Anggaran sebagai kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui
anggaran publik tersebut, dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi.
Anggaran dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi, dan mengoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
4. Anggaran sebagai alat politik. Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan
keuangan terhadap prioritas tersebut. Di sektor publik, anggaran merupakan political tool sebagai bentuk komitmen eksekutif dan
kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu.
5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi. Anggaran publik merupakan alat koordinasi antarbagian dalam
pemerintahan. Anggaran publik yang disusun dengan baik dapat mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian
tujuan organisasi. Di samping itu, anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antarunit kerja dalam lingkungan eksekutif. Anggaran
harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.
6. Anggaran sebagai alat penilaian kerja. Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan
efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil dicapai dikaitkan dengan anggaran yang
telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.
7. Anggaran sebagai alat motivasi. Anggaran dapat digunakan sebagai alat memotivasi manajer dan stafnya
agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi
pegawai, anggaran hendaknya bersifat challengingbut attainable atau demanding but achievable. Artinya, target anggaran hendaknya jangan
terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
2.1.2. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran
Penganggaran partisipatif participative budgeting merupakan pendekatan penganggaran yang berfokus pada upaya untuk meningkatkan motivasi karyawan
untuk mencapai tujuan organisasi. Partisipasi anggaran pada sektor publik terjadi ketika antara pihak eksekutif, legislatif dan masyarakat bekerja sama dalam
pembuatan anggaran Bambang dan Osmad, 2007: 4. Anggaran dibuat oleh
Universitas Sumatera Utara
kepala daerah melalui usulan dari unit-unit kerja yang disampaikan kepada kepala bagian dan diusulkan kepada kepala daerah, dan setelah itu bersama-sama DPRD
menetapkan anggaran yang dibuat sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku. Proses penganggaran daerah dengan pendekatan kinerja dalam Kepmendagri
memuat Pedoman Penyusunan Rancangan APBD yang dilaksanakan oleh tim anggaran eksekutif bersama-sama unit organisasi perangkat daerah unit kerja.
Suatu proses penganggaran daerah dengan menggunakan pendekatan kinerja dalam Kepmendagri nomor 13 tahun 2006 membuat pedoman penyusunan
rancangan APBD yang dilaksanakan oleh tim anggaran eksekutif bersama-sama unit organisasi perangkat daerah. Untuk menyusun APBD, pemerintah daerah
harus terlebih dahulu menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RPJMD dengan menggunakan bahan dari Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah Renja SKPD untuk jangka waktu 1 tahun yang mengacu kepada
Rencana Kerja Pemerintah. Satuan kerja perangkat daerah yang disingkat dengan SKPD merupakan suatu perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku
pengguna anggaran atau pengguna barang. Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh masing-
masing kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola APBD dan dilaksanakan oleh kepala satuan kerja pernagkat daerah selaku pejabat
pengguna anggaranbarang daerah. Di sini, pejabat pengelola keuangan daerah mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBD. b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.
Universitas Sumatera Utara
c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah.
d. Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah. e. Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD. Sedangkan kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna
anggaranbarang daerah mempunyai tugas sebagai berikut : a. Menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.
b. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran. c. Melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.
d. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak. e. Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab satuan
kerja perangkat daerah yang dipimpinnya. f. Mengelola barang milikkekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab
satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya. g. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan daerah yang
dipimpinnya. Garrison et.al. 2000: 347, menyatakan bahwa:
Arah aliran data anggaran dalam suatu system partisipatif berawal dari level tanggung jawab yang lebih rendah kepada level tanggung jawab yang lebih
tinggi. Setiap orang mempunyai tanggung jawab atas pengendalian biaya harus menyusun estimasi anggarannya sendiri dan kemudian menyerahkannya kepada
level manajemen yang lebih tinggi. Estimasi tersebut kemudian direview dan dikonsolidasikan dalam gerakannya ke arah level manajemen yang lebih tinggi.
Partisipasi dalam penyusunan suatu anggaran dapat membangun suatu interaksi yang lebih baik antara atasan dengan bawahan, sehingga akan tercipta
suatu komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. RKPD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
Hal-hal yang harus termuat dalam RKPD adalah : a. Rancangan kerangka ekonomi daerah.
b. Prioritas pembangunan dan kewajiban derah.
Universitas Sumatera Utara
c. Rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan lansung oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah maupun ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah menyusun Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA-SKPD sebagai acuan
bagi SKPD dalam menyusun RKA-SKPD. Pedoman penyusunan RKA-SKPD mencakup :
a. Prioritas dan plafon anggaran yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana pendapatan dan pembiayaan.
b. Sinkronisasi program dan kegiatan antar-SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan sesuai dengan standar pelayanan minimal yan g ditetapkan.
c. Batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD. d. Hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait
dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi
kerja.
e. Dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD, format RKA-SKPD, analisis standar belanja, dan standar satuan harga.
2.1.3. Komitmen Organisasi