commit to user 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data awal. Dari siswa kelas
III yang berjumlah 26 siswa, terdapat 12 siswa yang mendapat nilai di atas kriteria ketuntasan minimal atau sebanyak 46. Sedangkan 14 siswa mendapat
nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal atau sebanyak 54. Dengan demikian ketuntasan belajarnya hanya mencapai 46.
Sebelum penelitian tindakan, suasana kelas III pada saat pembelajaran berlangsung anak cenderung ramai. Saat kegiatan pembelajaran IPA, guru jarang
sekali menggunakan alat peraga atau media. Padahal penggunaan media ini sangat penting dalam proses pembelajaran, karena dengan menggunakan media
akan mempermudah siswa menerima pelajaran yang diajarkan. Selain itu, media juga dapat mempermudah guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa
adanya media pembelajaran akan membuat siswa cenderung pasif. Siswa tidak mau mengungkapkan ide- ide yang mereka miliki.
Pada kondisi ini guru juga masih menggunakan metode yang konvensional, yaitu metode ceramah. Saat pembelajaran berlangsung guru hanya menjelaskan
terus tanpa memberi kesempatan siswa untuk dapat terlibat secara aktif. Dengan demikian anak merasa bosan untuk mendengarkan penjelasan guru. Akhirnya
mereka ramai sendiri dengan temannya. Penggunaan metode ceramah secara terus- menerus akhirnya tidak dapat meningkatkan keaktifan siswa. Maka dari itu
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah, akhirnya dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Kebiasaan cara mengajar lama, guru juga belum memiliki kemampuan mengembangkan bahan atau materi pelajaran. Hal ini dapat diamati dari apa
yang dilakukan guru hanyalah menyampaikan apa yang tertulis di dalam buku
commit to user 44
paket dan LKS saja. Selanjutnya siswa disuruh mengerjakan soal-soal yang ada di dalam buku LKS.
Pengembangan materi atau bahan pelajaran yang demikian tidak cukup hanya mengambil dari buku paket saja tetapi guru perlu menambahkan materi
yang berasal dari sumber belajar yang lain yang dapat menunjang proses pembelajaran. Ketersediaan sumber belajar yang berada dekat siswa belum
dimanfaatkan sebagai sumber belajar terutama dalam pelajaran IPA tentang materi gerak.
Seharusnya dalam pelajaran IPA siswa diarahkan pada kegiatan melakukan percobaan sendiri untuk berkomunikasi seperti mengungkapkan
pikiran, menyampaikan
pendapat, memperoleh
informasi seperti
mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dengan cara-cara yang diutarakan di atas guru lebih cenderung untuk mengetes daripada mengajar siswa. Guru bertanya
pada siswa dan siswa menjawab. Akibatnya siswa kurang mendapat pengalaman belajar IPA yang seharusnya diperoleh, karena guru lebih mementingkan
jawaban siswa yang benar tanpa memperdulikan bagaimana jawaban itu diperoleh.
Dalam proses belajar pun hanya terlihat interaksi dua arah saja, yaitu antara guru dengan siswa. Guru tidak menciptakan interaksi antara siswa dengan
siswa atau siswa dengan kelompok. Dengan demikian anak kurang aktif dalam proses kegiatan pembelajaran.
Dengan adanya permasalahan tersebut, maka peneliti memilih metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang konsep gerak. Hal ini
dilakukan dengan tujuan hasil belajar IPA tentang gerak pada siswa kelas III SDN 03 Kalijirak dapat meningkat. Selain itu, agar siswa lebih termotivasi lagi
dan semangat untuk belajar, terutama belajar IPA.
commit to user 45
B. Pelaksanaan Penelitian