commit to user
33 Pesan merupakan simbol yang menyampaikan stimuli untuk penerima pesan dalam
proses komunikasi. Wujud pesan bisa berupa pendengaran, visual, sentuhan, dan penciuman.
5. Saluran channel Saluran komunikasi merupakan medium di mana pesan disampaikan. Saluran
komunikasi menjadi jembatan antara komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi. Devito memberikan contoh, dalam komunikasi tatap-muka dapat
menggunakan saluran suara dan pendengaran berbicara dan mendengarkan dan saluran nonverbal gerakan tangan, raut wajah, sikap tubuh.
6. Gangguan noise Noise merupakan gangguan yang menghambat proses pengiriman pesan dari
komunikator kepada komunikan. Noise bisa berupa: 1 fisik, yang merupakan gangguan dari luar komunikator dan komunikan; 2 fisiologi, yang merupakan
gangguan fisik dari komunikator dan komunikan; 3 psikologi, merupakan gangguan psikologi seperti prejudice, emosi, dan menutup diri; dan 4 semantik, berupa
pemaknaan yang berbeda antara komunikator dan komunikan, seperti perbedaan bahasa, jargon, dan dialek.
1.3. Budaya dan Kebudayaan
Akal budi, rasa, dan karsa ini yang menjadi dasar Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
49 49
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, hlm. 180.
commit to user
34 Lustig dan Koester mengelompokkan budaya ke dalam tiga macam pola, yakni
kepercayaan, nilai, dan norma.
50
Kepercayaan merupakan sebuah gagasan yang oleh manusia diasumsikan sebagai kebenaran dunia. Masing-masing budaya tidak hanya
berbeda kepercayaannya namun juga nilai-nilai yang dianutnya. Nilai merupakan cara pandang terhadap apa yang baik atau buruk, benar atau salah, adil atau tidak adil, wajar
atau tidak wajar, indah atau tidak indah, bersih atau kotor, bernilai atau tidak bernilai, tepat atau tidak tepat, dan baik atau jahat.
51
Selanjutnya, perwujudan dari kepercayaan dan nilai disebut sebagai norma. Norma disebut sebagai ekspektasi dari tindakan-tindakan
yang tepat. Soekanto mengutip pendapat E.B. Taylor menyebut kebudayaan sebagai
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan
oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
52
Sependapat dengan E.B. Taylor, Tubbs dan Moss mendefinisikan kebudayaan sebagai suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
53
Maka pendapat Porter dan Samovar ini benar adanya bahwa budaya dalam hubungannya dengan komunikasi tidaklah dapat dipisahkan.
54
50
Lustig dan Koester, hlm. 87-91.
51
Ibid, hlm. 88.
52
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 188-189.
53
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication: Konteks-konteks Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001,
hlm. 237.
54
Mulyana dan Rakhmat ed., hlm. 19.
commit to user
35 Pendapat Tubbs dan Moss ini menegaskan pendapat Edward T. Hall yang
menyebutkan bahwa dan
.
55
Proses pewarisan budaya dari generasi ke generasi ini menjadi bagian dari proses komunikasi dan komunikasi itu sendiri turut menentukan, memelihara, dan
mengembangkan budaya.
1.4. Forum Komunikasi