18
BAB II LANDASAN TEORI
A. Metode Bercerita
1. Pengertian Metode Bercerita
“Metode secara harfiah berarti “cara”, sedangkan dalam pemakaian umum metode diartikan sebagai alat yang merupakan bagian dari perangkat dan cara dalam
pelaksanaan suatu strategi dalam mengajar.
25
Menurut Trianto, “metode adalah cara yang dipergunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam
kegia tan nyata, agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal”.
26
Oemar Hamalik mengemukakan bahwa, “metode adalah cara yang digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum”.
27
Berdasarkan definisi atau pengertian beberapa metode yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa metode merupakan suatu cara atau strategi yang
dilakukan oleh seorang gurupendidik untuk menciptakan suatu proses kegiatan belajar mengajar pada siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Secara umum banyak sekali metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam suatu proses kegiatan
belajar
mengajar. Namun, tidak semua metode pembelajaran cocok bagi kegiatan anak usia dini. Secara teknis beberapa metode
pembelajaran yang dapat diter apkan pada anak usia dini yaitu “metode bermain,
25
Moejono Hasibuan, Proses Belajar Mengajar Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, h. 3.
26
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, h. 93.
27
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 26.
19 metode karyawisata, metode bercakap-cakap, metode bercerita, metode demonstrasi,
metode proyek dan metode pemberian tugas”.
28
Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan diantaranya yaitu metode bercerita.
Bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bercerita juga dapat menjadi media untuk
menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
29
Dalam konsep Islam, cerita disebut sebagai
qashas
, yang memiliki makna kisah. Selain itu,
qashash
juga diartikan sebagai urusan, berita, perkara, dan keadaan.
30
Sementara menurut istilah,
Qashas
adalah pemberitaan kisah Al-Quran tentang hal ikhwal umat yang telah lalu, peristiwa yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Jadi, dapat
dipahami bahwa cerita dapat dimaknai sebagai kisah
qashas
.
31
Metode bercerita merupakan salah satu cara menyampaikan sesuatu dengan cara bertutur atau memberikan penerangan penjelasan secara lisan melalui cerita.
32
Metode bercerita sangat tepat diberikan bagi anak usia dini. Hal ini akan berguna bagi anak ketika suatu saat ia menemukan masalah yang hampir mirip dengan isi cerita
yang pernah diberikan guru, sehingga akan memacu nalarnya untuk berfikir mencari pemecahan dari masalah yang dihadapi. Sehingga banyak sekali makna penting
bercerita bagi anak usia dini.
28
Soegeng Santoso,Pendidikan Anak Usia Dini Jakarta: Citra Pendidikan, 2002, h. 72.
29
Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini Bandung: Alfabeta, 2010, h. 90
30
Armai Arif, Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam Jakarta: Ciputra Press, 2002, h. 115.
31
Manna’ Khalil Al-Qur’an, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an Jakarta: Pustaka Lintera Antar Nusa, 2003, h. 435.
32
Yuliani Nurani Sujiono, dkk, Metode Pengembangan Kognitif Jakarta: Universitas Terbuka, 2011, h. 7.9.
20 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode
bercerita adalah suatu cara yang dipergunakan guru dalam suatu pembelajaran untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat secara lisan, baik dengan
menggunkan alat peraga maupun tidak dengan tetap mengutamakan keterlibatan anak terhadap cerita yang akan diberikan.
2. Tehnik Bercerita Bagi Anak Usia Dini