Tinjauan Pustaka PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG KONSEP GERAK MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III SDN 03 KALIJIRAK KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 2011

commit to user 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar IPA tentang Gerak

a. Tinjauan tentang Belajar

1 Pengertian belajar Menurut Witherington dalam M. Dalyono 2005 : 211 “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian ”. Menurut Skinner dalam Ruminiati 2007:1- 5 “ Belajar merupakan suatu proses atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Jadi belajar itu suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons”. Menurut Nabisi Lapono 2008: 1.14 “ Belajar diartikan sebagai perolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Pengetahuan mutakhir proses belajar diperoleh dari kajian pengolahn informasi, neurofisiologi, neuropsikologi, dan sains kognitif”. Menurut Cronbach dalam Sumadi Suryabrata 2004 : 231 menyatakan bahwa “ Learning is shown by a change in behavior as a result o f experience”. Jadi menurut Cronbach belajar yang sebaik- baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca inderanya. Dari beberapa pendapat para ahli, peneliti dapat menyimpulkan adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar yaitu: 6 commit to user 7 a Belajar merupakan perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. b Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau tidak dianggap sebagai hasil belajar. c Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap dan harus merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup matang. 2 Prinsip- Prinsip Belajar Menurut M. Dalyono 2005 : 51-60 prinsip belajar ada lima macam yaitu: kematangan jasmani dan rohani, memiliki kesiapan, memahami tujuan, memiliki kesungguhan, serta ulangan dan latihan. Secara garis besar kelima prinsip belajar itu dapat dijelaskan sebagai berikut : a Kematangan jasmani dan rohani Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya kemampuan berpikir, ingatan, fantasi dan sebagainya. b Memiliki kesiapan Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup, baik fisik, mental, maupun perlengkapan belajar. Belajar tanpa memiliki kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar yang baik. commit to user 8 c Memahami tujuan Prinsip memahami tujuan ini sangat penting dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat cepat selesai dan berhasil. Belajar tanpa memahami tujuan dapat menimbulkan kebingungan, hilang kegairahan, tidak sistematis atau asal ada saja. d Memiliki kesungguhan Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan, waktu dan tenaga terbuang dengan percuma. e Ulangan dan latihan Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak. Mengulang pelajaran adalah salah satu cara untuk membantu berfungsinya ingatan. Dengan demikian, semua bahan yang dipelajari memerlukan ulangan dan latihan agar dapat dikuasai secara maksimal. 3 Karakteristik Belajar Menurut penjelasan Tim Dosen Pengembang MKDK IKIP Semarang dalam Nabisi Lapono 2008 : 1.12 – 1.14 karakteristik perubahan tingkah laku mencakup 6 hal yaitu : perubahan tingkah laku terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara, perubahan dalam bertujuan ambisius , dan perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Secara garis besar keenam karakteristik belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar Setiap manusia yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan tingkah laku atau sekurang-kurangnya merasakan telah terjadi perubahan dalam dirinya. Misal seseorang merasa pengetahuannya bertambah. commit to user 9 b Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus- menerus dan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya. Misal : jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan memahami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik, ia dapat menulis indah, kemudian dapat mengarang dan sebagainya. c Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. d Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.Tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seseorang memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan makin berkembang jika terus dipergunakan dilatih. e Perubahan dalam bertujuan ambisius Perubahan tingkah laku ini terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar komputer, sebelumnya sudah menetapkan apa yang dapat dicapai dengan belajar komputer. Dengan demikian perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkan. f Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika individu commit to user 10 belajar sesuatu, sebagai hasilnya mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya. Misalnya seorang anak belajar naik sepeda, maka perubahan yang terjadi adalah dalam keterampilan naik sepeda. Kemudian ia juga telah mengalami perubahan yang lain seperti pemahaman tentang fungsi sadel, pemahaman tentang alat-alat sepeda, ingin punya sepeda dan sebagainya.

b. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

1 Pengertian IPA Dalam buku Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam karangan Srini M. Iskandar 2001:2 IPA merupakan singkatan kata Ilmu Pengetahuan Alam. Kata-kata Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata-kata bahasa Inggris Natural Science. Secara singkat sering disebut Science. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau Science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini. Dengan demikian IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep- konsep, atau prinsip- prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari – hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar anak menjelajahi dan memahami alam sekitar, sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. commit to user 11 IPA diperlukan dalam kehidupan sehari- hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah- masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar dapat berdampak baik terhadap lingkungan. Di tingkat SD MI diharapkan ada penekanan pembelajaran salingtemas Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran IPA sebaiknya dapat dilaksanakan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian, IPA untuk anak-anak didefinisikan sebagai berikut: mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi dan menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak- anak SD harus dimodifikasi agar anak- anak dapat mempelajarinya. Ide- ide dan konsep- konsep harus disederhanakan agar sesuai dengan kemampuan anak untuk memahaminya. Dalam hal ini akan peneliti jelaskan tentang Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai proses Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk IPA merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para commit to user 12 ilmuwan selama berabad- abad. Bentuk Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk adalah fakta- fakta, konsep- konsep, prinsip- prinsip, dan teori- teori IPA. Jika ditelaah lebih lanjut maka fakta- fakta merupakan hasil dari kegiatan empirik berdasarkan pengalaman dan pengetahuan dalam Ilmu Pengetahuan Alam. Sedangkan konsep- konsep, prinsip- prinsip dan teori- teori dalam Ilmu Pengetahuan Alam merupakan hasil dari kegiatan analitik berdasarkan proses pencarian jalan keluar pemecahan masalah yang berangkat dari dugaan akan kebenarannya. Fakta dalam IPA adalah pernyataan- pernyataan tentang benda- benda yang benar- benar ada, peristiwa- peristiwa yang benar- benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Contoh fakta yaitu atom hidrogen mempunyai satu elektron, ular termasuk golongan reptilia, Merkurius adalah planet terdekat dengan matahari. Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta- fakta IPA. Konsep merupakan penghubung antara fakta- fakta yang ada hubungannya. Contoh konsep IPA yaitu semua zat tersusun atas partikel- partikel, benda- benda hidup dipengaruhi oleh lingkungan, materi akan berubah tingkat wujudnya bila menyerap atau melepaskan energi. Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan di antara konsep- konsep IPA. Contohnya udara yang dipanaskan akan memuai, adalah prinsip yang menghubungkan konsep- konsep udara, panas, dan pemuaian. Prinsip IPA ini menyatakan jika udara dipanaskan maka akan memuai. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari beberapa contoh. Hukum- hukum alam adalah prinsip- prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat tentatif tetapi karena mengalami pengujian- pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka hukum alam bersifat lebih kekal. Hukum kekekalan energi misalnya berkata bahwa dalam suatu commit to user 13 interaksi tidak ada energi yang diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi hanya berubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain. Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta- fakta, konsep- konsep, dan prinsip- prinsip yang saling berhubungan. Suatu teori merupakan model atau gambaran yang dibuat oleh ilmuwan untuk menjelaskan gejala alam. Seperti halnya prinsip dan hukum alam, teori pun dapat berubah jika ada bukti- bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Contoh: model atom yang seperti susunan tata surya dengan elektron berputar pada orbitnya di sekitar intinya tumbang dan digantikan oleh teori kuantum yang menggambarkan elektron seperti awan bermuatan negatif melingkupi inti atom. Teori ilmiah membantu kita untuk memahami, memprediksi, dan kadang mengendalikan berbagai gejala alam. Contoh: teori meteorologi membantu para ilmuwan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut dan awan terbentuk. Teori meteorologi ini membantu kita untuk menentukan data yang bagaimana yang harus dikumpulkan untuk memprediksi kapan dan di mana badai yang kuat akan terjadi. Teori meteorologi juga sudah membantu para ilmuwan untuk membuat hujan buatan. Pada praktiknya apa yang dikenal sebagai IPA tidak dapat dipisahkan dari metode- metode penelitian. Memahami IPA lebih dari hanya mengetahui fakta- fakta dalam IPA. Memahami IPA berarti juga memahami proses IPA, yaitu memahami bagaimana mengumpulkan fakta- fakta dan memahami bagaimana menghubungkan fakta- fakta untuk menginterpretasikannya. Para ilmuwan mempergunakan berbagai prosedur empirik dan analitik dalam usaha mereka untuk memahami alam semesta ini. Prosedur- prosedur tersebut disebut proses ilmiah. Keterampilan proses IPA disebut juga keterampilan belajar seumur hidup, karena keterampilan- commit to user 14 keterampilan ini dapat juga dipakai untuk kehidupan sehari- hari dan untuk bidang studi yang lain. Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan di antaranya adalah mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, membuat grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan eksperimen. Mengamati di dalam IPA adalah proses mengumpulkan informasi, mempergunakan semua alat pengindera, atau mempergunakan instrumen untuk membantu alat pengindera. Mengamati adalah proses empirik di dalam IPA. Bahkan dapat dikatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam dimulai dari pengamatan terhadap alam. Penarikan kesimpulan inferensi adalah kesimpulan setelah melakukan observasi dan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Inferensi mencakup tiga komponen yaitu: observasi yang merupakan pernyataan- pernyataan yang mempergunakan semua alat pengindera dan alat bantu pengindera, pengetahuan sebelumnya atau pengetahuan yang diorganisasikan secara mental dalam struktur kognitif atau disebut skemata, dan kesimpulan. Keterampilan proses IPA selanjutnya adalah melakukan penelitian, kemudian menginterpretasikan hasil penelitian dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. Terlaksananya penelitian adalah suatu proses yang rumit, yang terdiri dari beberapa langkah yang tidak sederhana. Di antaranya yang penting adalah bekerja dengan variabel. Ada tiga variabel dalam suatu penelitian, yaitu variabel bebas, variabel tergantung, dan variabel terkontrol. Menginterpretasikan data adalah menganalisis data yang diperoleh dan menyusunnya dengan cara menentukan pola keterhubungan commit to user 15 pada data secara keseluruhan. Membuat pengukuran- pengukuran adalah membuat observasi- observasi kuantitatif dengan jalan membandingkan dengan alat- alat ukur standar. Memprediksi adalah membuat ramalan akan kejadian atau kondisi yang diharapkan dalam bagian selanjutnya akan diuraikan secara rinci mengenai keterampilan proses IPA. Merumuskan hipotesis adalah menyusun suatu pernyataan