BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis dan lisan dari orang-orang yang
akan diamati Bogdan dan Taylor dalam Moeloeng, 2000. Penelitian ini dipilih untuk menggambarkan pelaksanaan manajemen obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Haji
Medan.
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di bagian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Haji Medan. Adapun pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa
masih kurang baik pelaksanaan manajemen obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Haji Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada Bulan Oktober-Desember Tahun 2012.
3.3 Informan Penelitian
Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan tehnik Purposive Sampling, yaitu teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang mengetahui
permasalahan dengan jelas, mampu mengemukakan pendapat secara baik dan benar, dapat dipercaya untuk dapat menjadi sumber data yang baik serta bersedia dan
mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu pelaksanaan manajemen obat di instalasi farmasi rumah sakit terkait, berjumlah 22
Universitas Sumatera Utara
informan, yang terdiri dari 1 informan kepala instalasi farmasi, 1 informan kepala gudang obat, 10 informan pasien rawat inap dan 10 informan pasien rawat jalan.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan dua sumber data, yaitu: 1.
Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam indepth interview kepada informan dengan berpendoman pada panduan wawancara dengan probing
pendalaman pertanyaan yang telah dipersiapkan dan observasi langsung.
2. Data sekunder diperoleh dari data inventarisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Haji Medan.
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini adalah manajemen obat yang meliputi perencanaan obat, pengadaan obat, penyimpanan obat dan pendistribusian obat:
1. Perencanaan obat merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menyeleksi
obat dan perbekalan kesehatan yang bertujuan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat agar terjamin
terpenuhinya kriteria yang tepat, seperti: jenis, jumlah, waktu dan efesien di instalasi farmasi.
2. Pengadaan obat merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh
obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan, mutu obat terjamin dengan baik dan obat dapat diperoleh pada saat diperlukan dengan
cepat dan tepat waktu di instalasi farmasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Penyimpanan obat merupakan kegiatan pengamanan dengan cara menempatkan
obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman di instalasi farmasi. 4.
Pendistribusian obat merupakan kegiatan mengeluarkan dan mengirim obat yang berdaya guna dan berhasil guna dengan merata, teratur, tepat jenis dan
jumlah, serta dapat diperoleh bagi yang membutuhkannya pada saat diperlukan, menjamin kesinambungan penyaluranpenyerahan, mempertahankan mutu,
menjaga ketelitian pencatatan, agar persediaan jenis dan jumlah yang cukup sekaligus menghindari kekosongan obat, menumpuknya persediaan dan
mempertahankan tingkat persediaan obat dan menimalkan kehilangan, kerusakan dan kadarluarsa di instalasi farmasi.
5. Manajemen obat merupakan suatu sistem dan proses yang digunakan rumah
sakit dalam memberikan farmakoterapi kepada pasien, salah satu aspek penting karena ketidakefisienan akan memberikan dampak negatif terhadap biaya
opernasional rumah sakit. Proses penggerakan dan pemberdayaan semua sumber daya yang dimilikipotensial yang untuk dimanfaatkan dalam rangka
mewujudkan ketersediaan obat setiap saat dibutuhkan untuk operasional efektif dan efesien. Manajemen obat di instalasi farmasi rumah sakit terdiri dari
perencanaan obat, pengadaan obat, penyimpanan obat dan pendistribusian obat.
3.6 Triangulasi