Sejarah Pengangkutan 1. Sejarah Perkeretaapiaan

BAB II RUANG LINGKUP HUKUM PENGANGKUTAN DARAT MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN

A. Sejarah Pengangkutan 1. Sejarah Perkeretaapiaan

Sejarah hukum pengangkutan bisa kita lihat pada masa penjajahan Belanda hingga setelah pada masa penjajahan Jepang. 7 Dimana kegiatan pengangkutan pada waktu itu dilaksanakan melalui laut. Dalam dunia pengangkutan yang pertama berkembang sesuai dengan kemampuan manusia adalah pengangkutan darat. Hal ini tidak berbeda jauh dengan kehidupan manusia pada umumnya. Penjelajahan pertama yang dapat dilakukan oleh manusia adalah di darat, selanjutnya ke air berenang. Pengangkutan dapat terdiri dari banyak ragam mulai dari manusia, gerobak, sepeda angin, mobil, dan kereta api. Dengan demikian tidak mengherankan kalau hukum pengangkutan yang berkembang lebih awal terletak pada dua moda yaitu hukum pengangkutan darat dan pengangkutan laut. 8 Arti pengangkutan itu sendiri adalah setiap kegiatan dengan menggunakan alat atau sarana untuk mengangkut penumpang dan barang untuk satu perjalanan atau lebih dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun belakangan banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian pengangkutan itu sendiri, contohnya: 7 Hasnil Basri.Siregar, Hukum Pengangkutan, Kelompok Studi Hukum Fakultas Hukum USU Medan, Medan, 2002, hal. 13 8 Toto Tohir, masalah dan Aspek Hukum Dalam Pengangkutan Udara Nasional, Mandar Maju, Bandung, 2006, hal. 1 14 Universitas Sumatera Utara HMN. Poerwosutjipto, mengatakan bahwa: “ Pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan pengirim dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan”. 9 Hasnil Basri Siregar mengatakan bahwa: “ Pengangkutan adalah perpindahan tempat baik mengenai benda-benda maupun orang-orang karena perpindahan itu mutlak diperlukan untuk mencapai dan meninggikan manfaat serta efisiensi”. 10 Pengangkutan diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, darimana kegiatan angkutan dimulai ke tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan diakhiri. 11 Walaupun banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian pengangkutan, tetapi mempunyai arti umum yang sama, karena tidak ada Kitab Undang-undang Hukum Dagang KUHD yang mengatur tentang pengangkutan itu sendiri. Hadirnya kereta api di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan rel di desa Kemijen pada 17 Juni 1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet Van Den Beele yang diprakarsai 9 HMN poerwosutjipto, Pengertian pokok hukum dagang Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1991, hal.2 10 Hasnil Basri Siregar, Kapita Selekta Hukum Laut Dagang, Cet. II, Kelompuk Studi Hukum dan Masyarakat, Medan, 1993, hal. 1 11 Muchtarudin Siregar, Beberapa Masalah Ekonomi dan Managemen Pengangkutan, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1990, hal 3 Universitas Sumatera Utara oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij NV. NISM yang dipimpin oleh Ir. J.P De Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung sepanjang 25 Km dengan lebar spur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada 10 Agustus 1867. 12 Tanggal 10 April 1869 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Staats Spoorwegen selanjutnya disingkat SS dan membangun lintasan Batavia-Bogor. Tahun 1878, Perusahaan Negara ini membuka jalur Surabaya-Pasuruan-Malang, dan 1879 membuka jalur Bangil-Malang. Pembangunan terus berjalan hingga ke kota-kota besar seluruh Jawa terhubung oleh jalur kereta api. 13 Di luar Jawa, tahun 1876, SS juga membangun jalur Ulele-Kutaraja Aceh. Selanjutnya lintasan Palu Aer-Padang Sumatera Barat tahun 1891-1924 sepanjang 291 Km. Lintasan Teluk Betung-Prabumulih Sumatera Selatan dibangun antara tahun 1914-1927. Tahun 1923 membangun jalur Makasar- Takalar Sulawesi. Perkeretaapian di Sumatera Utara diawali oleh perusahaan swasta Belanda pada 17 Juli 1886 yang bernama Deli Spoorweg Maatchscapay DSM. Hingga tahun 1931, panjang lintas mencapai 17 Km yang menghubungkan Labuhan dengan Kota Medan. Pembukaan rute ini dilandasi dengan motif utamanya untuk membawa hasil perkebunan dari pedalaman ke pelabuhan Belawan. 14 Pada masa pendudukan Jepang 1942-1945 semua kereta api di Indonesia berada di bawah pendudukan Jepang. Untuk daerah Sumatera Utara di bawah 12 Http:KAISejarah . Com, Diakses tanggal 2 Agustus 2010. 13 Http : sejarah_perkeretaapian_di_Indonesia, Diakses tanggal 2 Agustus 2010 14 Http : sipil ugm.wordpress.com, Diakses tanggal 2 Agustus 2010 Universitas Sumatera Utara pemerintahan Angkatan Laut Jepang dengan nama Tetsudo-Tai yang berpusat di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Setelah Indonesia merdeka, 17 Agustus 1945 perkeretaapian di Sumatera Utara dikembalikan kepada DSM sampai masa dilakukan alih wewenang pada perusahaan milik Belanda kepada penguasa militer daerah Sumatera Utara 14 Desember 1957, dasar SK Panglima T dan T1 No. PMKP TS0451297. Selanjutnya mulai tanggal 29 April 1963, berdasarkan UU No. 80 Tahun 1963 jo PP 41 Tahun 1959 dengan SK MENHUB No. 37120 tanggal 17 Januari 1963 maka seluruh kereta api ex DSM menjadi bagian Djawatan Kereta Api DKA yang berpusat di Bandung. Dan sejak 2 Januari 2001 telah ditetapkan perubahan nama dari Eksploatasi menjadi Divisi Regional I Sumatera Utara selanjutnya disingkat Divre I SU. 15

B. Peran dan Fungsi Perkeretaapian

Dokumen yang terkait

Tinjauan YuridisTanggungjawab PT. Kereta Api Indonesia Dalam Pengangkutan CPO PTPN IV Kebun Air Batu (Studi Pada PT. Kereta Api Medan)

2 78 98

Pemalsuan Surat Dalam Perkawinan Dihubungkan Dengan Kitab Undang – Undang Hukum Pidana Dan Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974

0 30 80

Kedudukan Kreditor Separatis Ditinjau dari Undang Undang Kepailitan Dikaitkan dengan Objek Hak...

0 13 3

Aspek Hukum Tentang Tanggung Jawab PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO) Pada Pengangkutan Barang Di...

0 68 5

TANGGUNG JAWAB PT KERETA API INDONESIA TERHADAP PENGIRIMAN BARANG PENUMPANG (Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapiaan)

0 4 48

TANGGUNG JAWAB KEPERDATAAN PT KAI DALAM PENGIRIMAN BARANG MUATAN BERDASAR UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN

0 6 83

TANGGUNG JAWAB PT. KERETA API INDONESIA (Perseso) TERHADAP PENUMPANG DAN PIHAK KETIGA SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN (Studi Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat).

0 2 6

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PADA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN.

0 0 10

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI TERHADAP KECELAKAAN DI BIDANG PERKERETAAPIAN YANG DIAKIBATKAN OLEH KETIDAKLAIKAN OPERASI SARANA KERETA API DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2007.

0 0 1

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PT. KAI (PERSERO) ATAS KECELAKAAN YANG TERJADI DI PERLINTASAN KERETA API TANPA PALANG PINTU TERKAIT DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN.

0 0 12