37 memiliki sifat ingin tahu curiositas yang tinggi. Anak tersebut biasanya selalu
banyak bertanya dan serba ingin tahu, selalu mencobanya, mempraktekkannya, dan mencoba-coba sesuatu yang baru.
Anak mandiri itu adalah anak yang mampu menggabungkan motivasi dan kognitifnya sekaligus, sehinggga dapat dikatakan bahwa menjadi anak yang mandiri
tergantung pada kepercayaan terhadap diri sendiri dan motivasinya. Pada aspek motivasi, anak yang mandiri, biasanya ditandai dengan kemauannya yang keras, tidak
cepat putus asa, bahkan tidak cepat bosan sebelum ia mampu mengetahui dan mencapai sesuatu yang dicarinya. Sementara pada aspek kognitif, anak telah memiliki
banyak pengetahuan dan perbendaharaan kata atau kalimat yang diutarakannya. Dengan segenap pengetahuan dan perbendaharaan kata tersebut, maka akan
memuculkan sikap mandiri dan keberanian yang tinggi, baik dalam sikap dan perbuatannya, maupun dalam menetapkan keputusan yang diambilnya.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Anak Usia Dini
Kemandirian merupakan slaah satu karakter kepribadian manusia yang tidak dapat berdiri sendiri. Kemandirian terkait dengan aspek kepribadian yang lain , yaitu
percaya diri dan berani yang harus dilatih sejak dini agar tidak menghambat tugas- tugas perkembangan selanjutnnya. Pada usia dua sampai tiga tahun, tugas utama
perkembangana anak adalah untuk mengembangkan kemandirian. Kemandirian yang tidak terpenuhi pada usia dua sampai tiga tahun, akan menimbulkan terhambatnya
perkembangan kemandirian yang maksimal. Kemandirian bukanlah keterampilan yang tiba-tiba muncul, melainkan perlu
diajarkan kepada anak. Tanpa diajarkana nak tidaka kan tahu bagaimana cara
38 membantu dirinya sendiri. Kemampuan membantu dirinya sendiri itulah ersensi dari
karakter amndiri anakl. Sehubungan dengan hal tersebut, setidaknya ada 2 faktor yang berpengaruh dalam mendorong timbulnyan kemandirian anak usia dini.
Berikut inin adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam mendorong timbulnyan kemandirian anak usia dini:
a. Faktor Internal
Faktor internal terdiri dari dua kondisi, yaitu kondisi fisiologis dan kondisi psikologis.
1. Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis yang berpengaruh anataralain: keadaan tubuh, kesehatan jasmani dan jenis kelamin. Pada umumnya anak yang sakit lebuh cenderung
tergantungdaripada anak yang tidak sakit. Sedangkan anak poerempuan biasanya memliki dorongan untuk melepas kan diri dari ketergantungan oran
lain, dengan statusnya sebagai anak perempuan harus memiliki sikap positif. 2.
Kondisi Psikologis Meskipun kecerdasan atau kemmapuan logika anak dapat diubah atau
dikembangkan mellaui lingkungan, sebagian ahli berpendapat bahwa faktior bawaan dapat berpengaruh terhadap keberhasilan lingkungan dalam
mengembangkan kecerdasan anak. Terlepas dari pendapat tersebut, para pakar pendidikan sepakat bahwa kecerdasan atau kemmapuan kognitif anak sangat
berpengaruh terhadap pembentukan kemandirian anak. Hal ini disebabkan kemmapuan bertindak dan mengambil keputusan oleh seorang anak hanya
39 mungkin dimiliki oleh anak yang mampu berfikir dengans eksama terhadap
tindakannya. b.
Faktor Eksternal Faktor Eksternal dalam membentuk kemandirian anak, antara lain meliputi:
a. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk kemandirian anak.Lingkungan yang baik dapat menjadikan cepat
tercapainya pembentukan kemandirian anak. Dengan pemberian stimulasi yang terarah dan teratur, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah
sangat berpengaruh terhadap pembentukan kemandirian anak, sehingga anak akan lebih cepat mandiri dibandingkan anak yang kurang mendapat
stimulasi. b.
Rasa cinta dan kasih sayang Rasa cintadan kasih sayang orang tua di rumah maupun guru di sekolah
dapat berpengaruh terhadap pembentukan kemandiran anak. Bila ada rasa cinta dan kasih sayang yang berklebihan akan membuat anak kurang
mandiri. Hal ini dapat diatasi jika interaksi antara orang tua maupun guru dengan anak dapat berjalan lancar dab baik.
c. Pola asuh dala keluarga
Pembentukan kemandiriana nak tidak terlepas dari pola asuh orang tua dan pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anaknya.Ketika anak
40 terbiasa disejak kecil dilatih mandiri,maka ketika harus keluarv dari
asuhan oarng tuanya untuk hidup mandiri, maka ia tidak merasa takut lagi. Pola asuh ayah dan ibu mempunyai peran nyata dalam mebentuk karakter
mandiri anak. Toleransi yang berlebihan dan pemeliharanan dari orang tua yang terlalu keras dapat mengahmbat pembentukan kemandirian anak.
d. Pengalama dalam kehidupan
Pengalamn dalam kehidupanm meliputi pengalaman di lingkungan sekolah dan masyarakat. Lingkungan sekolah berpengaruh terhadap
pembentukan kemandirian anak, baik melalui hubungan dengan teman maupun guru. Melalui interaksi dengan teman sebaya, akan sangat
membantu anak ketika mereka mulai memisahkan diri dengan orang tuanya. Maka pada saat itu anaka telah memulai perjuangan memperoleh
kebebasan, sehingga melalaui hubungan dengan teman sebayanya anak belajar berfikir mandiri.
49
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembentukan kemandirian anak sangat dipengaruhi dari berbagai faktor, yang dimulai dari diri
pribadi anak faktor internal yang meliputi: kondisi fisiologis dan kondisi psikologis anak. Selain itu faktor ekternal juga sangat berpengaruh terhadap pembentukan
kemandirian anak, yang meliputi: lingkungan keluaraga, sekolah,teman sebaya maupun masyarakat, rasa cinta dan kasih sayang, pola asuh dalam keluarga dan
pengalaman dalam kehidupan.
4. Strategi Pembelajaran Dalam Membentuk Kemandirian Anak Usia Dini