44
Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan
Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
penelitian ini melalui tiga tahap yaitu: tahap persiapan penelitian, tahap penelitian, dan tahap analisis data.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Duren III yang beralamat di Kampung Karangsari Ds Duren Kecamatan Klari Kabupaten
Karawang Propinsi Jawa Barat. NSS sekolah 101022106014 SDN Duren III mempunyai 18 tenaga mengajar, yang terdiri dari 8 PNS dan 10 tenaga sukwan,
jumlah siswa sebanyak 743, Siswa kelas V sebanyak 120 terbagi menjadi terbagi kedalam tiga kelas, yaitu kelas A, B, dam kelas C. Pengajar dimasing-masing
kelas eksperimen dan kontrol berbeda, yaitu dikelas eksperimen oleh guru perempuan bernama Ibu Eha Julaeha sedangkan di kelas kontrol oleh laki-laki
bernama bapak Endi Rustandi. Meskipun berbeda namun kualifikasi mereka dapat dikatakan sama, seperti dilihat dari jenjang pendidikan yang ditempuh.
Penarikan sampel dilakuakn dengan cara acak sehingga diperoleh sampel yang terdiri dari dua kelas yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.
Pengacakan dilakukan terhadap kelas populasi, dari hasil pemilihan secara acak, yang terpilih sebagai kelas eksperimen mempelajarai volume kubus dan balok,
dengan teknik problem posing sebanyak 36 siswa yaitu kelas A. Sedangkan untuk kelas kontrol yaitu kelas B sebanyak 36 siswa mempelajari volume kubus dan
balok dengan pembelajaran konvensional.
C. Waktu dan Tahap Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakuakan mualai bulan 0ktober sampai dengan Nopember 2013. Jadwal rencana kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
45
Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan
Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2. Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
BULAN Des
2012 Jan
2013 Feb
2013 Sep
2013 0kt
2013 Nop
2013 Des
2013 1.
Pembutan proposal X
X 2.
Seminar Proposal X
3. Menyusun Instrumen
Penelitian X
4. Melakukan KBM di
kelas eksperimen X
X 5.
Pengumpulan Data X
X 6.
Pengolahan Data X
X 7.
Penyelesaian Tesis X
X
2. Tahap Penelitian
Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu: tahap persiapan penelitian, tahap penelitian, dan tahap analisis data.
a. Tahap persiapan penelitian
1 Studi literatur berupa buku-buku yang membahas tentang pembelajaran
dengan teknik problem posing, dan studi lapangan untuk mengetahui pembelajaran yang selama ini dilaksanakan oleh guru dikelompok.
2 Menyusun instrumen penelitian yang disertakan dengan proses bimbingan
dengan dosen pembimbing. 3
Menguji coba instrumen penelitian, analisis hasil coba instrumen, mengolah data hasil uji coba, membuat rencana pembelajaran untuk
kelompok instrumen. 4
Revisi instrumen.
b. Tahap Pelaksanaan Penelitian
1 Pelaksanan kegiatan diawali dengan memberikan pretes pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dalam kemampuan penalaran dan komunikasi matematika.
2 Pelaksanaan pembelajaran dengan teknik problem posing pada kelompok
eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut:
46
Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan
Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
a Menentukan permasalahan tentang pokok tentang volume balok dan
kubus. b
Menyyiapkan peralatan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan c
Melaksanakan proses pembelajaran didalam kelas sebanyak enam kali pertemuan.
3 Pelaksanaan pembelajaran dikelompok kontrol dengan pembelajaran
konvensional. 4
Observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
5 Pelaksanaan postes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
untuk mengetahui kemampuan peningkatan penalaran dan komunikasi matematika.
6 Menyebarakan angket siswa pada siswa kelompok eksperimen untuk
mengetahui setelah perlakuan. 7
Pelaksaan wawancara pada guru dikelompok eksperimen untuk mengetahui tanggapan dan kesulitan yang dihadapi dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan teknik problem posing.
c. Tahap Analisis Data
Data-data yang diperoleh selama penelitian dilaksanakan akan dianalisis, sehingga sampai diperoleh suatu kesimpulan. Teknik analisis data yang digunakan
yaitu statistik deskriftif dan statistik inferensial. Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis.
