bagian dari batang otak, dan kelenjar pineal, suatu kelenjar yang mengkontrol produksi hormon melatonin dan menghentikan pelepasan luteinizing hormon LH
Gold, 1995.
b. Beberapa Gejala yang Ditimbulkan oleh MSG
Mencetuskan serangan asthma, mencetuskan migrain Freeman, 2006. Merangsang kerusakan oxidative dan genotoxicity Farombi, 2006 . Menyebabkan
kerusakan otak neurotoxicity, kejang-kejang pada bayi, obesitas, gangguan pertumbuhan tumbuh menjadi lebih pendek, serta gangguan reproduksi Pressinger,
1997. Sedangkan menurut hasil tesis Prawirohardjono, dkk 2000 pemberian glutamat 1,5 g dan 3 g selama 3 hari tidak menimbulkan gejala yang berbeda
bermakna dengan plasebonya.
2.3. Fungsi Reproduksi Mamalia
2.3.1. Fungsi Hormonal Hipothalamus
Fungsi reproduksi manusia diatur oleh Hipothalamus. Sebagai pusat
pengaturan homeostasis, hipothalamus mengatur pengeluaran hormon yang bekerja pada gonad. Gonadotropin releasing hormon GnRH yang disekresikan dari
hipothalamus akan berikatan dengan reseptor gonadotrophs di hipofisis anterior merangsang pengeluaran gonadotropine hormon LH dan FSH masuk ke dalam
aliran darah menuju gonad Bowen, tanpa tahun. Di gonad, LH dan FSH menstimulasi sekresi hormon steroid reproduksi
seperti testosteron, estrogen dan progesteron. Hormon reproduksi menghambat
Universitas Sumatera Utara
sekresi GnRH dan gonadotropin hormon melalui negatif feed back Bowen, tanpa tahun.
Jumlah GnRH dan LH bervariasi dari beberapa hari ke satu jam atau lebih. Pada wanita, frekuensi pulsasi jelas berhubungan dengan tahapan siklus. Sejumlah
hormon mempengaruhi sekresi GnRH, dan kontrol positif – negatif melalui sekresi GnRH dan gonadotropin biasanya lebih komplek. Organ reproduksi mensekresi
setidaknya 2 tambahan hormon yaitu inhibin dan activin yang secara selektif menghambat dan mengaktifasi sekresi FSH dari pituitary Sheerwood, 2004.
2.3.2. Gonadotropin Hormon
Luteinizing hormon LH and follicle-stimulating hormon FSH disebut juga
hormon gonadotropins karena menstimulasi gonad. Gonad memang bukan organ
essensial untuk hidup, tetapi essensial untuk reproduksi. Ada 2 hormon yang disekresikan dari sel-sel hipofisis anterior gonadotroph. Sebagian besar sel
gonadotroph mensekresikan hanya LH atau FSH, tetapi sebagian lagi mensekresikan kedua hormon Sheerwood, 2004.
Kedua hormon ini hanya berpengaruh di testis dan ovarium. Bersama keduanya mengatur fungsi reproduksi laki-laki dan perempuan.
2.3.3. Luteinizing Hormon LH
Pada laki-laki dan perempuan, LH menstimulasi sekresi hormon steroid dari organ reproduksi. Pada testis, LH berikatan dengan reseptornya di interstitial sel sel
Leydig, menstimulus sintesa dan sekresi testosteron. Sedangkan sel-sel theca
Universitas Sumatera Utara
di ovarium akibat stimulasi LH, mensekresikan testosteron yang kemudian diubah menjadi estrogen oleh sel granulosa.
Pada wanita, pelepasan dari sel telur yang matang di ovarium dipicu oleh lonjakan sekresi LH yang besar dikenal sebagai preovulatory LH surge. Sel-sel sisa
dalam folikel ovarium berproliferasi menjadi corpus luteum, yang kemudian mensekresikan hormon steroid progesteron dan estradiol. Progesteron menyebabkan
pertambahan vaskular dinding endometrium dan penting untuk mempertahankan kehamilan. Pada sebagian mamalia, LH diperlukan untuk melanjutkan perkembangan
dan fungsi corpus luteum. Penamaan Luteinizing hormon berasal dari pengaruh perangsangan luteinizasi dari folikel ovarium Bowen, tanpa tahun.
2.3.4. Follicle Stimulating Hormone FSH
Seperti namanya, FSH menstimulasi pematangan folikel ovarium. Primary folikel yang terdiri atas satu lapis sel, oleh FSH akan berkembang menjadi secondary
folikel yang ditandai dengan terbentuknya sel-sel granulosa. Pemberian FSH kepada manusia dan hewan memacu “superovulation”, atau perkembangan folikel ovarium
matang lebih dari jumlah yang biasanya. FSH juga berguna untuk spermatogenesis. FSH melekat pada reseptornya
di sel Sertoli, untuk mendukung pematangan sel-sel sperma Bowen, tanpa tahun.
