B. Kendala-kendala Yang Dihadapi Oleh PT Kereta Api Indonesia Divisi
Regional I Sumatera Utara Dalam Menyelenggarakan Angkutan Penumpang dan Barang
Seiring dengan perkembangan, stasiun kereta api merupakan sarana pengangkutan yang merangsang pertumbuhan ekonomi karena begitu banyak
aktifitas yang dilakukan di stasiun kereta api Medan. Namun keadaan seperti itu tidak diimbangi dengan pelaksanaan peraturan
yang dibuar atau ditetapkan oleh pemerintah dengan maksimal. Pemerintah dalam hal ini Stasiun Kereta Api Medan masih menemui banyak permasalahan-
permasalahan yang terjadi di stasiun kereta api, hal ini disebabkan kendala yang sering di hadapi dilapangan untuk pengawasan penumpang dan barang sebagai
berikut : 1. Kelemahan Petugas dan Instansi Terkait
Keberadaan petugas yang masih belum berpengalaman dalam bidangnya, dalam hal ini Stasiun Kereta Api Medan sering menemui kendala-kendala dalam
penyelenggaraan pengangkutan antara lain a.
Pemeriksaan penumpang dan barang dilakukan dengan seadanya sehingga ada kesan tidak peduli. Hal ini tentunya bisa berakibat fatal
bagi kekelamatan dan keamanan penumpang. b.
Pemeriksaan karcis Sering terjadi kesalahan dalam pemeriksaan karcis tsb. Petugas yang
tekait dalam pemeriksaan karcis ini sering membiarkan penumpang yang tidak memiliki karcis untuk dapat mengikuti perjalanan kereta api.
Sebagai konsekuensinya penumpang tersebut harus mau untuk dikutip
Universitas Sumatera Utara
biaya oleh petugas tsb. Hal ini tentu bertentangan dengan peraturan karena tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
c. Pelaporan check in
Petugas terkait dalam menangani penumpang belum melakukan sesuai dengan standart operasional procedure yang berlaku. Hal ini dapat
menyebabkan antrian diareal pemeriksaan tiket. Selain itu dalam membuka pintu check in tidak ada ketentuan yang mengatur kapan
pintu itu dibuka, sehingga apabila peenumpang sudah banyak yang membeli karcis dan ingin masuk mereka tidak dapat masuk karena tidak
ada aturan kapan pintu peron dibuka. d.
Masih banyak petugas atau instansi terkait yang belum megetahui tugas dan pekerjaan mereka.
2. Lemahnya Disiplin Penumpang
Para penumpang keberangkatan maupun kedatangan bahwa dapat dilihat tingkat kedisiplinan masih cukup rendah, hal ini dapat dilihat dari kesemrautan
penumpang saat keberangkatan maupun kedatangan. Selain ketidakdisiplinan penumpang di keberangkatan maupun kedatangan
ternyata ketidakdisiplinan juga terjadi didalam kereta khususnya kereta kelas Ekonomi dan Bisnis. Dikelas ekonomi kesemrautan yang ada cukup parah,
menurut survey yang dilakukan langsung oleh penulis bahwa dikelas ekonomi ini untuk memilih tempat duduk yang sesuai dengan karcis ternyata sudah tidak dapat
dilakukan. Penumpang yang mendapat tempat duduk terlebih dahulu walaupun itu bukan tempat duduk yang sesuai karcisnya dapat menempati tempat tersebut
Universitas Sumatera Utara
sehingga dengan begitu para penumpang akan belomba-lomba untuk dapat mengambil tempat duduk.
Dikelas ekonomi kita juga kita dapat melihat penjual berbagai macam makanan maupun minuman yang hilir mudik. Tentu hal ini membuat
ketidaknyamanan didalam kereta khususnya terhadap penumpang. Menurut informasi yang diperoleh penulis dari petugas operasional kereta api bahwa hanya
penjual yang menjalin kerjasama atau mendapat izin dari Pihak Stasiun Kereta Api Medan yang diperbolehkan berjualan didalam kereta.
Selain itu banyak penumpang yang kehabisan tiket tetap berusaha naik ke kereta. Hal ini tentu dapat mebuat permasalahan, yaitu berlebihnya jumlah
penumpang yang diangkut oleh kereta. Bahkan penumpang yang tidak mendapat karcis tersebut rela untuk berdesak-desakan yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kriminilitas. Lain lagi di kelas bisnis, walaupun tidak sesemraut di kelas ekonomi tapi
di kelas bisnis juga dapat di temui penjual makanan. Bahkan pada saat masuk musin mudik penumpang kereta bisnis juga rela berdesak-desakan didalam kereta.
Bebeda dengan kelas eksekutif, didalam kereta ini kita dapat menemui banyak kenyamanan. diantaranya tempat duduk yang sesuai dengan tiket, tidak
ditemuinya penjual makanan atau minuman yang illegal, serta kereta tersebut di fasilitasi dengan AC.
Universitas Sumatera Utara
3. Lemahnya Sistem Informasi Data
Dalam hal ini untuk informasi dara antar pusat Dikertorat Jenderal Perkeretaapian kestasiun kereta api masih ada yang terlambat sehingga banyak
informasi yang kurang uptodate, yang seharusnya apabila ada informasi yang harus diketahui oleh pihak stasiun kereta maka informasi ini harus bisa langsung
disampaikan terutama hal yang menyangkut peraturan pengangkutan.
C. Penyelesaian Kendala-Kendala Yang Dihadapi PT Kereta Api Indonesia