berdasarkan alasan- alasan atau pengetahuan, yang merupakan jawaban sementara untuk masalah. Hipotesis ini bersifat tentatif dan dapat diuji apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak. 2 Tujuan Pembelajaran IPA Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006:42 mata pelajaran IPA bertujuan agar siswa : a Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan- Nya. b Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep- konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. c Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. d Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. e Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. f Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g Memperoleh bekal kemampuan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP MTs. 3 Ruang Lingkup IPA Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006:42 ruang lingkup mata pelajaran IPA adalah : a Makhluk hidup dan proses kehidupannya: yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan. commit to user 16 b Bendamateri, sifat-sifat dan kegunaannya, meliputi : udara, air, tanah dan batuan. c Energi dan perubahannya, meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. d Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda- benda langit lainnya. 4 Gerak Benda Pada Pelajaran IPA a Pengertian Gerak Menurut EM. Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2008:325 “Gerak adalah peristiwa perpindahan sesuatu dari tempat asal ke tempat lain, peristiwa perubahan kedudukan suatu benda baik sekali maupun berkali-kali ”. Gerak pada mata pelajaran IPA untuk siswa kelas III SD difokuskan pada benda tidak hidup. Suatu benda dapat bergerak apabila mendapat sentuhan, dorongan, tarikan, tekanan atau benturan. b Macam-Macam Gerak Macam-macam gerak pada mata pelajaran IPA untuk siswa kelas III SD yaitu meliputi : 1 Gerak menggelinding Gerak berputar sambil berpindah tempat. Benda yang menggelinding umumnya berbentuk bulat. Contoh : bola yang digelindingkan di lantai. 2 Gerak memantul Gerakan membentur benda lain dan bergerak balik. Jadi hanya benda lentur yang dapat memantul. Gerak memantul ini terjadi pada bidang datar dan bidang tegak. Contoh : pada permainan bola basket. Pada saat pemain melakukan dribel, bola memantul setelah membentur lantai lapangan. Contoh yang lain yaitu pada olahraga tenis meja dan saat bola dilemparkan dipantulkan ke dinding. commit to user 17 3 Gerak jatuh Gerak dari atas ke bawah. Gerak jatuh dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Gerak jatuh terjadi pada semua bentuk benda, baik bulat, kotak, maupun lembaran. Contoh : paku yang dijatuhkan dari atas meja. 4 Gerak berputar Perubahan posisi benda dalam gerak melingkar. Gerak berputar biasanya terjadi pada benda yang memiliki poros. Bentuk lintasan gerak berputar adalah lingkaran. Benda berputar tidak berpindah tempat. Contoh : gerak pada jarum jam. 5 Gerak mengalir Suatu gerakan yang mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah. Contoh : gerak air yang mengalir. c Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gerak Benda 1 Berat dan ringan benda Benda yang ukurannya berat akan lebih cepat jatuh dibandingkan benda yang ukurannya ringan. Contoh : batu dan kertas. Jika kedua benda itu dijatuhkan pada ketinggian yang sama dan dalam waktu yang bersamaan, maka batu akan lebih dulu sampai ke tanah daripada kertas. Hal ini disebabkan batu lebih berat dibandingkan kertas. 2 Bentuk benda Benda yang bentuknya bulat akan lebih mudah menggelinding dibandingkan benda yang bentuknya segitiga atau kotak. 3 Permukaan lintasan benda Permukaan yang kasar akan memperlambat suatu gerak benda, dan sebaliknya permukaan yang licin yang membuat gerak benda semakin cepat. commit to user 18

