commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan. Pemerintah selalu mengambil kebijakan di dunia pendidikan agar sesuai dengan
perkembangan zaman. Contoh kebijakan itu seperti perubahan kurikulum. Kurikulum yang pernah kita alami antara lain ; kurikulum 1968, kurikulum 1975,
kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 1994 yang disempurnakan, Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK 2004, bahkan yang terbaru Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Fungsi pendidikan nasional menurut UU RI NO. 20 Tahun 2003 adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan
fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci keberhasilan dalam pelaksanaan pendidikan. Guru dianggap sebagai tonggak utama yang
menentukan keberhasilan pendidikan, karena gurulah yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Pada proses belajar mengajar, guru mempunyai kedudukan sebagai figure sentral. Fungsi seorang guru adalah mempromosikan fasilitas belajar siswa,
sehingga siswa menyadari bahwa ia telah memiliki kecakapan, yaitu kecakapan proses,
kecakapan akademik,
ataupun kecakapan
kejujuran. Istilah
mempromosikan adalah mengubah minat siswa dari kurang mau belajar menjadi mau belajar istilah lainnya adalah guru harus mampu memotivasi dan
memfasilitatori pembelajaran. Pada konteks kelas, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberikan informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim
commit to user 2
yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi kelas siswa. Sesuatu yang baru datang dari “menemukan sendiri”, bukan dari “apa kata guru”.
Salah satu tugas guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar adalah perencanaan pembelajaran termasuk metode pembelajaran yang akan digunakan.
Hal ini disebabkan setiap siswa yang dihadapi memiliki karakteristik dan cara berpikir yang berbeda
– beda. Guru dalam pembelajaran selalu menggunakan berbagai pendekatan,
strategi, dan metode pembelajaran yang dapat memudahkan peserta didik memahami materi yang diajarkannya. Namun masih sering terdengar keluhan
dari para guru di lapangan tentang materi pelajaran yang terlalu banyak dan kekurangan waktu untuk mengajarkannya.
Berbagai pendekatan dan model pembelajaran dapat dilakukan guru dalam setiap pembelajaran di kelas. Pembelajaran berkualitas dapat dicapai apabila
guru mau melakukan berbagai strategi, pendekatan, dan model pembelajaran. Dengan menerapkan model-model pembelajaran, guru dapat mengembangkan
seluruh potensi peserta didik secara optimal dan meningkatkan prestasi belajar. Pengetahuan IPA lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara
langsung dalam mengkaji alam sekitar, untuk menganalisis, memahami konsep- konsep di dalamnya dan merumuskan hukum berdasarkan generalisasi dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan hukum IPA secara memadai. Oleh karena itu, pada mata pelajaran IPA dapat kita lihat
bahwa, siswa akan belajar efektif apabila mereka terlibat secara langsung dalam pengorganisasian dan pertemuan ataupun pertalian serta hubungan-hubungan
dengan informasi yang dihadapinya. Berdasarkan pengalaman guru yang telah mengajar selama ini, siswa
kurang memahami pelajaran yang telah diberikan guru yaitu tentang materi gerak. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan prestasi belajar IPA siswa kelas III
SDN 03 Kalijirak yang masih berada di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu
commit to user 3
66. Siswa yang nilainya di atas KKM hanya 12 siswa atau 46. Sedangkan 14 siswa atau 54 masih memperolah nilai di bawah KKM, sehingga nilai rata- rata
kelas rendah. Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu
materi pelajaran terlalu banyak, sehingga siswa kurang tertarik terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru. Selain itu, penggunaan media pembelajaran
masih kurang, serta metode pembelajaran yang digunakan juga kurang sesuai dengan materi pelajaran. Hal ini menyebabkan siswa tidak dapat menerima dan
memahami konsep yang telah diajarkan. Apabila masalah tersebut tidak segera diatasi, maka hasil belajar IPA
tentang konsep gerak tidak akan meningkat. Selain itu, siswa juga kesulitan untuk memahami materi gerak tingkat selanjutnya, seperti hubungan antara gerak
dan gaya dalam kehidupan sehari- hari. Masalah tersebut dapat diatasi dengan penggunaan metode eksperimen
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Metode eksperimen yaitu cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk
membuktikan sendiri pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Metode eksperimen mempunyai beberapa kekuatan, antara lain: membuat
siswa lebih percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku, peserta didik aktif terlibat mengumpulkan
fakta, informasi, atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya, dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah
dan berpikir ilmiah, memperkaya pengalaman dengan hal- hal yang bersifat objektif, realistik, dan menghilangkan verbalisme, serta hasil belajar menjadi
kepemilikan peserta didik yang baik dan tahan lama dalam ingatan. Kontribusinya dalam pelajaran IPA tentang gerak dengan metode ini yaitu siswa
dapat melakukan sendiri percobaan tentang gerak, seperti gerak menggelinding, jatuh, dan lain- lain. Sehingga siswa lebih percaya pada kebenaran kesimpulan
percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata dari guru atau buku.
commit to user 4
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
” Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Gerak Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas III SDN 03 Kalijirak Kecamatan
Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2010 2011”.
B. Identifikasi Masalah