D. Instrumen Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu tes dan non tes. Instrumen dalam jenis tes adalah tes penalaran dan komunikasi
matematika. Instrumen dalam non-tes terdiri dari lembar observasi, kegiatan siswa dan guru, angket sikap siswa, serta pedoman wawancara untuk siswa dan guru
terhadap teknik problem posing. Instrumen ini dikembangkan melalui beberapa tahap, yaitu tahap pembuatan instrumen, tahap penyaringan dan tahap uji caba
instrumen untuk tes kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika. Sebelum soal diuji cobakan, peneliti berdiskusi dengan guru kelas V
47
Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan
Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
B, dan C SDN Duren 3 Klari Karawang, kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing. Pada awalnya instrumen tes kemampuan penalaran dan komunikasi
matematika diuji cobakan secara terbatas kepada 10 siswa kelas 6 SD. Dari uji coba 10 siswa ini diperoleh masukan untuk merevisi naskah soal tersebut.
Kemudian soal yang telah direvisi diujicobakan kepada siswa satu kelas dengan peserta didik sebanyak 30 siswa.
Berdasarkan keterangan dari UPTD Pendidikan Kecamatan Klari bahwa sekolah tempat ujicoba instrumen termasuk pada level sekolah dengan kualifikasi
sedang, hal tersebut dilihat dari rata-rata Ujian Nasional Tahun 2012. Kemudian hasilnya dianalisis dengan menggunakan anates Versi 4.0.5. Namun berdasarkan
hasi analisis tersebut masih terdapat 1 butir soal yang belum valid, yaitu butir soal nomor 3. Hal ini dikerenakan butir soal yang belum dipengerti oleh siswa. Setelah
itu penulis kembali mendiskusikan hal tersebut dengan dosen pembimbing dan sepakat untuk tetap menggunakan keseluruhan tes dengan mengubah redaksi soal
terlebih dahulu. Selanjutnya instrumen tes kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika diuji cobakan di luar kelas subjek penelitian. Kelas yang
menjadi uji coba instrumen yaitu kelas VI B SDN Duren 3 Klari Karawang. Hasil ujicoba dianalisis menggunakan bantuan program Anates 4.0.5. dan menunjukan
bahwa semua soal menunjukan tingkat kesukaran yang sedang. Oleh karena itu soal perlu diperbaiki dan dilakukan ujicoba ulang. Naskah soal tes kemampuan
penalaran dan kemampuan komunikasi matematika terlampir. Setelah ujicoba yang kedua dilakukan, kemudian data hasil ujicoba
instrumen dianalisis dengan menggunakan program Anates Versi 4.0.5. Berdasarkan hasil ujicoba tersebut diperoleh bahwa semua butir soal adalah valid
dan layak untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian. Hasil ujicoba instrumen tersebut terlampir. Setiap instrumen penelitian ini selanjutnya dibahas sebagai
berikut:
a. Tes Penalaran dan Komunikasi Matematika
Tes kemampuan penalaran dan komunikasi matematika dalam penelitian ini, digunakan untuk memperoleh data kuantitatif berupa kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal penalaran dan komunikasi matematika, pada materi
48
Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan
Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
volume kubus dan balok. Tes diberikan pada awal pembalajar pretes dan akhir pembelajaran postes
Jumlah soal dalam tes penalaran dan komunikasi matematika sebanyak sepuluh butir. Setiap soal disusun dalam bentuk essay yang terdiri dari lima soal
kemampuan penalaran dan lima soal kemampuan komunikasi. Bentuk soal essay ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk dan mengemukakan ide-
ide matematika. Hal ini sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh Petersson, Resnick dan Lubienski Herman, 2006: 73 bahwa tes dengan tipe ini cocok
untuk mengukur daya matematis siswa. Tes kemampuan penalaran dan komunikasi matematika ini dikembangkan
dari peneliti dengan materi volume kubus dan balok dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1 Membuat kisi-kisi tes yang sesuai dengan indikator pembelajaran,
indikator kemampuan penalaran matematika dan indikator kemampuan komunikasi matematika, yang disesuaikan dengan tingkat kesukaran soal.
Kisi-kisi tes penalaran dan komunikasi dapat dilihat pada lampiran B.1 2
Membuat soal berdasarkan kisi-kisi soaltes penalaran dan komunikasi matematika pretes dan postes dapat dilihat pada lampiran B2
3 Menilai validitas muka dan validitas isi content validity yang dilakukan
oleh dosen pembingbing dan guru kelas V SD. 4
Memeriksa tingkat keterbacaan soal yang dilakukan oleh mahasiswa S2 Program Studi Pendidikan Dasar, guru SD, dan beberapa orang siswa SD.