c. Hakikat Hasil Belajar

1 Pengertian hasil belajar Menurut Nana Sudjana dalam Isna Noor Izzati 2009 : 21 “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa setelah melalui proses pembelajaran ”. Menurut Gagne dalam Ruminiati 2007:1.8 “Hasil belajar merupakan hasil interaksi stimulus dari luar dengan pengetahuan internal siswa ”. Gagne mengklasifikasikan hasil belajar menjadi lima kategori yaitu : a Informasi verbal b Kemahiran intelektual c Strategi kognitif yang termasuk ranah kognitif d Sikap dari ranah afektif e Keterampilan motorik dari ranah psikomorik Menurut Muslihati 2005 “Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajajar ini dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa. http:forum.upi.eduv3index.php. diakses 27 juni 2011 . Menurut Woordworth dalam Ismihyani 2000, “ Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai. http:forum.upi.eduv3index.php. diakses 27 juni 2011 . Berdasarkan pendapat di atas, hasil belajar ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. 2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut M. Dalyono 2005 : 55-60 berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar, yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan dari luar dirinya. commit to user 19 a Faktor Internal dari dalam diri sendiri 1 Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting, baik fisik maupun mental, agar tetap kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar. 2 Intelegensi dan Bakat Seseorang yang memiliki intelegensi baik umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya, orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Orang yang mempunyai intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses. 3 Minat dan Motivasi Minat belajar yang kuat cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah akan malas, bahkan tidak mau mengerjakan tugas yang berhubungan dengan pekerjaan. 4 Cara Belajar Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Belajar tanpa memperhatikan teknik, faktor psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Misalnya saja orang yang rajin belajar siang dan malam tanpa istirahat yang cukup. Cara belajar seperti ini tidak baik. Belajar commit to user 20 harus ada istirahat untuk memberi kesempatan kepada mata, otak, serta organ tubuh lainnya untuk memperoleh tenaga kembali. b Faktor Eksternal dari luar diri sendiri 1 Keluarga Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan orang tua, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. Selain itu, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak, tenang atau tidaknya situasi di dalam rumah, keadaan rumah, semua itu juga mempengaruhi keberhasilan belajar anak. 2 Sekolah Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan perlengkapan di sekolah, jumlah murid, pelaksanaan tata tertib, dan sebagainya turut mempengaruhi keberhasilan anak belajar. Bila suatu sekolah kurang memperhatikan tata tertib disiplin, maka murid- muridnya kurang mematuhi perintah para guru dan akibatnya mereka tidak mau belajar sungguh- sungguh di sekolah. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar anak menjadi rendah. 3 Masyarakat Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak rata- rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini dapat mendorong anak lebih giat belajar. Sebaliknya apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang. commit to user 21 4 Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal Anak Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim, dan sebagainya juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Misalnya keadaan lalu lintas yang bising, suara pabrik, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegairahan belajar.

2. Hakikat Metode Eksperimen

a. Metode Pembelajaran

1 Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2002 : 53, metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode ditetapkan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar. Menurut T. Raka Joni dalam Soli Abimanyu 2009 : 2.5 mengartikan “ metode sebagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu ”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Soli Abimanyu 2009 : 2.5 “metode mengandung arti cara yang teratur dan terpikir baik untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan, cara kerja konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan ”. Menurut EM. Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2008 : 565 metode adalah cara sistematis dan berpikir secara baik untuk mencapai tujuan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, yang dimaksud metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam mengolah informasi pada proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. commit to user 22 2 Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2002: 82-85 kedudukan metode dalam belajar mengajar adalah : a Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif- motif yang aktif dan berfungsi, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. b Metode sebagai strategi pengajaran Guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasa disebut metode mengajar. 3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Menurut Winarno Surakhmad dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2002: 89-93 mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : a Anak didik Setiap anak didik itu mempunyai karakteristik yang berbeda- beda. Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional. Dengan demikian, kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran. b Tujuan Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Metode yang guru pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Artinya, metode harus tunduk kepada kehendak tujuan dan bukan sebaliknya. commit to user 23 Karena itu, kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhya. c Situasi Situasi kegiatan belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama dari hari ke hari. Oleh karena itu, guru tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. d Fasilitas Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. e Guru Sikap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Oleh karena itu, latar belakang guru juga sangat mempengaruhi kompetensi. Dengan demikian, kepribadian latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

