25
ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan WHO, 2011.
3.3.7 Penetapan kadar abu tidak larut dalam asam
Abu yang telah diperoleh dalam penetapan kadar abu dididihkan dalam 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut asam dikumpulkan,
disaring melalui kertas saring dan dipijar sampai bobot tetap, kemudian didinginkan dan ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung
terhadap bahan yang dikeringkan WHO, 2011.
3.3.8 Skrining fitokimia simplisia a.
Pemeriksaan alkaloida
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia ditimbang kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air suling, dipanaskan diatas penangas air selama 2
menit, didinginkan lalu disaring. Filtrat digunakan untuk percobaan berikut:
i. Diambil 3 tetes filtrat, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Meyer ii. Diambil 3 tetes filtrat, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat
iii. Diambil 3 tetes filtrat, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff Alkaloida dianggap positif jika terjadi endapan paling sedikit dua dari tiga
percobaan diatas Depkes, 1995.
b. Pemeriksaan flavonoida
Larutan Percobaan: Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia disari dengan 10 ml metanol lalu
direfluks selama 10 menit, disaring panas-panas melalui kertas saring, filtrat diencerkan dengan 10 ml air suling. Setelah dingin ditambah 5 ml n-heksan,
26
dikocok hati-hati, didiamkan. Lapisan metanol diambil, diuapkan pada temperatur 40°C, sisa dilarutkan dalam 5 ml etil asetat, disaring.
Cara percobaan: i. Sebanyak 1 ml larutan percobaan diuapkan hingga kering, sisanya dilarutkan
dalam 1-2 ml etanol 96, ditambahkan 0,5 g serbuk seng dan 2 ml asam klorida 2 N, didiamkan selama satu menit. Ditambahkan 10 ml asam klorida
pekat, jika dalam waktu 2-5 menit terjadi warna merah yang intensif menunjukkan adanya flavonoida
ii. Sebanyak 1 ml larutan percobaan diuapkan hingga kering, sisanya dilarutkan dalam 1 ml etanol 96, ditambahkan 0,1 g magnesium dan 10 tetes asam
klorida pekat, terjadi warna merah jingga sampai merah ungu menunjukkan adanya flavonoida Depkes, 1995.
c. Pemeriksaan tanin
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia disari dengan 10 ml air suling, disaring lalu filtratnya diencerkan dengan air suling sampai tidak berwarna. Diambil 2 ml
larutan lalu ditambahkan 1-2 tetes pereaksi besi III klorida. Terjadi warna biru atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tannin.
d. Pemeriksaan glikosida
Sebanyak 3 g serbuk simplisia disari dengan 30 ml campuran etanol 96- air suling 7 : 3, lalu ditambahkan 10 ml HCl 2 N, direfluks selama 10 menit,
didinginkan dan disaring. Diambil 20 ml filtrat ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml timbal II asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan selama 5 menit lalu disaring.
Filtrat disari sebanyak 3 kali, tiap kali dengan 20 ml campuran kloroform:isopropanol 3:2. Pada kumpulan sari ditambahkan natrium sulfat
27
anhidrat secukupnya, disaring dan diuapkan pada temperatur tidak lebih dari 50°C, dilarutkan sisanya dengan 2 ml metanol, kemudian diambil 0,1 ml larutan
percobaan di masukkan kedalam tabung reaksi, diuapkan diatas penangas air. Pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 2 tetes pereaksi molish, ditambahkan hati-hati
2 ml asam sulfat pekat, terbentuk cincin warna ungu pada batas kedua cairan menunjukkan adanya ikatan gula Depkes, 1995.
e. Pemeriksaan saponin