5 Mengujicobakan tes yang kemudian dilanjutkan dengan menghitung
validitas, relibilitas, tingkat kesukaran, dan pembeda.
b. Pedoman penyekoran tes penalaran dan komunikasi
Untuk memperoleh data yang objektif dari tes penalaran dan komunikasi matematika, maka ditentukan pedoman penyekoran yang proposional untuk setiap
butir soal. Dalam penelitian ini penyekoran menggunakan rubrik yang dibedakan untuk masing-masing kemampuan. Pedoman penyekoran untuk mengukur
kemampuan penalaran matematika diadaptasi dari Carroll 1999 yang disajikan pada tabel.3.3.
49
Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan
Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3 Pedoman Penyekoran Tes Kemampuan Penalaran Matematika
Skor indikator
Tidak ada jawaban, Menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan, atau
Tidak adajawaban yang benar
1 Hanya sebagian penjelasan dengan menggunakan gambar, fakta, dan
hubungan Mengikuti argumen-arguman logis dalam menyelesaikan soal
Menarik kesimpulan logis dengan benar 2
Hampir semua penjelasan menggunakan gambar, fakta, dan hubungan
Mengikuti argumen-arguman logis dalam menyelesaikan soal Menarik kesimpulan logis dengan benar
3 Semua penjelasan menggunakan gambar, fakta, dan hubungan
Mengikuti argumen-arguman logis dalam menyelesaikan soal Menarik kesimpulan logis dengan lengkap, jelas, dan benar
4 Jawaban benar disertai dengan alasan yang benar
Mengikuti argumen-arguman yang logis dalam menyelesaikan soal Menarik kesimpulan logis dan benar
Sedangkan pedoman penyekoran untuk mengukur kemampuan komunikasi matematika diadapsi dari Cai, Lane, Jacabsin 1996 yang
disajikan pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematika
Skor Indikator
Tidak ada jawaban, meskipun ada, maka hanya memperlihatkan tidak memahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa
apa.
1 Hanya sedikit penjelasan, tabel, gambar grafik, diagram atau model
matematika yang benar
2 Penjelasan secara matematika masuk akal namun hanya sebagian
lengkap dan benar. Membuat tabel, gambar, grafik atau diagram hampir benar namun tidak lengkap. Membuat model matematika hampir
namun salah dalam mendapatkan solusi.
3 Penjelasan secara matematik masuk akal dan benar, meskipun tidak
tersusun secara logis. Membuat tabel, gambar, grafik atau diagram dengan benar namun tidak lengkap. Membuat model matematika benar
namunkurang benar dalam mendapatkan solusi
4 Penjelasan secara matematika masuk akal dan benar, serta tersusun
secara logis. Membuat tabel, gambar, grafik atau diagram lengkap dan benar. Membuat model matematika dan mendapatkan solusi yang
benar.
50
Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan
Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c. Analisis uji coba tes penalaran dan komunikasi matematika
Sebelum pretes dilakukan, instrumen terlebih dahulu diujicobakan kepada sekelompok siswa kelas V SD yang telah mempelajari volume bangun ruang dan
balok. Ujicoba dilakukan pada satu kelas yang mewakili sekolah yaitu kelas V B sebanyak 30 siswa. Uji coba instrumen dianalisi dengan menggunakan progran
ANATES Versi 4.0.5
1. Validitas butir soal
Pengujian validitas bertujuan untuk melihat tingkat kesahihan ketepatan suatu alat ukur. Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur Sugiyono dalam Akdon 2008. Pengujian validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antara skor butir soal dengan faktor
total dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment Dengan bantuan program ANATES Versi 4.0.5. dapat diperoleh secara
langsung koefisien korelasi setiap butir soal. Setelah diketahui koefisien korelasi rxy, maka langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan dengan nilai
r
tabel Product moment table pada interval kepercayaan 95 dengan derajat kebebasan n
- 2. Setiap butir soal dikatakan valid jika nilai rxy lebih besar dari pada nilai
r
tabel
Muhidin dan Abdurahman, 2007. Hasil analisis tes penalaran dan komunikasi matematika disajikan pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Analisis Validitas Tes KemampuanPenalaran Matematika Dan Komunikasi Matematika
Nomor Soal
xy
r
tabel
keterangan Kemampuan
Penalaran Matematika 1
0,824 0,339
Valid 2
0,850 0,339
Valid 3
0,766 0,339
Valid 4
0,864 0,339
Valid 5
0,836 0,339
Valid Kemampuan
Komunikasi Matematika 1
0,862 0,339
Valid 2
0,718 0,339
Valid 3
0,745 0,339
Valid 4
0,815 0,339
Valid 5
0,795 0,339
Valid
51
Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan
Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dari Tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien korelasi rxy berbeda namun tetap lebih besar jika dibanding kan dengan nilai
r
tabel.
