yang besar dan telah matang dengan tingkat operasional yang relatif stabil dalam jangka panjang, anggaran merupakan dokumen formal dan sangat rinci. Oleh
karena itu, perlu waktu yang lama dalam menyiapkan suatu anggaran agar tersedia tepat di awal tahun berikutnya dan disetujui oleh semua pihak. Dan sebagai
contohnya adalah organisasi pemerintahan ataupun organisasi publik.
2.1.1.1. Karakteristik Anggaran
Menurut Anthony dan Govindarajan 2005: 73, anggaran memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut :
a. Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah nonmoneter.
b. Biasanya meliputi waktu selama satu tahun. c. Merupakan komitmen manajemen; manajer setuju untuk menerima
tanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan anggaran. d. Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi
wewenangnya dari pembuat anggaran. e. Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi
tertentu.
2.1.1.2. Fungsi Anggaran
Menurut Yuwono 2005: 65 ada beberapa fungsi anggaran dalam manajemen organisasi sektor publik antara lain :
1. Anggaran sebagai alat perencanaan Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan
organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan,
dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.
2. Anggaran sebagai alat pengendalian. Anggaran sebagai instrument pengendalian digunakan untuk menghindari
adanya overspending,
underspending, dan salah sasaran missappropriation dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang
bukan merupakan prioritas. Sebagai alat pengendalian manajerial, anggaran sektor publik digunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah
mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi kewajibannya.
3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal.
Universitas Sumatera Utara
Anggaran sebagai kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui
anggaran publik tersebut, dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi.
Anggaran dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi, dan mengoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi.
4. Anggaran sebagai alat politik. Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan
keuangan terhadap prioritas tersebut. Di sektor publik, anggaran merupakan political tool sebagai bentuk komitmen eksekutif dan
kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu.
5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi. Anggaran publik merupakan alat koordinasi antarbagian dalam
pemerintahan. Anggaran publik yang disusun dengan baik dapat mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian
tujuan organisasi. Di samping itu, anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antarunit kerja dalam lingkungan eksekutif. Anggaran
harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.
6. Anggaran sebagai alat penilaian kerja. Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan
efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil dicapai dikaitkan dengan anggaran yang
telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.
7. Anggaran sebagai alat motivasi. Anggaran dapat digunakan sebagai alat memotivasi manajer dan stafnya
agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi
pegawai, anggaran hendaknya bersifat challengingbut attainable atau demanding but achievable. Artinya, target anggaran hendaknya jangan
terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
2.1.2. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran
Penganggaran partisipatif participative budgeting merupakan pendekatan penganggaran yang berfokus pada upaya untuk meningkatkan motivasi karyawan
untuk mencapai tujuan organisasi. Partisipasi anggaran pada sektor publik terjadi ketika antara pihak eksekutif, legislatif dan masyarakat bekerja sama dalam
pembuatan anggaran Bambang dan Osmad, 2007: 4. Anggaran dibuat oleh
Universitas Sumatera Utara
kepala daerah melalui usulan dari unit-unit kerja yang disampaikan kepada kepala bagian dan diusulkan kepada kepala daerah, dan setelah itu bersama-sama DPRD
menetapkan anggaran yang dibuat sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku. Proses penganggaran daerah dengan pendekatan kinerja dalam Kepmendagri
memuat Pedoman Penyusunan Rancangan APBD yang dilaksanakan oleh tim anggaran eksekutif bersama-sama unit organisasi perangkat daerah unit kerja.
Suatu proses penganggaran daerah dengan menggunakan pendekatan kinerja dalam Kepmendagri nomor 13 tahun 2006 membuat pedoman penyusunan
rancangan APBD yang dilaksanakan oleh tim anggaran eksekutif bersama-sama unit organisasi perangkat daerah. Untuk menyusun APBD, pemerintah daerah
harus terlebih dahulu menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RPJMD dengan menggunakan bahan dari Rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah Renja SKPD untuk jangka waktu 1 tahun yang mengacu kepada
Rencana Kerja Pemerintah. Satuan kerja perangkat daerah yang disingkat dengan SKPD merupakan suatu perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku
pengguna anggaran atau pengguna barang. Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh masing-
masing kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola APBD dan dilaksanakan oleh kepala satuan kerja pernagkat daerah selaku pejabat
pengguna anggaranbarang daerah. Di sini, pejabat pengelola keuangan daerah mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBD. b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.