b. Metode Eksperimen

1 Pengertian Metode Eksperimen Menurut Sagala, Sumantri dan Permana dalam Soli Abimanyu 2009:7.17 menyatakan bahwa eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau di luar laboratorium. Sedangkan metode eksperimen dalam pembelajaran adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2002 : 95, metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. commit to user 24 Kegiatan eksperimen yang dilakukan peserta didik usia Sekolah Dasar merupakan kesempatan meneliti yang dapat mendorong mereka mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, berpikir ilmiah dan rasional serta lebih lanjut pengalamannya itu bisa berkembang di masa datang. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami atau membuktikan sendiri suatu pertanyaan yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. 2 Tujuan Metode Eksperimen Menurut Soli Abimanyu 2009 : 7.17, metode eksperimen bertujuan agar : a Siswa mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh. b Siswa mampu merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaannya. c Siswa mampu menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui percobaan. d Siswa mampu berpikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan rapi. Sedangkan menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permata 2001:136, tujuan metode eksperimen adalah: a Agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh. b Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaannya. commit to user 25 c Melatih peserta didik menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui percobaan. Dari pendapat Soli Abimanyu, Mulyani Sumantri dan Johar Permata terdapat beberapa persamaan yaitu: siswa dapat menyimpulkan fakta yang diperoleh, siswa dapat mempersiapkan dan melaksanakan percobaan, serta siswa dapat menggunakan logika berpikir dalam menarik data melalui percobaan. 3 Alasan Penggunaan Metode Eksperimen Menurut Soli Abimanyu 2009 : 7.17 – 7.18, alasan penggunaan metode eksperimen adalah : a Dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah b Dapat memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri c Dapat mengembangkan sikap dan perilaku kritis, tidak mudah percaya sebelum ada bukti-bukti nyata. Sedangkan menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permata 2001:136, alasan penggunaan metode eksperimen adalah: a Metode eksperimen diberikan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik agar dapat mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan, atau prosese sesuatu. b Metode eksperimen dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah. 4 Kekuatan dan Kelemahan Metode Eksperimen Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permata 2001:136-137, kekuatan metode eksperimen adalah : a Membuat peserta didik lebih percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku. b Peserta didik aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya. commit to user 26 c Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah. d Memperkaya pengalaman dengan hal- hal yang bersifat objektif, realistik dan menghilangkan verbalisme. e Hasil belajar menjadi kepemilikan peserta didik yang baik dan tahan lama dalam ingatan. Menurut Soli Abimanyu 2009:7.18 kekuatan metode eksperimen adalah : a Membuat siswa percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri daripada menurur cerita orang atau buku. b Siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya. c Dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah. d Hasil belajar dikuasai siswa dengan baik dan tahan lama dalam ingatan. e Menghilangkan verbalisme. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permata 2001: 137 keterbasan metode eksperimen adalah : a Memerlukan peralatan percobaan yang komplit. b Dapat menghambat laju pembelajaran dalam penelitian yang memerlukan waktu yang lama. c Menimbulkan kesulitan bagi guru dan peserta didik apabila kurang berpengalaman dalam penelitian. d Kegagalan dan kesalahan dalam bereksperimen akan berakibat pada kesalahan menyimpulkan. Menurut Soli Abimanyu 2009:7.18 kelemahan metode eksperimen adalah: a Memerlukan peralatan dan bahan percobaan yang lengkap serta umumnya mahal. b Dapat menghambat lajunya pembelajaran, sebab eksperimen umumnya memerlukan waktu lama. c Kesalahan dalam eksperimen akan berakibat pada kesalahan kesimpulannya. d Belum tentu semua guru dan siswa menguasai metode eksperimen. 