penurunan compliance paru sehingga secara klinis muncul gejala seperti hipoksia Karmakar et al, 2002. Kegagalan pernafasan terjadi ketika pertukaran O2
dengan CO2 tidak adekuat sesuai kebutuhan metabolisme sehingga menyebabkan hypoxaemia Gunning, 2003.
2.7.3 Atelektasis
Nyeri dari patah tulang kosta dapat disebabkan karena penekanan respirasi yang menyebabkan atelektasis dan pneumonia. Hipoksemia berhubungan dengan
ketidak sesuaian ventilasi dan perfusi karena penurunan ventilasi sehingga meningkatkan FiO2. Bila atelectasis muncul, positive end expiratory pressure
PEEP akan meningkatkan PaO2 Gunning, 2003.
2.7.4 Pneumonia
Pneumonia merupakan salah satu komplikasi yang paling sering terjadi pada patah tulang kosta. Pneumonia dapat bervariasi tergantung pada patah tulang
kosta dan umur pasien.Insiden terjadinya pneumonia pada semua pasien yang dirawat di rumah sakit dengan satu atau lebih patah tulang kosta sekitar 6
Melendez S.L, 2015.
2.7.5 Kerusakan Organ Viseral
Fraktur pada kosta bagian bawah biasanya berhubungan dengan trauma pada organ abdomen dibandingkan dengan parenkim paru. Fraktur pada bagian
bawah kiri berhubungan dengan trauma lien dan fraktur pada bagian bawah kanan
berhubungan trauma liver dengan fraktur pada kosta 11 dan 12 biasanya berhubungan dengan cedera ginjal Melendez S.L, 2015.
2.7.6 Pneumotoraks
Adanya akumulasi udara dalam rongga pleura yang menekan paru-paru dapat dilihat pada pemeriksaan diagnostik foto polos toraks. Pneumotoraks adalah
suatu kondisi adanya udara yang terperangkap di rongga pleura akibat robeknya pleura visceral, dapat terjadi spontan atau karena trauma, yang mengakibatkan
terjadinya peningkatan btekanan negatif intrapleura sehingga mengganggu proses pengembangan paru. Pneumotoraks terjadi karena trauma tumpul atau tembus
torak. Dapat pula terjadi karena robekan pleura viseral yang disebut dengan barotrauma, atau robekan pleura mediastinal yang disebut dengan trauma
trakheobronkhialNeto, 2015.
2.7.7 Hemotoraks
Hemotoraks berhubungan dengan adanya darahbekuan darah pada rongga toraks dan memerlukan tindakan segera thoracostomy drainage. Risiko empyema
meningkat pada pasien dengan hemotoraks. Terakumulasinya darah pada rongga toraks akibat trauma tumpul atau tembus pada toraks. Sumber perdarahan
umumnya berasal dari arteri interkostalis atau arteri mamaria interna. Perlu diingat bahwa rongga hemitoraks dapat menampung 3 liter cairan, sehingga
pasien hematotoraks dapat terjadi syok hipovolemik berat yang mengakibatkan terjadinya kegagalan sirkulasi, tanpa terlihat adanya perdarahan yang nyata oleh
karena perdarahan masif yang terjadi, yang terkumpul di dalam rongga toraks Melendez S.L, 2015.