Universitas Sumatera Utara
c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah.
d. Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah. e. Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD. Sedangkan kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna
anggaranbarang daerah mempunyai tugas sebagai berikut : a. Menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.
b. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran. c. Melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.
d. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak. e. Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab satuan
kerja perangkat daerah yang dipimpinnya. f. Mengelola barang milikkekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab
satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya. g. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan daerah yang
dipimpinnya. Garrison et.al. 2000: 347, menyatakan bahwa:
Arah aliran data anggaran dalam suatu system partisipatif berawal dari level tanggung jawab yang lebih rendah kepada level tanggung jawab yang lebih
tinggi. Setiap orang mempunyai tanggung jawab atas pengendalian biaya harus menyusun estimasi anggarannya sendiri dan kemudian menyerahkannya kepada
level manajemen yang lebih tinggi. Estimasi tersebut kemudian direview dan dikonsolidasikan dalam gerakannya ke arah level manajemen yang lebih tinggi.
Partisipasi dalam penyusunan suatu anggaran dapat membangun suatu interaksi yang lebih baik antara atasan dengan bawahan, sehingga akan tercipta
suatu komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. RKPD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
Hal-hal yang harus termuat dalam RKPD adalah : a. Rancangan kerangka ekonomi daerah.
b. Prioritas pembangunan dan kewajiban derah.
Universitas Sumatera Utara
c. Rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan lansung oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah maupun ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah menyusun Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA-SKPD sebagai acuan
bagi SKPD dalam menyusun RKA-SKPD. Pedoman penyusunan RKA-SKPD mencakup :
a. Prioritas dan plafon anggaran yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana pendapatan dan pembiayaan.
b. Sinkronisasi program dan kegiatan antar-SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan sesuai dengan standar pelayanan minimal yan g ditetapkan.
c. Batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD. d. Hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait
dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi
kerja.
e. Dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD, format RKA-SKPD, analisis standar belanja, dan standar satuan harga.
2.1.3. Komitmen Organisasi
Organisasi sering dipahami sebagai suatu kelompok orang yang berkumpul dan bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan
atau sejumlah sasaran tertentu yang telah ditetapkan. Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Disebut
sebagai entitas ekonomi karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil, bahkan dapat dikatakan sangat besar. Organisasi sektor publik juga melakukan
transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan. Berdasarkan Kepmendagri 13 tahun 2006 organisasi adalah unsur pemerintahan daerah yang terdiri dari DPRD, kepala
daerahwakil kepala daerah dan satuan kerja perangkat daerah. Menurut Griffin, komitmen organisasi adalah sikap yang mencerminkan sejauh mana seseorang
Universitas Sumatera Utara
individu mengenal dan terikat pada organisasinya. Seorang individu yang memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota
sejati organisasi. Komitmen organisasi yang kuat ataupun tinggi akan mendorong seorang individu untuk berusaha mencapai tujuan organisasi serta juga
meningkatkan kinerja yang tinggi. Menurut Fred Luthans 2006: 249, komitmen organisasi didefinisikan
sebagai “suatu keinginan yang kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan
tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi”. Seorang individu yang ingin menetap dalam organisasi karena keinginannya sendiri, memiliki keinginan
menggunakan usaha agar sesuai dengan tujuan organisasi. Pada aparat pemerintah daerah, seorang inidividu yang memilki komitmen organisasi yang
tinggi maka dapat menggunakan informasi yang dimiliki untuk menyusun anggaran sehingga dapat mencapai target ataupun tujuan anggaran yang telah
ditetapkan oleh organisasi tersebut.