5 Cara Mengatasi Kelemahan Metode Eksperimen Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan metode eksperimen yaitu : a Guru harus menjelaskan secara gamblang hasil yang ingin dicapai dengan eksperimen commit to user 27 b Guru harus menjelaskan prosedur eksperimen, bahan-bahan eksperimen yang diperlukan, peralatan yang diperlukan dan cara penggunaannya, variabel yang perlu dikontrol, dan hal yang perlu dicatat selama eksperimen. c Mengawasi pelaksanaan eksperimen dan memberi bantuan jika siswa mengalami kesulitan. d Meminta setiap siswa melaporkan proses dan hasil eksperimennya membanding-bandingkannya dan mendiskusikannya untuk mengetahui kekurangan dan kekeliruan yang mungkin terjadi. 6 Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Eksperimen Langkah- langkah pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen meliputi : a Kegiatan Persiapan 1 Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan metode eksperimen. 2 Menyiapkan materi pembelajaran yang diajarkan melalui eksperimen. 3 Menyiapkan alat, sarana, dan bahan yang diperlukan dalam eksperimen. 4 Menyiapkan panduan prosedur pelaksanaan eksperimen termasuk LKS. b Kegiatan Pelaksanaan Eksperimen 1 Kegiatan Pembukaan a Menanyakan materi pelajaran yang telah diajarkan minggu lalu apersepsi b Memotivasi siswa dengan mengemukakan cerita anekdot yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. c Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan prosedur eksperimen yang akan dilakukan. commit to user 28 2 Kegiatan Inti a Siswa diminta membantu menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam eksperimen. b Siswa melaksanakan eksperimen berdasarkan panduan dan LKS yang telah disiapkan guru. c Guru memonitor dan membantu siswa yang mengalami kesulitan d Pelaporan hasil eksperimen dan diskusi balikan. 3 Kegiatan Penutup a Guru meminta siswa untuk merangkum hasil eksperimen. b Guru mengadakan evaluasi hasil dan proses eksperimen. c Tindak lanjut, yaitu meminta siswa yang belum menguasai materi eksperimen untuk mengulang lagi eksperimennya dan bagi yang sudah menguasai diberi tugas untuk pendalaman. 7 Penilaian Metode Eksperimen Menurut Supratiningsih dan Suharja dalam Ruminiati 2007: 3.4 “penilaian merupakan indikator keberhasilan guru dalam proses pembelajaran”. Menurut Davies dalam Ruminiati 2007: 3.4 “Penilaian mengacu pada proses yang menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses orang, dan objek”. Menurut Sujana dalam Ruminiati 2007 : 3.4 “Penilaian sebagai suatu proses pemberian nilai terhadap objek tertentu berdasarkan suatu kriteria yang tertentu pula”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang hasil pembelajaran dari masing- masing siswa, serta keberhasilan siswa dalam kelas secara keseluruhan. Untuk menentukan nilai suatu hasil pembelajaran, penilaian tidak selalu dilakukan melalui proses pengukuran. Kegiatan penilaian dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan kriteria- kriteria yang berlaku tanpa perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu. Dalam penilaian, perlu diketahui bahwa kegiatan penilaian dilakukan dengan memanfaatkan alat penilaian. Alat penilaian yang baik adalah yang commit to user 29 mampu mengukur keberhasilan proses pendidikan secara tepat dan akurat. Adapun syarat- syarat alat penilaian yang baik adalah: a Kesahihan validity Kesahihan adalah ketepatan alat penilaian dalam mengukur tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, suatu alat penilaian dikatakan sahih apabila dapat menilai apa yang seharusnya dinilai. Menurut Arikunto dalam Ruminiati 2007:3.7 kesahihan suatu alat penilaian dapat ditinjau dari empat sisi, yaitu 1 kesahihan isi, 2 kesahihan konstruksi, 3 kesahihan yang ada sekarang, dan 4 kesahihan prediksi. b Keterandalan reliability Keterandalan disebut juga dengan keajekan atau konsistensi. Alat penilaian yang handal akan memberikan skor yang relatif sama atau tetap pada setiap pelaksanaan penilaian. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi tingkat reliabilitas suatu alat penilaian. Pertama, jika alat penilaian yang diberikan kepada siswa terlalu mudah, sukar, atau tidak jelas, maka akan berpeluang memberikan skor yang tidak handal. Kedua, jika siswa peserta penilaian tersebut memiliki karakteristik yang terlalu beragam, maka hal ini berpeluang memberikan skor yang tidak handal. Ketiga, jika standar penilaian yang digunakan guru pada masing- masing pelaksanaan kegiatan penilaian tidak seragam, maka skor yang dihasilkan tidak handal. Keempat, jika jumlah soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terlalu sedikit, maka hal ini berpeluang memberikan skor yang tidak handal. Alasannya, jumlah