kepada pasien yang tepat, dosis yang tepat dan jumlah yang tepat dan kemasan yang menjamin mutu obat Pamungkas, 2011.
Menurut Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia 2010, menyatakan bahwa dalam melakukan suatu manajemen obat diperlukan koordinasi dan keterpaduan sehingga pembentukan tim manajemen obat
merupakan suatu kebutuhan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana melalui koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar instansi yang
terkait dengan manajemen obat.
2.6 Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka fokus penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Fokus Penelitian
Berdasarkan gambar di atas, dapat dirumuskan defenisi fokus penelitian sebagai berikut:
1. Perencanaan obat merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menyeleksi
obat dan perbekalan kesehatan yang bertujuan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat agar terjamin serta
terpenuhinya kriteria yang tepat, seperti: jenis, jumlah, waktu dan efesien di instalasi farmasi.
2. Pengadaan obat merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh
obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan, mutu obat terjamin dengan baik dan obat dapat diperoleh pada saat diperlukan dengan
cepat dan tepat waktu di instalasi farmasi. 3.
Penyimpanan obat merupakan kegiatan pengamanan dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman di instalasi farmasi.
Perencanaan Obat
Pengadaan Obat
Pendistribusian Obat Penyimpanan Obat
Manajemen Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara
4. Pendistribusian obat merupakan kegiatan mengeluarkan dan mengirim obat
yang berdaya guna dan berhasil guna dengan merata, teratur, tepat jenis dan jumlah, serta dapat diperoleh bagi yang membutuhkannya pada saat diperlukan,
menjamin kesinambungan penyaluranpenyerahan, mempertahankan mutu, menjaga ketelitian pencatatan agar persediaan jenis dan jumlah yang cukup
sekaligus menghindari kekosongan obat, menumpuknya persediaan dan mempertahankan tingkat persediaan obat dan menimalkan kehilangan,
kerusakan dan kadarluarsa di instalasi farmasi. 5.
Manajemen obat merupakan suatu sistem dan proses yang digunakan rumah sakit dalam memberikan farmakoterapi kepada pasien, salah satu aspek penting
karena ketidakefisienan akan memberikan dampak negatif terhadap biaya operasional rumah sakit. Proses penggerakan dan pemberdayaan semua sumber
daya yang dimilikipotensial yang untuk dimanfaatkan dalam rangka mewujudkan ketersediaan obat setiap saat dibutuhkan untuk operasional efektif
dan efesien. Manajemen obat di instalasi farmasi rumah sakit terdiri dari perencanaan obat, pengadaan obat, penyimpanan obat dan pendistribusian obat.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian