Subjek Penelitian Pengembangan Bahan ajar

44 Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penelitian ini melalui tiga tahap yaitu: tahap persiapan penelitian, tahap penelitian, dan tahap analisis data.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Duren III yang beralamat di Kampung Karangsari Ds Duren Kecamatan Klari Kabupaten Karawang Propinsi Jawa Barat. NSS sekolah 101022106014 SDN Duren III mempunyai 18 tenaga mengajar, yang terdiri dari 8 PNS dan 10 tenaga sukwan, jumlah siswa sebanyak 743, Siswa kelas V sebanyak 120 terbagi menjadi terbagi kedalam tiga kelas, yaitu kelas A, B, dam kelas C. Pengajar dimasing-masing kelas eksperimen dan kontrol berbeda, yaitu dikelas eksperimen oleh guru perempuan bernama Ibu Eha Julaeha sedangkan di kelas kontrol oleh laki-laki bernama bapak Endi Rustandi. Meskipun berbeda namun kualifikasi mereka dapat dikatakan sama, seperti dilihat dari jenjang pendidikan yang ditempuh. Penarikan sampel dilakuakn dengan cara acak sehingga diperoleh sampel yang terdiri dari dua kelas yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Pengacakan dilakukan terhadap kelas populasi, dari hasil pemilihan secara acak, yang terpilih sebagai kelas eksperimen mempelajarai volume kubus dan balok, dengan teknik problem posing sebanyak 36 siswa yaitu kelas A. Sedangkan untuk kelas kontrol yaitu kelas B sebanyak 36 siswa mempelajari volume kubus dan balok dengan pembelajaran konvensional.

C. Waktu dan Tahap Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakuakan mualai bulan 0ktober sampai dengan Nopember 2013. Jadwal rencana kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut: 45 Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2. Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian No Kegiatan BULAN Des 2012 Jan 2013 Feb 2013 Sep 2013 0kt 2013 Nop 2013 Des 2013 1. Pembutan proposal X X 2. Seminar Proposal X 3. Menyusun Instrumen Penelitian X 4. Melakukan KBM di kelas eksperimen X X 5. Pengumpulan Data X X 6. Pengolahan Data X X 7. Penyelesaian Tesis X X

2. Tahap Penelitian

Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu: tahap persiapan penelitian, tahap penelitian, dan tahap analisis data.

a. Tahap persiapan penelitian

1 Studi literatur berupa buku-buku yang membahas tentang pembelajaran dengan teknik problem posing, dan studi lapangan untuk mengetahui pembelajaran yang selama ini dilaksanakan oleh guru dikelompok. 2 Menyusun instrumen penelitian yang disertakan dengan proses bimbingan dengan dosen pembimbing. 3 Menguji coba instrumen penelitian, analisis hasil coba instrumen, mengolah data hasil uji coba, membuat rencana pembelajaran untuk kelompok instrumen. 4 Revisi instrumen.

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

1 Pelaksanan kegiatan diawali dengan memberikan pretes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dalam kemampuan penalaran dan komunikasi matematika. 2 Pelaksanaan pembelajaran dengan teknik problem posing pada kelompok eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut: 46 Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a Menentukan permasalahan tentang pokok tentang volume balok dan kubus. b Menyyiapkan peralatan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan c Melaksanakan proses pembelajaran didalam kelas sebanyak enam kali pertemuan. 3 Pelaksanaan pembelajaran dikelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional. 4 Observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 5 Pelaksanaan postes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui kemampuan peningkatan penalaran dan komunikasi matematika. 6 Menyebarakan angket siswa pada siswa kelompok eksperimen untuk mengetahui setelah perlakuan. 7 Pelaksaan wawancara pada guru dikelompok eksperimen untuk mengetahui tanggapan dan kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan teknik problem posing.

c. Tahap Analisis Data

Data-data yang diperoleh selama penelitian dilaksanakan akan dianalisis, sehingga sampai diperoleh suatu kesimpulan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriftif dan statistik inferensial. Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis.