soal yang tersedia tidak mampu menjaring secara lengkap pengetahuan siswa. c Kepraktisan Alat penilaian yang praktis dapat membantu guru dalam menyiapkan, menggunakan, dan menginterpretasikan hasil penilaian. Kepraktisan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu penskoran, kemudahan dalam mengadministrasi, waktu, dan bentuk alat penilaian. commit to user 30 Penilaian dalam pembelajaran memiliki tujuan, sehingga dalam menjalankan tugas peneliti tidak kehilangan arah atau tidak lepas dari apa yang menjadi tujuan. Tujuan penilaian dalam proses pembelajaran adalah: a Mengetahui kedudukan siswa dalam kelompok di kelasnya b Sebagai balikan bagi guru untuk mengetahui ketepatan pemilihan metode dan program yang digunakan c Mendiagnosa kendala yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran d Mendapatkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menempatkan dan menentukan langkah berikutnya terhadap siswa Penilaian dalam proses pembelajaran juga memiliki sejumlah fungsi. Empat fungsi tersebut di antaranya adalah: a Sebagai bahan diagnosa dan pengembangan Artinya hasil penilaian sebagai dasar mendiagnosis kelemahan dan keunggulan siswa, serta hambatan yang menyertainya. b Sebagai bahan seleksi Artinya hasil penilaian sebagai dasar seleksi penempatan siswa menurut jenis jurusan atau jabatannya. c Sebagai bahan pertimbangan kenaikan kelas Artinya hasil penilaian sebagai dasar untuk menentukan apakah siswa yang bersangkutan dapat naik kelas atau tidak. Wujudnya adalah nilai atau skor dalam rapor siswa. d Sebagai bahan pertimbangan untuk penempatan Artinya hasil penilaian sebagai dasar seleksi penempatan siswa berdasarkan kemampuan yang mereka miliki. Dalam proses pembelajaran IPA khususnya pada materi tentang “Gerak Benda”, instrumen evaluasi yang digunakan adalah dengan tes. Tes yang dipakai dalam bentuk tes proses dan tes hasil. Tes proses dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan tes hasil dilaksanakan di commit to user 31 akhir siklus. Tes hasil ini dalam bentuk tes tertulis. Tes tertulis yaitu suatu alat penilaian yang bentuk dan pelaksanaannya dilakukan secara tertulis. Dalam dunia pendidikan, skoring adalah salah satu kegiatan di mana kita mencari nilai dalam bentuk angka dari tes yang telah diselenggarakan. Untuk mengolah skor dalam tes bentuk pilihan ganda ini peneliti menggunakan skoring dengan rumus sebagai berikut : Selain penilaian tertulis, peneliti juga melakukan penilaian sikap. Penilaian sikap yang dinilai antara lain meliputi: menyiapkan alat dan bahan, melakukan percobaan, menuliskan data, dan menarik kesimpulan. Penilaian sikap ini dilakukan selama proses kegiatan.

B. Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SDN 03 SUKOLILO Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV SDN 03 Sukolilo Kecamatan Sukolilo Pada Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 13

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SDN 03 SUKOLILO Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV SDN 03 Sukolilo Kecamatan Sukolilo Pada Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 16

PENDAHULUAN PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SDN 03 KALIJIRAK TASIKMADU KARANGANYAR 2011.

0 2 7

BAB I PENDAHULUAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY INQUIRY MELALUI MEDIA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III Semester II SDN 03 Kaling Tasikmadu Karanganyar Tahun 2010/2011).

0 0 9

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Make A-Match Pada Pembelajaran IPA Pada Kelas V SD Negeri 03 Buran Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.

0 2 14

PENDAHULUAN Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Make A-Match Pada Pembelajaran IPA Pada Kelas V SD Negeri 03 Buran Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 6

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SD N III Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV SD N III Tawangrejo, Jatipurno, Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SD N III TAWANGREJO Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV SD N III Tawangrejo, Jatipurno, Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2

0 1 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penerapan Metode Guided Inquiry-Discovery Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Karangayar Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penerapan Metode Guided Inquiry-Discovery Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Karangayar Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 15