Dengan demikian, semua butir soaldalam tes kemampuan penalaran dan komunikasi
matematika adalah valid .
2. Reliabilitas butir soal
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengukur ketepatan instrumen atau ketepatan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut. Suatu alat evaluasi
instrumen dikatakan valid bila reliabilitasnya tinggi. Untuk mengetahui apakah suatu tes memililki reliabilitas tinggi, atau rendah dapat dilihat dari nilai koefisien
reliabilitasnya. Berdasarkan hasil ujicoba reliabilitas butir soal secara keseluruhan dengan
bantuan program ANATES Versi 4.0.5 diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,86 untuk kemampuan penalaran dan 0,90 komunikasi matematika. Ini berarti
bahwa tes kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika reliabilitas yang tinggi.
3. Daya pembeda
Perhitungan daya pembeda dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat evaluasi tes dapat membedakan antara siswa yang berada pada
kelompok atas kemampuan tinggi dan siswa yang berada pada kelompok bawah kemampuan rendah.
Daya pembeda untuk teskemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika dapat disajikan pada tabel 3.6.
52
Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan
Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6. Analisis Daya Pembeda Tes Kemampuan Penalaran dan Komunikasi
Matematika
Jenis Kemampuan Nomor Soal
Daya Pembeda Interpretasi
Daya Pembeda
Kemampuan Penalaran Matematika
1 37,50
Baik 2
53,13 Sangat Baik
3 40,63
Baik 4
43,75 Baik
5 40,63
Baik Kemampuan Komunikasi
Matematika 1
62,50 Sangat Baik
2 46,88
Baik 3
34,38 Baik
4 50,00
Sagat Baik 5
37,50 Baik
Dari tabel 3.6 dapat disimpulkan bahwa dari sepuluh soal yang terdapat pada tes kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika tidak ada yang
mempunyai daya pembeda kurang sehingga soal tersebut dapat dipergunakan untuk penelitian.
4. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal diperoleh dengan menghitung persentase siswa dalam menjawab butir soal dengan benar. Semakin kecil persentase menunjukkan
bahwa butir soal semakin sukar dan semakin besar persentase menunjukkan bahwa butir soal semakin mudah. Tingkat kesukaran untuk tes kemampuan penalaran dan
kemampuan komunikasi matematika disajikan dalam tabel 3.7
53
Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan
Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7 Analisis Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Penalaran dan
Komunikasi Matematika
Jenis Kemampuan Nomor soal
Tingkat kesukaran
Interpretasi tingkat
kesukaran Kemampuan Penalaran
Matematika 1
59,38 Sedang
2 54,69
Sedang 3
76,56 Mudah
4 65,63
Sedang 5
29,69 Sukar
Kemampuan Komunikasi Matematika
1 56,25
Sedang 2
57,81 Sedang
3 79,69
Mudah 4
62,50 Sedang
5 28,13
Sukar
Dar tabel 3.7 dapat disimpulkan bahwa dari sebanyak sepuluh soal tes kemampuan penalaran dan komunikasi matematika terdapat 6 soal dengan kategori
soal sedang, dua soal dengan kategori soal sukar, dan dua soal dengan kategori soal mudah
Berdasarkan hasil analisi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran maka tes kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi
matematika yang telah diujicobakan dapat digunakan sebagai instrumen pada penelitian ini. Hasil analisis uji instrumen yang diperoleh dari program ANATES
Versi 4.0.5 serta klasifikasi interpretasi reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran secara lengkap disajikan dalam lampiran B.6
E. Pengembangan Bahan ajar
Pembelajaran ditunjang dengan menggunakan bahan ajar dalam bentuk Lembar Kegiatan Siswa LKS yang berisikan tugas-tugas yang harus
diselesaikan oleh siswa. Tugas yang berbentuk uraian berupa soal yang disusun sedemikian rupa sehingga memenuhi indikator pemebelajaran teknik problem
54
Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan
Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
posing yang ditentukan dalam penelitian ini. Selain itu tugas disusun agar siswa dapat mengerjakan soal secara bersama-sama dalam kelompok.
F. Teknik Pengumpulan Data