D. Instrumen Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu tes dan non tes. Instrumen dalam jenis tes adalah tes penalaran dan komunikasi matematika. Instrumen dalam non-tes terdiri dari lembar observasi, kegiatan siswa dan guru, angket sikap siswa, serta pedoman wawancara untuk siswa dan guru terhadap teknik problem posing. Instrumen ini dikembangkan melalui beberapa tahap, yaitu tahap pembuatan instrumen, tahap penyaringan dan tahap uji caba instrumen untuk tes kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika. Sebelum soal diuji cobakan, peneliti berdiskusi dengan guru kelas V 47 Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B, dan C SDN Duren 3 Klari Karawang, kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing. Pada awalnya instrumen tes kemampuan penalaran dan komunikasi matematika diuji cobakan secara terbatas kepada 10 siswa kelas 6 SD. Dari uji coba 10 siswa ini diperoleh masukan untuk merevisi naskah soal tersebut. Kemudian soal yang telah direvisi diujicobakan kepada siswa satu kelas dengan peserta didik sebanyak 30 siswa. Berdasarkan keterangan dari UPTD Pendidikan Kecamatan Klari bahwa sekolah tempat ujicoba instrumen termasuk pada level sekolah dengan kualifikasi sedang, hal tersebut dilihat dari rata-rata Ujian Nasional Tahun 2012. Kemudian hasilnya dianalisis dengan menggunakan anates Versi 4.0.5. Namun berdasarkan hasi analisis tersebut masih terdapat 1 butir soal yang belum valid, yaitu butir soal nomor 3. Hal ini dikerenakan butir soal yang belum dipengerti oleh siswa. Setelah itu penulis kembali mendiskusikan hal tersebut dengan dosen pembimbing dan sepakat untuk tetap menggunakan keseluruhan tes dengan mengubah redaksi soal terlebih dahulu. Selanjutnya instrumen tes kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika diuji cobakan di luar kelas subjek penelitian. Kelas yang menjadi uji coba instrumen yaitu kelas VI B SDN Duren 3 Klari Karawang. Hasil ujicoba dianalisis menggunakan bantuan program Anates 4.0.5. dan menunjukan bahwa semua soal menunjukan tingkat kesukaran yang sedang. Oleh karena itu soal perlu diperbaiki dan dilakukan ujicoba ulang. Naskah soal tes kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika terlampir. Setelah ujicoba yang kedua dilakukan, kemudian data hasil ujicoba instrumen dianalisis dengan menggunakan program Anates Versi 4.0.5. Berdasarkan hasil ujicoba tersebut diperoleh bahwa semua butir soal adalah valid dan layak untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian. Hasil ujicoba instrumen tersebut terlampir. Setiap instrumen penelitian ini selanjutnya dibahas sebagai berikut:

a. Tes Penalaran dan Komunikasi Matematika

Tes kemampuan penalaran dan komunikasi matematika dalam penelitian ini, digunakan untuk memperoleh data kuantitatif berupa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal penalaran dan komunikasi matematika, pada materi 48 Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu volume kubus dan balok. Tes diberikan pada awal pembalajar pretes dan akhir pembelajaran postes Jumlah soal dalam tes penalaran dan komunikasi matematika sebanyak sepuluh butir. Setiap soal disusun dalam bentuk essay yang terdiri dari lima soal kemampuan penalaran dan lima soal kemampuan komunikasi. Bentuk soal essay ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk dan mengemukakan ide- ide matematika. Hal ini sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh Petersson, Resnick dan Lubienski Herman, 2006: 73 bahwa tes dengan tipe ini cocok untuk mengukur daya matematis siswa. Tes kemampuan penalaran dan komunikasi matematika ini dikembangkan dari peneliti dengan materi volume kubus dan balok dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1 Membuat kisi-kisi tes yang sesuai dengan indikator pembelajaran, indikator kemampuan penalaran matematika dan indikator kemampuan komunikasi matematika, yang disesuaikan dengan tingkat kesukaran soal. Kisi-kisi tes penalaran dan komunikasi dapat dilihat pada lampiran B.1 2 Membuat soal berdasarkan kisi-kisi soaltes penalaran dan komunikasi matematika pretes dan postes dapat dilihat pada lampiran B2 3 Menilai validitas muka dan validitas isi content validity yang dilakukan oleh dosen pembingbing dan guru kelas V SD. 4 Memeriksa tingkat keterbacaan soal yang dilakukan oleh mahasiswa S2 Program Studi Pendidikan Dasar, guru SD, dan beberapa orang siswa SD. 5 Mengujicobakan tes yang kemudian dilanjutkan dengan menghitung validitas, relibilitas, tingkat kesukaran, dan pembeda.