2.3.5. Tahapan Perkembangan Folikel di Ovarium
Sebuah folikel ovarium terdiri dari sebuah oocyte yang dikelilingi oleh satu atau lebih lapis sel folikular atau sel granulosa. Folikel yang dibentuk semasa fetus
primordial follicles terdiri dari oosit primer yang dibungkus oleh selapis sel
Universitas Sumatera Utara
follicular yang pipih. Folikel-folikel ini ditemukan di bagian superficial dari regio cortical. Oosit dalam folikel primer berbentuk sferis dengan diameter 25 µm. Nukleus
dan nucleolusnya besar. Terdapat banyak mitokondria, beberapa komplek golgi, dan sisterna retikulum endoplasma. Lamina basalis menggaris bawahi sel folikel dan
membedakan antara folikel dengan stroma yang mengelilinginya.
a. Perkembangan Folikel
Perkembangan folikel sangat cepat hingga mencapai diameter maksimum 120 µm. Nucleus membesar, mitokondria bertambah jumlahnya dan menjadi satu bentuk
terdistribusi melewati plasma. Retikulum endoplasma menjadi hypertrofi, dan komplek golgi berpindah ke permukaan sel. Sel-sel folikular membelah dan
membentuk selapis sel kuboid, folikel kemudan disebut unilaminar primary follicle.
Sel follikular terus berproliferasi dan membentuk sel epithel folikel berlapis stratified follicular epithelium atau lapisan granulosa yang saling berkomunikasi
melalui gap junction. Pada masa ini folikel disebut multilaminar primary atau
preantral follicle. Lapisan yang tidak berbentuk, zona pellucida, terdiri dari
setidaknya 3 glycoprotein, disekresikan dan mengelilingi oosit Junqueira, 1995. Seiring dengan berkembangnya folikel jumlah dan ukuran sel-sel granulosa
ikut bertambah. Sel granulosa bergerak lebih dalam dari regio cortical Liquor folliculi mulai berakumulasi bertumpuk diantara sel-sel folikular. Ruang kecil yang berisi
cairan ini, dan sel granulosa mengorganisir dirinya sendiri untuk membentuk rongga
yang lebih besar, yaitu antrum. Folikel kemudian disebut secondary atau antral
follicle. Cairan folikular mengandung komponen-komponen plasma dan produk yang
Universitas Sumatera Utara
disekresikan oleh sel folikular. Glycosaminoglycan, beberapa protein termasuk steroid-binding protein dan konsentrasi dari steroid progesteron, androgens, dan
estrogen Junqueira, 1995. Selama reorganisasi dari sel-sel granulosa untuk membentuk antrum, beberapa
sel-sel dari lapisan ini berkonsentrasi pada titik tertentu di dinding folikular. Kelompok ini membentuk cumulus oophorus, yang menjorok masuk ke dalam
antrum dan berisi oosit. Sekelompok sel granulose bertumpuk pada mengelilingi oosit dan membentuk corona radiata Junqueira, 1995.
Ketika terjadi modifikasi dalam oosit dan lapisan granulose, fibroblast dari stroma secara tiba-tiba mengelilingi folikel berdifrensiasi membentuk theca folliculi.
Lapisan ini nantinya akan menjadi theca interna dan theca externa. Theca interna memiliki struktur sel yang karakteristiknya sama dengan sel yang memproduksi
steroid yaitu androstenedione. Sel-sel granulose di bawah pengaruh FSH, mensintesa
enzyme, aromatase, yang mengubah transform androstenedione menjadi estrogen. Estrogen kembali ke stroma di sekeliling folikel, masuk ke dalam pembuluh darah,
dan didistribusikan ke seluruh tubuh Junqeira, 1995. Sel theca externa, terutama terdiri dari lapisan-lapisan fibroblast yang
mengelilingi theca interna. Pembuluh darah kecil memasuki thece interna san mensupplai sebuah plexus kapilaris. Pada masa perkembangan folikel tidak ada
pembuluh darah di dalam lapisan sel granulosa Junqeira, 1995. Selama siklus menstruasi, biasanya satu folikel berkembang melebihi yang
lainnya dan menjadi folikel dominan. Folikel yang lain menjadi atresia. Folikel yang
Universitas Sumatera Utara
matur follicle de graff atau preovulatory follicle dapat mencapai diameter 2,5 cm. Sebagai akibat dari akumulasi cairan, rongga folikel bertambah dan oosit melekat ke
dinding folikel melalui pedicle yang dibentuk oleh sel-sel granulosa. Pada saat sel-sel granulosa bertambah tidak proporsional saat pertumbuhan, lapisan granulose menjadi
lebih tipis Junqueira, 1995.
b. Hormon yang Dihasilkan di Ovarium