2.1.4. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Pemerintah
Menurut Freeman 2003 dalam Nordiawan 2006: 48 mengungkapkan bahwa anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor
publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke dalam kebutuhan- kebutuhan yang tidak terbatas the process of allocating resources to unlimited
demands.
Universitas Sumatera Utara
Anggaran dapat juga dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran
finansial. Pembuatan anggaran dalam organisasi sektor publik, terutama pemerintah, merupakan sebuah proses yang cukup rumit dan mengandung muatan
politis yang cukup signifikan. Suatu proses anggaran bisa bersifat dari “atas-ke-bawah” atau dari
“bawah-ke-atas”. Dengan penyusunan anggaran dari atas-ke-bawah, manajemen senior menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebih rendah. Dengan penyusunan
anggaran dari bawah-ke-atas, manajer di tingkat yang lebih rendah berpartisipasi dalam menentukan besarnya anggaran.
Menurut Anthony dan Govindarajan 2005: 87 bahwa partisipasi anggaran yaitu, proses dimana pembuat anggaran terlibat dan mempunyai
pengaruh dalam penentuan besar anggaran mempunyai dampak yang positif terhadapa motivasi manajerial karena dua alasan :
1. Kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran jika anggaran dipandang berada dalam kendali pribadi manajer, dibandingkan
bila dipaksakan secara eksternal. 2. Hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah pertukaran informasi yang
efektif. Penyusunan anggaran partisipatif adalah sangat menguntungkan untuk pusat
tanggung jawab yang beroperasi dalam lingkungan yang dinamis dan tidak pasti karena manajer yang bertanggung jawab atas pusat tanggung jawab semacam itu
kemungkinan besar memiliki informasi terbaik mengenai variabel yang memengaruhi pendapatan dan beban mereka. Menurut penelitian Sinambela
2003, “partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif signifikan
Universitas Sumatera Utara
terhadap kinerja pegawai perguruan tinggi swasta di Kota Medan”. Dan hasil penelitian dari Bambang dan Osmad 2007 yang menyatakan bahwa “terdapat
pengaruh yang signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah”. Dari kedua penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa
partisipasi telah menunjukkan dampak positif terhadap kinerja pegawai peguruan tinggi swasta dan kinerja aparat pemerintah daerah.
2.1.5. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pemerintah
Komitmen organisasi adalah sebagai suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginannya
untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Komitmen organisasi yang kuat akan mendorong para manajer bawahan berusaha keras
mencapai tujuan organisasi Angel dan Perry, 1981; Porter et. al., 1974 dalam Bambang dan Osmad 2007: 7. Pegawai pemerintah yang memiliki komitmen
tinggi maka akan lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan pribadi dan berusaha menjadikan organisasi menjadi lebih baik. Sedangkan pegawai
pemerintah yang memiliki komitmen organisasi rendah akan membuat individu untuk berbuat untuk kepentingan pribadinya. Di lain sisi, komitmen organisasi
juga dapat merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan organisasinya untuk pencapaian kinerja yang diharapkan Nouri dan Parker, 1996; Chong dan
Chong, 2002; Wentzel, 2002. Apabila pegawai pemerintah yang memiliki komitmen yang kuat maka mereka akan bekerja keras, setia dan perduli terhadap
organisasinya sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kinerja pegawai pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6. Kinerja SKPD Pemerintah Daerah
Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD adalah organisasi atau lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab kepada kepala daerah dalam
rangka menyelenggarakan pemerintahan daerah. Kinerja performance adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan program
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi Mahsun, 2006: 25.
Pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik dalam menilai pencapaian suatu strategi melalui
alat ukur finansial dan non finansial Bambang dan Osmad, 2007: 4. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai pengendalian organisasi karena
pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system. Menurut Mahsun 2006: 198, menyebutkan bahwa :
Pengukuran kinerja pemerintah daerah diarahkan pada masing-masing satuan kerja dinas yang telah diberi wewenang mengelola sumber daya
sebagaimana bidangnya. Setiap satuan kerja adalah pusat pertanggungjawaban yang memiliki keunikan sendiri-sendiri. Dengan
demikian perumusan indikator kinerja tidak bisa seragam untuk diterapkan pada semua satuan kerja yang ada. Namun, dalam pengukuran kinerja
setiap satuan kerja harus tetap dimulai dari pengidentifikasian terhadap visi, misi, falsafah, kebijakan, tujuan, sasaran, program-program dan
anggaran serta tugas dan fungsi yang telah ditetapkan.
Indikator kinerja merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu
Mahsun, 2006: 81. Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi
kinerja.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Bastian 2006: 267, syarat indikator kinerja adalah sebagai berikut :
1. Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan keslahan interpretasi.
2. Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dan relevan.
3. Dapat dicapai, penting, dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak serta proses.
4. Harus cukup fleksibel dan sensitif terhadap perubahan penyesuaian pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan efektif.
Elemen pokok suatu pengukuran kinerja menurut Mahsun 2006, yaitu : 1. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi,
2. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja. 3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran organisasi.
4. Evaluasi kinerja feedback, penilaian kemajuan organisasi, meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Menurut Whittaker 1993 dalam Bastian 2006: 274 pengukuran kinerja
merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Lain halnya dengan Simons dalam
BPKP, 2000 dalam Mahsun 2006: 26 menyebutkan bahwa pengukuran kinerja membantu manajer dalam memonitor implementasi strategi bisnis dengan cara
membandingkan antara hasil aktual dengan sasaran dan tujuan strategis.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam.
Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Hasil Penelitian
J. Sumarno 2005 Pengaruh Komitmen
Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap
Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan
Kinerja Pegawai Studi Empiris Pada Kantor
Cabang Perbankan Indonesia di Jakarta
1. Terdapat pengaruh dan hubungan
negative yang kuat antara partisipasi
anggaran dan kinerja pegawai,
2. Pengaruh komitmen organisasi terhadap
hubungan partisipasi anggaran
dan kinerja pegawai adalah positif dan
signifikan,
3. Pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap hubungan antara partisipasi
anggaran dan kinerja pegawai
Elizar Sinambela 2003
Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan
Anggaran Terhadap Kinerja Pegawai Studi
Empiris Pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota
Medan 1. Partisipasi dalam
penyusunan anggaran telah
diterapkan pada perguruan tinggi
swasta di Kota Medan,
2. Partisipasi penyusunan
anggaran mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap
kinerja pegawai.
Bambang Sardjito dan Osmad Muthaher
2007 Pengaruh Partisipasi
Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat
Pemerintah
Daerah: Budaya Organisasi dan
Komitmen Organisasi Sebagai
Variabel Moderating Studi
Empiris Pemerintah Kota 1. Terdapat pengaruh
yang signifikan antara partisipasi
penyusunan anggaran terhadap
kinerja aparat pemerintah daerah,
2. Terdapat pengaruh yang signifikan
Universitas Sumatera Utara
dan Kabupaten Semarang
antara variabel budaya
organisasi dalam memoderasi
partisipasi penyusunan
anggaran dengan kinerja pegawai,
3. Terdapat pengaruh signifikan antara
variabel komitmen organisasi dalam
memoderasi partisipasi
penyusunan anggaran dengan
kinerja aparat pemda.
Essy Refikha 2008 Pengaruh Partisipasi
Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap
Kinerja SKPD Pemerintahan Kota
Binjai. 1. Tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara
partisipasi anggaran terhadap kinerja
SKPD Pemerintah Daerah
2. Adanya pengaruh yang signifikan
antara komitmen organisasi terhadap
kinerja SKPD pemerintah daerah.