b. Pedoman penyekoran tes penalaran dan komunikasi

Untuk memperoleh data yang objektif dari tes penalaran dan komunikasi matematika, maka ditentukan pedoman penyekoran yang proposional untuk setiap butir soal. Dalam penelitian ini penyekoran menggunakan rubrik yang dibedakan untuk masing-masing kemampuan. Pedoman penyekoran untuk mengukur kemampuan penalaran matematika diadaptasi dari Carroll 1999 yang disajikan pada tabel.3.3. 49 Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Pedoman Penyekoran Tes Kemampuan Penalaran Matematika Skor indikator  Tidak ada jawaban,  Menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan, atau  Tidak adajawaban yang benar 1  Hanya sebagian penjelasan dengan menggunakan gambar, fakta, dan hubungan  Mengikuti argumen-arguman logis dalam menyelesaikan soal  Menarik kesimpulan logis dengan benar 2  Hampir semua penjelasan menggunakan gambar, fakta, dan hubungan  Mengikuti argumen-arguman logis dalam menyelesaikan soal  Menarik kesimpulan logis dengan benar 3  Semua penjelasan menggunakan gambar, fakta, dan hubungan  Mengikuti argumen-arguman logis dalam menyelesaikan soal  Menarik kesimpulan logis dengan lengkap, jelas, dan benar 4  Jawaban benar disertai dengan alasan yang benar  Mengikuti argumen-arguman yang logis dalam menyelesaikan soal  Menarik kesimpulan logis dan benar Sedangkan pedoman penyekoran untuk mengukur kemampuan komunikasi matematika diadapsi dari Cai, Lane, Jacabsin 1996 yang disajikan pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Skor Indikator Tidak ada jawaban, meskipun ada, maka hanya memperlihatkan tidak memahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa apa. 1 Hanya sedikit penjelasan, tabel, gambar grafik, diagram atau model matematika yang benar 2 Penjelasan secara matematika masuk akal namun hanya sebagian lengkap dan benar. Membuat tabel, gambar, grafik atau diagram hampir benar namun tidak lengkap. Membuat model matematika hampir namun salah dalam mendapatkan solusi. 3 Penjelasan secara matematik masuk akal dan benar, meskipun tidak tersusun secara logis. Membuat tabel, gambar, grafik atau diagram dengan benar namun tidak lengkap. Membuat model matematika benar namunkurang benar dalam mendapatkan solusi 4 Penjelasan secara matematika masuk akal dan benar, serta tersusun secara logis. Membuat tabel, gambar, grafik atau diagram lengkap dan benar. Membuat model matematika dan mendapatkan solusi yang benar. 50 Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Analisis uji coba tes penalaran dan komunikasi matematika

Sebelum pretes dilakukan, instrumen terlebih dahulu diujicobakan kepada sekelompok siswa kelas V SD yang telah mempelajari volume bangun ruang dan balok. Ujicoba dilakukan pada satu kelas yang mewakili sekolah yaitu kelas V B sebanyak 30 siswa. Uji coba instrumen dianalisi dengan menggunakan progran ANATES Versi 4.0.5

1. Validitas butir soal

Pengujian validitas bertujuan untuk melihat tingkat kesahihan ketepatan suatu alat ukur. Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono dalam Akdon 2008. Pengujian validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antara skor butir soal dengan faktor total dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment Dengan bantuan program ANATES Versi 4.0.5. dapat diperoleh secara langsung koefisien korelasi setiap butir soal. Setelah diketahui koefisien korelasi rxy, maka langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan dengan nilai r tabel Product moment table pada interval kepercayaan 95 dengan derajat kebebasan n - 2. Setiap butir soal dikatakan valid jika nilai rxy lebih besar dari pada nilai r tabel Muhidin dan Abdurahman, 2007. Hasil analisis tes penalaran dan komunikasi matematika disajikan pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Analisis Validitas Tes KemampuanPenalaran Matematika Dan Komunikasi Matematika Nomor Soal xy r tabel keterangan Kemampuan Penalaran Matematika 1 0,824 0,339 Valid 2 0,850 0,339 Valid 3 0,766 0,339 Valid 4 0,864 0,339 Valid 5 0,836 0,339 Valid Kemampuan Komunikasi Matematika 1 0,862 0,339 Valid 2 0,718 0,339 Valid 3 0,745 0,339 Valid 4 0,815 0,339 Valid 5 0,795 0,339 Valid 51 Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dari Tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa walaupun koefisien korelasi rxy berbeda namun tetap lebih besar jika dibanding kan dengan nilai r tabel. Dengan demikian, semua butir soaldalam tes kemampuan penalaran dan komunikasi matematika adalah valid .

