Manifestasi Klinis Kontusio Paru

2.3.5 Penatalaksanaan Kontusio Paru

Ketika pasien tiba di rumah sakit, pasien harus dilakukan pemeriksaan dengan cepat dan penanganan sesuai protokol ATLS Advanced Trauma Life Support. Penanganan awal kontusio paru bersifat supportif dengan fokus pada penanganan cedera toraksdan memberikan bantuan oksigenasi untuk mencegah terjadinya hipoksia.Intubasi disiapkan walaupun tanpa adanya tanda impending respiratory failure. Pedoman ATLS menyatakan bila adanya hipoksia signifikan seperti paO2 65 mmHg atau SaO2 90 harus diintubasi dan ventilasi pada jam pertama cedera. Intubasi dilakukan dengan tujuan menurunkan edema parenkim paru, meningkatkan kapasitas fungsi residu dan menurunkan hipoksemia Bruner et al, 2011. Tujuan utama penanganan kontusio paru adalah mempertahankan oksigenasi yang adekuat. Penanganan suportif lainnya seperti noninvasive dan invasive ventilasi, highfrequency ventilation, surfactant Replacement dan lain – lainnya sudah dilakukan penelitian untuk meningkatkan harapan hidup pada kontusio paru Bruner et al, 2011. Resusitasi cairan masih menjadi kontroversi pada kontusio paru. Tetapi penelitian dengan model binatang gagal menyatakan bahwa cairan kristaloid menambah hipoksia pada kontusio paru. Mempertahankan penggunaan cairan untuk hypovolemia menggunakan kristaloid dan koloid merupakan standar penanganan Simon et al, 2012; Genie et al, 2013. Pemberian tekanan positif ekspirasi melalui intubasi maupun noninvasive masih kontroversi. Pemberian posisi optimal untuk meningkatkan oksigenasi. Pemberian surfaktan seperti natural bovine surfactant Alveofact, porcine- derived surfactant Curosurf yang dikombinasikan dengan broncho-alveolar lavage BAL untuk mengeluarkan komponen darah yang merusak area yang mengalami kontusio. Studi ini secara statistik menurunkan lama penggunaan intubasi Bruner et al, 2011. Upaya kontrol terhadap nyeri merupakan penanganan yang paling penting. Pasien membutuhkan kenyamanan dalam menarik nafas dalam dan batuk. Kombinasi model analgetik seperti epidurals, opioid PCA, nonsteroidal anti- inflammatory drugs NSAIDs dan acetaminophen meningkatkan ventilasi dan fisioterapi. Penggunaan epidural anestesi dengan blok saraf intercostal sangat berguna bagi pasien yang mengalami nyeri persisten. Tidak ada indikasi pemberian antibiotika profilaksis atau steroid pada pasien dengan kontusio paru Bruner et al, 2011; Unsworth et al, 2015.

2.3.6 Komplikasi

Kontusio paru yang kecil biasanya sembuh tanpa adanya komplikasi dan dengan intervensi yang minimal. Komplikasi serius dapat terjadi selama proses cedera yang biasanya terjadi 24 jam setelah cedera dan berhubungan dengan luasnya kerusakan parenkim paru. ARDS Acute respiratory distress Syndrome diketahui sebagai komplikasi yang signifikan dari kontusio paru Martin et al, 2009; Genie, 2013. Lebih dari 50 dari pasien dengan kontusio paru menyebabkan infeksi bakteri pada respirasi dan menimbulkan pneumonia. Pelaksanaan intubasi meningkatkan resiko ventilator-associated pneumonia, khususnya penggunaan ventilator yang lama. Kontusio paru juga meningkatkan risiko terjadinya