2.3. Kerangka Konseptual
Tujuan pada penelitian ini agar mengetahui sejauh mana pengaruh penyusunan anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD. Robbins
2006 mengungkapkan bahwa ada tiga tipe sikap yaitu kepuasan kerja, keterlibatan, dan komitmen organisasi. Komitmen seorang individu pada suatu
organisasi akan terlihat dari kinerjanya dalam hal menyelesaikan seluruh tanggung
Universitas Sumatera Utara
jawabnya. Sehingga kinerja itu sendiri dapat dipengaruhi oleh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi. Berdasar tinjauan teori dan rumusan
penelitian, diidentifkasi dua variabel independen yaitu partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi, satu variabel dependen yaitu kinerja SKPD.
Penelitian ini merupakan suatu kajian yang berangkat dari berbagai konsep teori dan kajian penelitian yang sebelumnya. Secara skematis gambaran kerangka
pemikiran dalam penelitian ini dapat digambar seperti gambar 2.1.
H1
H3
H2
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Partisipasi anggaran
Kinerja SKPD Pemerintahan
Propinsi Sumatera Utara
Komitmen Organisasi
Universitas Sumatera Utara
2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah : • H1 : Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja
SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara. • H2 : Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap kinerja SKPD
Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara. • H3 : Partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi secara
bersamaan berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian assosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan yang bersifat sebab akibat.
Sehingga ada variabel independen variabel yang mempengaruhi dan variabel dependen variabel yang dipengaruhi Sugiyono, 2005. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi sebagai variabel independen terhadap kinerja SKPD
pemerintahan propinsi sumatera utara sebagai variabel dependen. Dimensi waktu penelitian ini adalah cross sectional yaitu melibatkan satu waktu tertentu dengan
banyak sampel.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya
atau menjadi objek penelitian Kuncoro, 2009: bab 3. Penelitian ini dilakukan di pemerintahan Propinsi Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah
pegawai yang bekerja di SKPD pada Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD dalam penelitian ini karena
SKPD termasuk dalam organisasi sektor publik yang memiliki sistem anggaran partisipatif.
Sampel adalah suatu himpunan bagian subject dari unit populasi. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada purposive
Universitas Sumatera Utara
sampling. Sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu sehingga dapat mendukung penelitian ini. Kriteria dalam pemilihan sampel merupakan pejabat struktural di
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara yang memiliki peran dalam proses penyusunan anggaran.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli yaitu berupa kuesioner. Data primer diperoleh langsung dari responden yang bekerja di Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD Pemerintahan Propinsi
Sumatera Utara.
3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai Indriantoro dan Supomo, 1999. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah partisipasi penyusunan
anggaran dan komitmen organisasi. Sedangkan variabel dependennya adalah kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.
Definisi operasional dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel 3.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Tabel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Operasional
Pengukuran Variabel Skala Penelitian
Variabel Independen 1. Partisipasi
penyusunan anggaran
2. Komitmen organisasi
Partispasi dalam penyusunan anggaran
merupakan proses keterlibatan dimana
seorang individu dan luasnya pengaruh dalam
proses penyusunan anggaran Milani, 1975
Komitmen organisasi adalah kepercayaan yang
kuat dan keterterimaan terhadap tujuan-tujuan
dan nilai-nilai organisasi serta keinginan untuk
berusaha mencapai tujuan organisasi tersebut
Nouri dan Parker, 1998 Menggunakan indikator yang
dikembangkan Milani 1975 dalam Mas’ud 2004
meliputi :
− Keterlibatan dalam penyusunan anggaran.
− Tingkat kelogisan alasan melakukan
revisi anggaran − Intensitas mengajak
diskusi tentang anggaran
− Besarnya pengaruh dalam anggaran.
− Kontribusi penting terhadap anggaran
− Frekuensi atasan meminta pendapat
dalam penyusunan anggaran.
Menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Mowday
et al. 1979 dalam Mas’ud 2004, yaitu :
− Kerja keras untuk menyukseskan
organisasi − Kebanggaan bekerja
pada organisasi − Kesediaan menerima
tugas demi organisasi − Kesamaan nilai
individu dengan nilai organisasi
− Kebanggaan menjadi bagian dari
organisasi Likert
Likert
Universitas Sumatera Utara
− Organisasi merupakan inspirasi
untuk melaksanakan tugas
− Senang atas pilihan bekerja di organisasi
− Anggapan bahwa organisasinya adalah
organisasi yang terbaik
− Perhatian terhadap nasib organisasi
Variabel Dependen Kinerja
SKPD Pemerintahan
Propinsi Sumatera Utara
Kinerja organisasi publik adalah : “hasil akhir
output organisasi yang sesuai dengan tujuan
organisasi. Menggunakan indikator yang
dikembangkan oleh Mahoney et al. 1963 dalam Mas’ud
2004 meliputi :
− Perencanaan − Investigasi
− Pengkoordinasian − Evaluasi
− Pengawasan − Staffing
− Negosiasi − Perwakilan
− Kinerja secara keseluruhan
Likert
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dalam pengumpulan data primer ataupun pengiriman kuesioner yaitu : 1. Kuesioner langsung diantar ke responden dan diserahkan kepada semua
sampel. 2. Kuesioner dikumpul setelah 2 minggu.
3. Jika ada responden yang belum mengumpulkan kuesioner maka kepada mereka diberikan waktu 1 minggu lagi.
Universitas Sumatera Utara
4. Setelah batas waktu yang telah ditentukan dan kuesioner telah dikembalikan oleh responden, maka peneliti akan mengolah data jika
jumlah data yang terkumpul sudah lebih dari 30, tetapi jika data yang terkumpul belum mencukupi maka peneliti akan mencoba kembali untuk
mengirimkan kuesioner kepada responden yang belum mengembalikan kuesioner tersebut.
3.6. Model dan Teknik Analisis Data 3.6.1. Model Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda, karena ada dua variabel independen dan satu variabel dependen.
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD
pemerintahan propinsi sumatera utara. Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan formulasi sebagai berikut :
Y= a
+�
�
�
�
+�
�
�
�
+e
keterangan : Y
= Kinerja SKPD Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara a
= Konstanta �
1
, �
2
= Koefisien �
1
= Partisipasi anggaran �
2
= Komitmen organisasi e
= Tingkat kesalahan pengganggu Dalam menganalisis data, digunakan program SPSS.
Universitas Sumatera Utara
3.6.2. Pengujian Kualitas Data 3.6.2.1.Uji Validitas
Uji validitas digunakan unuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut :
1. Jika �
ℎ�����
positif dan �
ℎ�����
�
�����
maka butir pertanyaan tersebut valid.
2. Jika �
ℎ�����
negatif dan �
ℎ�����
�
�����
maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
3.6.2.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan lebih dari dua kali terhadap gejala
yang sama dengan menggunakan alat yang sama Riyadi, 2000. Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, peneliti menggunakan
koefisien Cronbach Alpha
α
. Menurut kriteria Nunnally 1967, variabel atau konstruk dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha 0,60. Semakin nilai
alphanya mendekati satu maka nilai reliabilitas datanya semakin terpercaya untuk masing-masing variabel. Pengujian realibilitas dilakukan dengan menggunakan
program SPSS.
3.6.3. Pengujian Asumsi Klasik
Dalam penggunaan analisis regresi harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti bebas dari asumsi normalitas, multikolinearitas, dan heterokedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
3.6.3.1. Pengujian Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model
regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan
analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang mudah untuk mendeteksi normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumbu
diagonal dari garfik normal probability plot. Karakteristik histogram adalah bahwa pada grafik histogram pola distribusi menceng ke kanan dan membawahi
hampir semua grafik batang. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya tidak jauh dari garis
diagonal. Untuk melengkapi hasil analisis grafik normal digunakan uji Kolmogorov-
Smirnov Uji K-S. Pada uji ini dapat dilihat probabilitas signifikan terhadap variabel. Jika tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data itu
terdistribusi normal. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.
3.6.3.2. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat VIF dan korelasi diantara variabel bebas. Batasan umum yang
Universitas Sumatera Utara
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance0, 10 atau sama dengan VIF 10 Ghozali, 2008: 91
3.6.3.3 Uji Heterokedastisitas