Komponen-komponen Jelajah Alam Sekitar

14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Jelajah Alam Sekitar 1. Pengertian Jelajah Alam Sekitar

Jelajah Alam Sekitar JAS merupakan suatu pendekatan pembelajaran biologi yang menghibur dan menyenangkan melibatkan unsur ilmu atau sains, proses penemuan ilmu inkuiri, keterampilan berkarya, kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan sportivitas. 13 Pendekatan jelajah alam sekitar merupakan salah satu inovasi pembelajaran biologi maupun bagi kajian ilmu lain yang bercirikan memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya sebagai sumber belajar melalui kerja ilmiah. Pendeketan ini juga menekankan pada pembelajaran yang menyenangkan dalam pelaksanaan belajar dan berpusat pada peserta didik. Ciri-ciri dalam kegiatan pembelajaran berpendekatan jelajah alam sekitar adalah sebagai berikut: a. Selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung maupun tidak langsung yaitu dengan menggunakan media. b. Selalu ada kegiatan berupa peramalan prediksi, pengamatan dan penjelasan. c. Ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, gambar, foto atau audivisual. d. Kegiatan pembelajarannya dirancang menyenangkan sehingga menimbulkan minat untuk belajar lebih lanjut. 14

2. Komponen-komponen Jelajah Alam Sekitar

13 Sri Mulyani et. al. Jelajah Alam Sekitar Pendekatan Pembelajaran Biologi. Jurnal Semarang:Universitas Negeri Semarang, 2008 h. 8 14 Atikah Budi Pratiwi. “Pelaksanaan Asesmen Alternatif untuk Meningkatkan Efektivitas Proses Pembelajaran Materi Pertumbuhan dan Perkembangan dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar”. Jurnal Semarang:Universitas Negeri Semarang, 2011h.8 diakses pada 23 September 2015 15 Menurut Mulyani pendekatan JAS terdiri atas beberapa komponen yaitu sebagai berikut: a. Eksplorasi Peserta didik akan melakukan eksplorasi terhadap lingkungan agar berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungan, sehingga peserta didik menemukan pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan atau masalah. Dengan adanya masalah peserta didik akan melakukan kegiatan berpikir untuk mencari pemecahan masalah tersebut. b. Konstruktivisme Pengetahuan dahulu dianggap sebagai kumpulan fakta. Akan tetapi sekarang, pendapat ini mulai bergeser, terutama di bidang sains, pengetahuan lebih dianggap sebagai suatu proses pembentukan konstruksi yang terus menerus, terus berubah dan berkembang. Peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya melalui alat inderanya, melihat, mendengar, menyentuh, mencium dan merasakannya. Selama proses berinteraksi dengan lingkungan, peserta didik akan memperoleh pengetahuan. Jadi pengetahuan ada dalam diri peserta didik yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru. Paserta didik sendiri yang harus mengartikan pelajaran yang disampaikan guru dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya. c. Proses Sains 16 Proses sains atau proses kegiatan ilmiah dimulai ketika peserta didik mengamati sesuatu. Sesuatu diamati karena menarik perhatian, mungkin memunculkan pertanyaan atau permasalahan. Permasalahan ini perlu dipecahkan melalui suatu proses yang disebut metode ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. d. Masyarakat belajar learning community Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, antara yang tahu dengan yang belum tahu. Anggota kelompok sebaiknya yang heterogen, sehingga yang pandai dapat mengajari yang kurang pandai, yang cepat menangkap pelajaran dapat mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan dapat mengajukan usul. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika terjadi proses komunikasi dua arah. Dalam masyarakat belajar, dua kelompok atau lebih yang terlibat komunikasi pembelajaran saling belajar. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga minta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari. e. Bioedutainment 17 Biologi merupakan salah satu kajian ilmu strategis untuk dapat memahami tentang fenomena alam. Pengembangan biologi yang kompleks perlu diikuti dengan pendekatan pembelajaran yang mengarah pada pembekalan dan ilmu disertai sikap untuk mau belajar sepanjang hidup. Strategi bioedutainment menekankan kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi nyata, sehingga dapat membuka wawasan berfikir yang beragam dari seluruh peserta didik. Strategi ini memungkinkan seluruh peserta didik dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkan dengan kehidupan nyata, sehingga hasil belajarnya lebih berdaya dan berhasil guna. Strategi pembelajaran bioedutainment dapat diterapkan di luar kelas out door classroom atau di dalam kelas in door classroom, maupun di tempat pembelajaran lainnya dikaitkan dengan metode pembelajaran konvensional yakni ceramah, diskusi, permainan edukatif, eksperimen, bermain peran yang bersifat multi strategi dan multi media. Strategi pembelajaran biologi dengan pendekatan JAS bercirikan ekplorasi sumber daya alam serta eksplorasi potensi peserta didik. f. Asesment Autentik Asesmet menekankan pada proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan peserta didik pada saat melakukan proses pembelajaran. Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan semata-mata dari hasil. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik. Karakteristik penilaian autentik adalah dilaksanakan selama dan sesudah proses 18 pembelajaran, yang diukur keterampilan dan performance, berkesinambungan, dan dapat digunakan sebagai umpan balik. Hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi peserta didik adalah proyekkegiatan dan laporannya, pekerjaan rumah kuis, karya siswa, presentasi atau penampilan peserta didik, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tertulis, dan karya tulis. 15

3. Keunggulan Jelajah Alam Sekitar

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR TERHADAP MINAT, KETERAMPILAN PROSES SAINS, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI MTS NEGERI 2 MEDAN.

4 19 33

PENGARUH MODEL INQUIRY LEARNING BERBASIS ASSESMENT KINERJA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMA N 8 BANDAR LAMPUNG

4 105 234

PENGARUH PERFORMANCE ASSESMENT DENGAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG

0 1 170

PENGARUH PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MATERI EKOSISTEM TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP -

1 0 51

Pengaruh Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Terhadap Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Lubuklinggau

0 0 6

PENGARUH PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 2 MALIKU

0 0 91

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS PERFORMANCE ASSESMENT TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI MIN 7 BANDAR LAMPUNG Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna

0 0 118

PENGARUH PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR BERBASIS POTENSI LOKAL DESA BANJARREJO TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI TUMBUHAN SISWA KELAS X MAN 1 LAMPUNG TIMUR - Raden Intan Repository

0 0 80

PENGARUH METODE PRAKTIKUM BERBASIS JELAJAH ALAM SEKITAR TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 113

PENGARUH PERFORMANCE ASSESSMENT BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH TERHADAP KETERAMPILAN GENERIK SAINS PESERTA DIDIK KELAS X SMAN 15 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 196