Pernyataan Informan Instalasi Farmasi tentang Pelaksanaan Perencanaan

Rawat Jalan 17. Dewi Ningsih Perempuan 29 S1 Pasien Rawat Jalan 18. Rita Sahara Perempuan 19 D3 Pasien Rawat Jalan 19. Sucipto Laki-laki 49 SD Pasien Rawat Jalan 20. Tika Handayani Perempuan 22 SMA Pasien Rawat Jalan 21. Juanda Lubis Laki-laki 35 S1 Pasien Rawat Jalan 22. Puput Lestari Perempuan 29 SMA Pasien Rawat Jalan 4.3 Pelaksanaan Manajemen Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Haji Medan Rumah Sakit Haji Medan memiliki satu instalasi farmasi yang salah satu kegiatannya adalah manajemen obat yang terdiri dari perencanaan obat, pengadaan obat, penyimpanan obat dan pendistribusian obat. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Haji Medan beroperasi secara penuh 3 shift pagi, sore dan malam mengingat bahwa keperluan obat selalu dibutuhkan setiap saat baik pasien rawat inap maupun rawat jalan.

4.3.1 Pernyataan Informan Instalasi Farmasi tentang Pelaksanaan Perencanaan

Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Haji Medan Tabel 4.4 Matriks Pernyataan Informan Instalasi Farmasi tentang Pelaksanaan Perencanaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Haji Informan Pernyataan Informan 1 Kepala Instalasi Farmasi Kami disini tidak melaksanakan perencanaan obat, tim perencanaan obat tidak terpadu dan tidak memiliki jadwal kegiatan penyusunan rencana kerja operasional disebabkan karena kurangnya tenaga kerja yang dimiliki instalasi farmasi. Iya kami sudah dari dulu kekurangan tenaga kerja, apalagi sekarang ditambah Rumah Sakit Haji berpindah tangan yang tadinya dikelola sendiri, menjadi dikelola oleh pemeritah Provinsi Sumatera Utara, pastinya akan terjadi Universitas Sumatera Utara penambahan pasien yang berobat jalan dan yang dirawat disini sehingga membuat terjadinya penambahan beban kerja kami. Belum ada penambahan pegawai yang dilakukan oleh rumah sakit terutama di instalasi farmasi ini, sehingga ketika melakukan perencanaan obat hanya berdasarkan perintah dari saya. Kami sudah mengusulkan untuk melakukan penambahan pegawai karena kami disini kewalahan menangani resep yang masuk karena tidak sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia seperti: 1 resep yang masuk lebih kurang 250 resephari dimana 1 resep paling sedikit jumlah obatnya 3 macam; 2 obat yang harus diracik bisa memakan waktu yang lama terlebih pada jam kunjungan tinggi, seperti kunjungan pada pagi harishift I karena praktik doker di tiap poliklinik yang seharusnya buka pada jam 08.00 baru mulai buka pada jam 09.00 sehingga memengaruhi jam kerja yang menjadi lambat dalam menyiapkan resep; 3 dokter meresepkan obat tidak sesuai dengan formularium yang ada di instalasi farmasi sehingga mengharuskan petugas menguhubungi dokter yang bersangkutan; 4 ketidaktersediaan obat di instalasi farmasi sehingga petugas harus mengambil obat di apotek luar sehingga memerlukan waktu yang lama untuk menunggu petugas mencari obat yang diminta. Iya pasien banyak yang mengeluh karena waktu tunggu yang lama, tapi kami sampaikan bahwa kami kekurangan tenaga kerja jadi harap maklum. Informan 2 Kepala Gudang Farmasi Kami di gudang farmasi melaksanakan perencanaan obat, perencanaan obat dibuat oleh kami sendiri untuk mempermudah ketika kami melakukan pekerjaan. Perencanaan obat di instalasi farmasi berbeda dengan perencanaan obat di bagian gudang karena bagian instalasi farmasi hanya untuk menyiapkan obat bukan yang menyediakan obat, sedangkan kami yang menyediakan obat. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa Instalasi Farmasi Rumah Sakit Haji Medan tidak melaksanakan perencanaan obat, tim perencanaan obat tidak terpadu dan tidak memiliki jadwal kegiatan penyusunan rencana kerja operasional disebabkan Universitas Sumatera Utara karena kurangnya tenaga kerja yang dimiliki oleh instalasi farmasi, sehingga ketika melakukan perencanaan obat berdasarkan perintah dari kepala instalasi farmasi. Selain itu kepala instalasi menyatakan bahwa karena kekurangan tenaga kerja membuat jam kerja menjadi lambat dalam menyiapkan resep dan mereka kewalahan ketika menangani resep yang masuk karena tidak sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia, seperti: 1 resep yang masuk lebih kurang 250 resephari dimana 1 resep paling sedikit jumlah obatnya 3 macam; 2 obat yang harus diracik bisa memakan waktu yang lama terlebih pada jam kunjungan tinggi, seperti kunjungan pada pagi harishift I karena praktik doker di tiap poliklinik yang seharusnya buka pada jam 08.00 baru mulai buka pada jam 09.00 sehingga memengaruhi jam kerja yang menjadi lambat dalam menyiapkan resep; 3 dokter meresepkan obat tidak sesuai dengan formularium yang ada di instalasi farmasi sehingga mengharuskan petugas menguhubungi dokter yang bersangkutan; 4 ketidaktersediaan obat di instalasi farmasi sehingga petugas harus mengambil obat di apotek luar sehingga memerlukan waktu yang lama untuk menunggu petugas mencari obat yang diminta. Adapun dampak yang di dapat dari pernyataan di atas adalah pasien mengeluh karena resep yang keluar memerlukan waktu yang lama. Bagian gudang farmasi melaksanakan perencanaan obat, perencanaan obat dibuat oleh pihak gudang farmasi sendiri untuk mempermudah ketika mereka melakukan pekerjaan. Perencanaan obat di instalasi farmasi berbeda dengan perencanaan obat di bagian gudang farmasi karena bagian instalasi farmasi hanya untuk menyiapkan obat, sedangkan untuk yang menyediakan obat adalah tugas gudang farmasi. Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Pernyataan Informan Instalasi Farmasi tentang Pelaksanaan Pengadaan