyai dorongan N’ach yang tinggi akan bekerja lebih keras, belajar lebih cepat, mempunyai
banyak kreativitas, dan lainnya yang diharapkan memberi pengaruh yang positif dimasyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pendekatan psikologi sosial mikro, faktor pendorong perubahan sosial dan pembangunan bukan karakteristik masyarakat pada tingkat makro, tetapi
karakterisitik masyarakat pada tingkat mikro. David McClelland sering dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam teori modernisasi. Jika teori pertumbuhan
Rostow lebih merupakan teori ekonomi, teori modernisasi McClelland berangkat dari perspektif psikologi social.
Dalam bukunya, The Achievement Motif in Ekonomic Growth, McClelland 1984 memberikan dasar-dasar tentang psikologi dan sikap manusia kaitannya
dengan bagaimana perubahan sosial terjadi. Secara jelas menceritakan sejarah manusia sejak awal selalui ditandai dengan jatuh bangunnya suatu kebudayaan.
Selanjutnya, dalam teori yang dikembangkan McClelland tentang motivasi berprestasi, pertanyaan yang ingin dijawabnya adalah bagaimana beberapa bangsa
tumbuh sangat pesat di bidang ekonomi sementara bangsa yang lain tidak. Umumnya pertumbuhan ekonomi selalu dijelaskan karena faktor ‘ekternal’, tetapi menurut
McClelland lebih merupakan faktor ‘internal’ yakni nilai-nilai dan motivasi yang mendorong untuk mengeksploitasi peluang, untuk meraih kesempatan. Pendeknya
dorongan internal untuk membentuk dan merubah nasib sendiri.
Pandangan lain didasarkan pada studi McClelland, Inkeles dan Smith terhadap tesis Weber mengenai Etika Protestan dan pertumbuhan kapitalisme. Berdasarkan
tafsiran McClelland atas tesis Max Weber, jika Etika Protestan menjadi pendorong pertumbuhan kapitalisme di Barat, analogi yang sama juga bisa untuk melihat
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan ekonomi. Apa rahasia pikiran Weber atas Etika Protestan menurutnya adalah the need for achievement N’ach. Alasan mengapa dunia ketiga terbelakang
menurutnya karena rendahnya need for achevement tersebut. Sekali lagi, sikap dan budaya manusia yang dianggap sebagai sumber masalah dan prototipe the achieving
society yang pada dasarnya adalah ciri-ciri watak dan motivasi masyarakat kapitalis.
Teori McClelland didasarkan pada studinya yang dilandaskan pada teori psiko analisis Freued tentang mimpi. McClelland melakukan studi di Amerika yang
memfokuskan pada studi tentang motivasi dengan mencatat khayalan orang melalui pengumpulan bentuk cerita dari sebuah gambar.
Kesimpulannya bahwa khayalan ada kaitannya dengan dorongan dan perilaku dalam kehidupan mereka, yang dinamakan the need for achievement N’ach yakni
nafsu untuk bekerja secara baik, bekerja tidak demi pengakuan sosial atau gengsi, tetapi dorongan kerja demi memuaskan batin dari dalam.
Bagi mereka yang mempunyai dorongan N’ach yang tinggi akan bekerja lebih keras, belajar dengan lebih giat, dan sebagainya. Perhatian ditujukan pada orang yang
mempunyai N’ach tinggi dan mempunyai pengaruh yang besar pada masyarakat sekitarnya McClelland tertarik pada analisis Max Weber tentang hubungan antara
Protestanisme dan Kapitalisme.
Weber berpendapat bahwa ciri wiraswastawan Protestan Calvinisme tentang takdir mendorong mereka untuk merasionalkan kehidupan yang ditujukan oleh
Tuhan. Mereka memiliki N’ach yang tinggi. Yang dimaksud Weber dengan semangat
Universitas Sumatera Utara
kapitalisme itu adalah dorongan need for achievement yang tinggi. Jadi, N’ach sesungguhnya penyebab pertumbuhan ekonomi di Barat, yang umumnya lahir dari
keluarga yang dalam pendidikannya menekankan pentingnya kemandirian.
McClelland berpendapt bahwa N’ach selalu berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi.Dari studi itu, dia berpendapat adanya pengaruh dan kaitan antara
pertumbuhan ekonomi dan tinggi rendahnya motive yang lain yakni need for power N’power dan need for affiliation N’affiliation. McClelland menolak pandangan
bahwa dorongan utama wirasawatawan adalah profit motive. Baginya perilaku wiraswasta tidak semata sekedar cari uang, melainkan dorongan achivement tadi.
Satu hal yang menjadi catatan penting adalah bahwa N’ach tidak diturunkan McClelland, dia berpendapat bahwa N’ach selalu berkaitan dengan pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi dan masyarakat. Sehingga timbul apa yang dimaksud dengan perilaku-perilaku mandiri dalam berusaha atau akrab yang disebut denga wiraswasta.
Pada dasarnya para wiraswastawan yang ingin dicapai adalah prestasi gemilang yang dikerjakannya melalui penampilan kerja yang baik, dengan selalu
berusaha dan berfikir untuk menemukan cara-cara baru unuk memperbaiki kualitas kerja yang dicapainya yang juga untuk pembangunan di sekitarnya. Kemandirian
wiraswastawan ini menjadi contoh baik dan cocok diterapkan untuk mewujudkan manusia modern yang selalu gerah dengan ketertinggalan. Berusaha sendiri dan
bekerja keras selain untuk memenuhi kebutuhannya juga ada taste tersendiri bila bekerja dengan kepuasan bathin tersebut.
Universitas Sumatera Utara
II.2. Manusia Modern