Pernyataan Informan Karateristik Informan

Gudang penyimpanan belum sesuai dengan persyaratan seperti ruangan sempit, fasilitas dan sarana serta peralatan yang masih kurang, ventilasi yang belum memadai, jendela yang tidak ada, rak obat yang masih kurang sementara obat yang mau disimpan dan disusun banyak oleh pihak instalasi farmasi. Obat-obat tersebut ditaruh di kardus kemudian ditumpuk serta sarana penyimpanan yang belum lengkap. Penyimpanan obat merupakan tanggung jawab semua pegawai gudang mulai dari kepala sampai bawahan. Pengamatan mutu obat dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui obat yang rusak atau kadaluwarsa, jika terdapat obat yang rusak atau kadaluwarsa oleh pihak instalasi farmasi dikumpulkan dan inventarisasi serta disimpan terpisah dengan penandaan label khusus. Pihak Instalasi farmasi kemudian mengembalikannya kepada pemasok atau Pedagang Besar Farmasi PBF serta dibuat berita acaranya.

4.3.4 Pernyataan Informan

Instalasi Farmasi tentang Pelaksanaan Pendistribusian Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Haji Medan Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan Instalasi Farmasi tentang Pelaksanaan Pendistribusian Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Haji Medan Informan Pernyataan Informan 1 Kepala Instalasi Farmasi Pendistribusian obat kami lakukan berdasarkan kartu stok, kalau mau lebih jelas lagi tanya sama orang gudang saja dek. Informan 2 Kepala Gudang Pendistribusian obat berdasarkan kebutuhan yang tercantum di dalam kartu stok, dimana kartu stok ini nantinya digunakan untuk mencatat mutasi obat, seperti: penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak atau kedaluwarsa. Pendistribusian obat tidak ada batasan, kami mengeluarkan obat sesuai dengan permintaan atau pesanan. Pengeluaran dan penyerahan obat tidak teratur karena sering terjadi kekosongan obat. Bagi pasien rawat inap penyerahan obat kami berikan kepada perawat, obat yang telah diterima oleh perawat Universitas Sumatera Utara kemudian dibawa ke ruangan pasien rawat inap. Bagi pasien rawat jalan penyerahan obat kami berikan langsung kepada pasien yang bersangkutan. Kami melakukan pencatatan di buku laporan, adapun yang dicatat seperti: 1 berapa obat yang telah dikeluarkan; 2 nomor urut sesuai dengan pengeluaran obat; 3 tanggal pengeluaran barang; 4 nomor tanda bukti pengeluaran baik yang berupa surat kiriman dan tanggal dokumen; 5 jumlah item obat; 6 total harga serta keterangan, kemudian dibukukan pada buku harian pengeluaran obat sesuai data obat kemudian terakhir kami dokumentasikan. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pendistribusian obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Haji berdasarkan kebutuhan yang tercantum di dalam kartu stok yang mana kartu stok nantinya digunakan untuk mencatat mutasi obat, seperti: penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak atau kedaluwarsa. Pendistribusian obat tidak ada batasan, oleh pihak gudang farmasi obat dikeluarkan sesuai dengan permintaan atau pesanan. Pengeluaran dan penyerahan obat tidak teratur karena kekosongan obat sering terjadi. Bagi pasien rawat inap penyerahan obat diberikan kepada perawat, obat yang telah diterima oleh perawat kemudian dibawa ke ruangan pasien rawat inap. Bagi pasien rawat jalan penyerahan obat diberikan kepada kepada pasien yang bersangkutan. Pihak gudang farmasi melakukan pencatatan obat di buku laporan, adapun yang dicatat seperti: 1 berapa obat yang telah dikeluarkan; 2 nomor urut sesuai dengan pengeluaran obat; 3 tanggal pengeluaran barang; 4 nomor tanda bukti pengeluaran baik yang berupa surat kiriman dan tanggal dokumen; 5 jumlah item obat; 6 total harga serta keterangan, kemudian dibukukan pada buku harian pengeluaran obat sesuai data obat kemudian didokumentasikan. Universitas Sumatera Utara 4.3.5 Pernyataan Informan Instalasi Farmasi tentang Tupoksi Kerja Karyawan dan Struktur Organisasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Haji Medan Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan Instalasi Farmasi tentang Tupoksi Kerja Karyawan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Haji Medan Informan Pernyataan Informan 1 Kepala Instalasi Farmasi Instalasi farmasi tidak memiliki tupoksi kerja karena masih kurangnya tenaga kerja yang dimiliki dan masih kurangnya pengetahuan karyawan mengenai manajemen obat, jadi kalau mau kerja berdasarkan perintah saya atau kesadaran karyawan. Para karyawan kami jarang diberi kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan dan program pendidikan berkelanjutan serta pelatihan-pelatihan mengenai instalasi farmasi, seperti: tugas-tugas apa saja yang harus dikerjakan sebagai karyawan instalasi farmasi rumah sakit dan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatan mutu sumber daya manusia, jadi ketika melakukan pekerjaan mereka terkadang bingung, mau enggak mau saya juga harus turun tangan untuk mengarahkan mereka. Sebenarnya pun karyawan disini mengharapkan adanya pembagian tugas yang jelas, karena selama ini pekerjaan selalu dikerjakan berdasarkan perintah saya saja. Tapi ya kembali yang tadi, kami disini masih kekurangan tenaga kerja, jadi sementara untuk bekerja berdasarkan perintah saya dan kesadaran karyawan. Ya karena kekurangan tenaga kerja itu makannya payah untuk membuat tupoksi kerja yang harus benar-benar diterapkan. Informan 2 Kepala Gudang Farmasi Di gudang sama seperti di instalasi farmasi tidak memiliki tupoksi kerja yang benar-benar lansung dari kepala instalasi dek. Kalau pun ada ya tupoksinya saya buat sendiri dan itu pun sifatnya tidak tetap, bisa ganti-ganti orang yang mengerjakannya. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa Instalasi Farmasi Rumah Sakit Haji tidak memiliki tupoksi kerja dan para karyawan jarang diberi kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan dan program pendidikan berkelanjutan serta pelatihan- pelatihan mengenai instalasi farmasi, seperti: tugas-tugas yang harus dikerjakan Universitas Sumatera Utara sebagai karyawan instalasi farmasi rumah sakit dan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatan mutu sumber daya manusia, sehingga ketika akan melakukan pekerjaan berdasarkan perintah kepala instalasi farmasi atau kesadaran karyawan karena masih kurangnya tenaga kerja yang dimiliki instalasi farmasi serta masih kurangnya pengetahuan karyawan mengenai manajemen obat.

4.3.6 Pernyataan Informan Pasien Rawat Inap tentang Pengantaran Obat ke