2. Reliabilitas butir soal

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengukur ketepatan instrumen atau ketepatan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut. Suatu alat evaluasi instrumen dikatakan valid bila reliabilitasnya tinggi. Untuk mengetahui apakah suatu tes memililki reliabilitas tinggi, atau rendah dapat dilihat dari nilai koefisien reliabilitasnya. Berdasarkan hasil ujicoba reliabilitas butir soal secara keseluruhan dengan bantuan program ANATES Versi 4.0.5 diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar 0,86 untuk kemampuan penalaran dan 0,90 komunikasi matematika. Ini berarti bahwa tes kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika reliabilitas yang tinggi.

3. Daya pembeda

Perhitungan daya pembeda dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat evaluasi tes dapat membedakan antara siswa yang berada pada kelompok atas kemampuan tinggi dan siswa yang berada pada kelompok bawah kemampuan rendah. Daya pembeda untuk teskemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika dapat disajikan pada tabel 3.6. 52 Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6. Analisis Daya Pembeda Tes Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika Jenis Kemampuan Nomor Soal Daya Pembeda Interpretasi Daya Pembeda Kemampuan Penalaran Matematika 1 37,50 Baik 2 53,13 Sangat Baik 3 40,63 Baik 4 43,75 Baik 5 40,63 Baik Kemampuan Komunikasi Matematika 1 62,50 Sangat Baik 2 46,88 Baik 3 34,38 Baik 4 50,00 Sagat Baik 5 37,50 Baik Dari tabel 3.6 dapat disimpulkan bahwa dari sepuluh soal yang terdapat pada tes kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika tidak ada yang mempunyai daya pembeda kurang sehingga soal tersebut dapat dipergunakan untuk penelitian.

4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal diperoleh dengan menghitung persentase siswa dalam menjawab butir soal dengan benar. Semakin kecil persentase menunjukkan bahwa butir soal semakin sukar dan semakin besar persentase menunjukkan bahwa butir soal semakin mudah. Tingkat kesukaran untuk tes kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika disajikan dalam tabel 3.7 53 Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7 Analisis Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika Jenis Kemampuan Nomor soal Tingkat kesukaran Interpretasi tingkat kesukaran Kemampuan Penalaran Matematika 1 59,38 Sedang 2 54,69 Sedang 3 76,56 Mudah 4 65,63 Sedang 5 29,69 Sukar Kemampuan Komunikasi Matematika 1 56,25 Sedang 2 57,81 Sedang 3 79,69 Mudah 4 62,50 Sedang 5 28,13 Sukar Dar tabel 3.7 dapat disimpulkan bahwa dari sebanyak sepuluh soal tes kemampuan penalaran dan komunikasi matematika terdapat 6 soal dengan kategori soal sedang, dua soal dengan kategori soal sukar, dan dua soal dengan kategori soal mudah Berdasarkan hasil analisi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran maka tes kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematika yang telah diujicobakan dapat digunakan sebagai instrumen pada penelitian ini. Hasil analisis uji instrumen yang diperoleh dari program ANATES Versi 4.0.5 serta klasifikasi interpretasi reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran secara lengkap disajikan dalam lampiran B.6

E. Pengembangan Bahan ajar

Pembelajaran ditunjang dengan menggunakan bahan ajar dalam bentuk Lembar Kegiatan Siswa LKS yang berisikan tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh siswa. Tugas yang berbentuk uraian berupa soal yang disusun sedemikian rupa sehingga memenuhi indikator pemebelajaran teknik problem 54 Kanedi, 2014 Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu posing yang ditentukan dalam penelitian ini. Selain itu tugas disusun agar siswa dapat mengerjakan soal secara bersama-sama dalam kelompok.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK DAN MOTIVASI SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING.

0 2 45

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAIN BASED LEARNING (BBL) : Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas V dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur

1 5 52

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR : Penelitian Kuasi Eksperimen pada Kelas IV di Dua Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Leles Kabu

1 3 67

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL CORE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.

1 2 61

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH :Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa SMA di Kabupaten Bima.

0 1 50

PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN SELF ESTEEM SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS.

4 16 59

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR : Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 4 50

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN INVESTIGATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR: Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas V SD Negeri di Kota Tasikmalaya.

13 54 50

Pembelajaran Matematika Dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Penalaran Matematik Siswa Sekolah Dasar (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas V SDN dalam Gugus 1 di Kecamatan Rokan IV Koto Kabupaten Rokan Hul

0 1 45

PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR: Studi Eksperimen pada Siswa Kelas IV di SDN Kota Bandung.

0 0 41