30
anhidrat secukupnya, disaring dan diuapkan pada temperatur tidak lebih dari 50°C, dilarutkan sisanya dengan 2 ml metanol, kemudian diambil 0,1 ml larutan
percobaan di masukkan kedalam tabung reaksi, diuapkan diatas penangas air. Pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 2 tetes pereaksi molish, ditambahkan hati-hati
2 ml asam sulfat pekat, terbentuk cincin warna ungu pada batas kedua cairan menunjukkan adanya ikatan gula Depkes, 1995.
k. Pemeriksaan saponin
Sebanyak 0,5 g ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 10 ml air suling panas, didinginkan kemudian dikocok kuat-kuat
selama 10 detik, timbul busa yang mantap tidak kurang dari 10 menit setinggi 1- 10 cm. ditambahkan 1 tetes larutan asam klorida 2 N, bila buih tidak hilang
menunjukkan adanya saponin Depkes, 1995. l.
Pemeriksaan steroidatriterpenoida
Sebanyak 1 g ekstrak dimaserasi dengan 20 ml n-heksan selama 2 jam. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa ditambahkan 2 tetes asam asetat
anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat. Timbul warna ungu atau merah kemudian berubah menjadi biru hijau menunjukkan adanya steroidatriterpenoida Harborne,
1987.
3.6 Penyiapan Bahan Uji, Kontrol dan Obat Pembanding
Ekstrak etanol kulit buah rotan dengan dosis 100, 200, 400 mgkg bb bahan uji dan natrium diklofenak 4,5 mgkg bb kontrol positif dibuat dalam
bentuk suspensi CMC 0,5. Dan sebagai kontrol negatif yang digunakan adalah suspensi CMC 0,5 dalam air suling.
31
3.6.1 Pembuatan suspensi CMC 0,5
Sebanyak 500 mg CMC ditaburkan merata ke dalam lumpang yang telah berisi air suling panas sebanyak 35 ml. Didiamkan selama 15 menit hingga
diperoleh massa yang transparan, digerus hingga terbentuk gel kemudian diencerkan dengan sedikit air, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, lalu
ditambahkan air suling sampai garis tanda.
3.6.2 Pembuatan suspensi natrium diklofenak dosis 4,5 mgkg bb
Ditimbang sebanyak 4,5 mg serbuk natrium diklofenak kemudian digerus dengan penambahan suspensi CMC 0,5 sampai homogen, dimasukkan ke dalam
labu ukur 10 ml, dicukupkan sampai garis tanda dengan suspensi CMC 0,5.
2.6.3 Pembuatan suspensi ekstrak etanol kulit buah rotan dosis 100 mgkg bb, 200 mgkg bb, dan 400 mgkg bb konsentrasi 3
Ditimbang 750 mg ekstrak etanol kulit buah rotan, kemudian digerus dengan penambahan suspensi CMC 0,5 sampai homogen, dimasukkan ke dalam
labu ukur 25 ml, dicukupkan sampai garis tanda dengan suspensi CMC 0,5.
3.7 Penyiapan Induktor Radang karagenan 1
Ditimbang sebanyak 100 mg karagenan, lalu dihomogenkan dengan larutan NaCl 0,9, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml kemudian
dicukupkan dengan larutan NaCl 0,9 sampai garis tanda.
3.8 Penyiapan Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih jantan sebanyak 25 ekor, dibagi dalam 5 kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus.
32
Pemilihan tikus sebagai hewan uji berdasarkan sifatnya yang tenang, mudah ditangani dan tidak terlalu fotofobik. Selain itu, ukuran telapak kaki tikus lebih
mudah diamati dan diukur volume kakinya. Tikus putih cenderung aktif pada malam hari, sedangkan siang hari digunakan untuk istirahat dan tidur, sehingga
pada siang hari tikus putih lebih mudah ditangani. Sebelum pengujian, hewan percobaan dipelihara pada kandang yang mempunyai ventilasi yang baik dan
selalu dijaga kebersihannya. Tikus yang sehat ditandai dengan adanya peningkatan berat badan dan cenderung stabil dari hari ke hari.
3.9 Prosedur Pengujian Efek Antiinflamasi
Pengujian aktivitas antiinflamasi menggunakan metode Winter 1961. Sebelum pengujian, tikus dipuasakan selama 18 jam dengan tetap diberi air
minum. Tikus dikelompokkan ke dalam 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif suspensi CMC 0,5, kelompok bahan uji tiga dosis suspensi ekstrak
etanol kulit buah rotan, dan kontrol positif natrium diklofenak. a. Pada hari pengujian, masing-masing hewan ditimbang dan diberi tanda pada
kaki kirinya, kemudian kaki kiri tikus dimasukkan ke dalam pletismometer yang berisi cairan sampai cairan tersebut naik sampai garis batas pada kaki kiri
tikus. b. Kemudian, catat angka pada skala pletismometer sebagai volume awal Vo
yaitu volume kaki sebelum diberi obat dan diinduksi dengan larutan karagenan. c. Masing-masing tikus diberi suspensi bahan uji secara oral sesuai dengan
kelompoknya.
33
d. Lalu 60 menit kemudian, masing-masing telapak kaki tikus disuntik secara subplantar dengan 0,05 ml larutan karagenan 1.
e. Setelah 30 menit, dilakukan pengukuran dengan cara mencelupkan kaki kiri tikus ke dalam pletismometer sampai cairan tersebut naik sampai garis batas
pada kaki kiri tikus. f. Dicatat angka pada skala pletismometer. Perubahan volume cairan yang terjadi
dicatat sebagai volume telapak kaki tikus pada waktu tertentu Vt. Pengukuran dilakukan setiap 30 menit selama 360 menit. Volume radang adalah
selisih volume telapak kaki tikus setelah dan sebelum disuntikkan karagenan. Pada waktu pengukuran, volume cairan harus sama setiap kali pengukuran, tanda
batas pada kaki tikus harus jelas, kaki tikus harus tercelup sampai batas yang dibuat.
3.10 Penghitungan Persen Radang