Pemeriksaan Kesehatan Tahap Kedua. Penetapan Kelayakan

fisik seorang CJH untuk melakukan thawaf dan sa’i sebagai ritualrukun ibadah haji. Kontraindikasi Harvard Test Step adalah penderita penyakit jantung dan paru. c. Hasil pemeriksaan dicatat dalam Catatan Medik dan disimpan di Puskesmas. d. Cataan Medik dijadikan dasar pengisian Buku Kesehatan Jemaah Haji BKJH. BKJH diisi setelah CJH mendapatkan bukti pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji BPIH atau terdaftar di SISKOHAT. e. BKJH disimpan di Puskesmas sampai saat pemeriksaan tahap kedua untuk selanjutnya diserahkan kepada Tim Pemeriksaan Kesehatan Kedua. f. Calon jemaah haji diberikan pembinaan kesehatan lebih lanjut. g. Untuk kepentingan pembinaan , pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan berulang sesuai dengan kebutuhan. h. Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas pelaksaan pemeriksaan kesehatan bagi calon jemaah haji dan melaporkan hasil pemeriksaan calon jemaah haji ke Dinas KabupatenKota.

2.2.2. Pemeriksaan Kesehatan Tahap Kedua.

Pemeriksaan Kesehatan Tahap Kedua adalah upaya penilaian status kesehatan rujukan terhadap jemaah haji dengan faktor risiko kesehatan yang secara epidemiologi berisiko tinggi mendapatkan penyakit dan kematian dalam perjalanan ibadah haji, yaitu jemaah haji risiko tinggi risti. Pemeriksaan Kesehatan Kedua dilakukan oleh Tim Pemeriksa Kesehatan Kedua di rumah sakit yang ditunjuk.Penetapan rumah sakit dan Tim Pemeriksa Kesehatan dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan KabupatenKota. Universitas Sumatera Utara Prosedur pemeriksaan kesehatan tahap kedua bagi calon jemaah haji di RS Tipe C : a. Pendaftaran ulang Pemeriksaan Kesehatan oleh Dinas Kesehatan KabupatenKota. b. Pemeriksaan Kesehatan Calon Jemaah Haji sesuai protokol standar profesi kedokteran meliputi pemeriksaan medis dasar sebagai berikut : b.1. Anamnesis b.2. Pemeriksaan Fisik b.3. Tes Fungsional b.4. Pemeriksaan Penunjang b.4.1.Laboratorium Klinik b.4.2. Radiologi b.4.3. EKG b.4.4. Imunisasi Meningitis Meningokokus b.4.5.Tes Kebugaran dengan metode Tes Harvard c. Hasil pemeriksaan Dokter Pemeriksa dan saran pembinaan dari Dokter AhliSpesialis ditulis pada Catatan Medis yang dipakai sejak pemeriksaan kesehatan tahap pertama. d. Hasil pemeriksaan pada catatan medis menjadi dasar pengisian BKJH dan penetapan kelayakan. e. BKJH disimpan di Dinas Kesehatan KabupatenKota dan diserahkan kepada masing–masing jemaah haji saat keberangkatan ke Embarkasi. Universitas Sumatera Utara f. Calon jemaah haji diberikan pembinaan kesehatan untuk keperluan kelayakan pemberangkatan. g. Untuk kepentingan pembinaan ,pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan berulang sesuai dengan kebutuhan oleh Dokter AhliSpesialis yang ditunjuk. h. Kepala Dinas Kesehatan KabupatenKota bertanggungjawab atas pelaksaan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan bagi calon jemaah haji.

2.2.3. Penetapan Kelayakan

Penetapan Kelayakan adalah upaya penentuan kelayakan jemaah haji untuk mengikuti perjalanan ibadah haji dari segi kesehatan, dengan mempertimbangkan hasil Pemeriksaan Kesehatan Pertama dan Kedua melalui pertemuan yang dibuat khusus untuk keperluan tersebut oleh Tim Pemeriksa Kesehatan Pertama, Tim Pemeriksa Kesehatan Kedua, Dinas Kesehatan KabupatenKota dan Dinas Kesehatan Provinsi selambat-lambatnya dua minggu sebelum operasional embarkasi haji dimulai. Standar kelayakan kesehatan adalah rumusan kriteria jemaah haji untuk memenuhi syarat kesehatan dalam mengikuti perjalanan ibadah haji secara mandiri tidak membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain. Penetapan memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat kesehatan mempertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut : a. StatusKesehatan dikategorikan menjadi 4 yaitu : 1.Mandiri adalah calon jemaah haji yang memiliki kemampuan diri sendiri mengikuti perjalanan ibadah haji tanpa kepada tergantung bantuan alatobat dan orang lain. Universitas Sumatera Utara 2.Observasi adalah calon jemaah haji yang memiliki kemampuan diri sendiri mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alatobat. 3.Pengawasan adalah calon jemaah haji yang memiliki kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alatobat dan orang lain. 4.Tunda adalah calon jemaah haji yang kondisi kesehatannya tidak memenuhi syarat untuk mengikuti perjalanan ibadah haji pada pemeriksaan tahap I dan kedua. b. Peraturan Kesehatan Internasional dan Ketentuan Keselamatan Penerbangan. b.1.Peraturan Kesehatan Internasinal menyebutkan jenis – jenis penyakit menular tertentu sebagai alasan pelanggaran kepada seseorang untuk keluar masuk antar negara. b.2. Ketentuan Keselamatan Penerbangan a. Penyakit tertentu yang berisiko kematian dikarenakan ketinggian. b. Usia kehamilan kurang dari 12 minggu dan lebih dari 32 minggu. c.Imunisasi Meningitis Meningokokus, dengan jenis vaksin ACW 135 Y, dibuktikan dengan Kartu ICV international Certificate of Vaccination. d.Calon Jemaah Haji dinyatakan tidak memenuhi syarat apabila : 1. Status kesehatan termasuk kategori Tunda. 2. Mengidap salah satu atau lebih penyakit menular tertentu pada saat di Embarkasi. 3. Tidak memenuhi persyaratan kesehatan penerbangan. 5,18

2.3. Pembinaan Kesehatan