Desain Penelitian Populasi Penelitian Variabel Penelitian Bahan Alat Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik yang didisain mengikuti Rancangan Acak Lengkap RAL. Sebanyak 32 ekor mencit betina Mus Muskulus L, dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok kontrol tidak diberi MSG dan kelompok perlakuan diberi MSG. Masing-masing kelompok terdiri atas 16 mencit betina. Adapun penentuan jumlah ulangan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Menurut Sudjana 2000 adalah sebagai berikut: t - 1 n - 1 ≥ 15 t = jumlah kelompok n = Jumlah ulangan tiap kelompok

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi FMIFA USU, Laboratorium Klinik PRAMITA Medan dan Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU. 3.2.2. Waktu Penelitian dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan dari bulan Juni – September 2008. Universitas Sumatera Utara

3.3. Populasi Penelitian

Populasi adalah Mencit betina jenis Mus musculus L, strain DD Webster, berumur 10 hari. Mencit betina merupakan hasil perbanyakan hewan koloni induk stok di Rumah Hewan Jurusan Biologi FMIPA Unimed dan FMIPA USU.

3.4. Variabel Penelitian

3.4.1. Variabel independen, yaitu monosodium glutamat. 3.4.2. Variabel dependen, siklus estrus, perkembangan folikel dan hormon estradiol. 3.4.3. Variabel kendali, yaitu jenis kelamin, umur, berat badan, kesehatan dan lingkungan.

3.5. Bahan

a. Monosodium glutamat murni sigma b. NaCl 0,9 c. Cairan Bouin d. Metilen blue e. Alkohol 70 f. Etanol g. Xylene h. Hemotaksilin Erlich i. Eosin 5 Universitas Sumatera Utara j. Canada balsam k. Albumin Mayer l. Heparin m. Ketamine HCL

3.6. Alat

a. Timbangan hewan b. Timbangan 0,001 gram c. wCawan petri untuk melarutkan zat d. Spuit 1cc e. Handscoone f. Cotton bud g. Objek glass h. Mikroskop histologi i. Dissecting set j. Botol untuk tempat organovarium k. Mikroskop stereo l. Peralatan untuk pemeriksaan hormon esttradiol m. Peralatan untuk pembuatan preparat histologi ovarium Universitas Sumatera Utara

3.7. Pelaksanaan Penelitian

3.7.1. Pemeliharaan Hewan Coba

Induk bunting ditempatkan pada kandang yang terpisah hingga melahirkan. Kandang terbuat dari bahan plastik ukuran 30 x 20 x 10 cm yang ditutup kawat kasa halus ataupun tutup plastik. Dasar kandang dilapisi dengan sekam padi setebal 0,5 – 1 cm dan diganti setiap hari. Makanan dan minuman diberikan secara berlebih-lebihan. Pencahayaan diatur dengan siklus 12 jam terang, 12 jam gelap, sedangkan temperatur dan kelembaban ruangan dibiarkan berada pada kisaran alamiah. Setelah fetus lahir, litter jantan berumur 9 hari dipisahkan dari induknya. Setiap induk hanya menyusui 3-4 litter betina hingga usia sapih. Setiap kandang dituliskan tanggal kelahiran untuk menentukan usia mencit. Gambar 2. Mencit Betina Bunting dan Litter F1 Betina Umur 10 Hari Universitas Sumatera Utara

3.7.2. Pemberian Perlakuan

Perlakuan diberikan pada saat usia mencit 10 hari sebanyak 5 kali dengan interval waktu 2 hari hari 10, 12, 14, 16, 18. Berat badan mencit ditimbang terlebih dahulu dengan timbangan hewan setiap sebelum diberi suntikan. 4mggbb MSG dilarutkan ke dalam 0,1 cc NaCl 0,9 dan disuntikkan kepada 16 ekor mencit secara intraperitoneum dengan menggunakan spuit 1 cc. Sedangkan 16 mencit kontrol hanya disuntikkan NaCl 0,9 dengan volume yang sama. Dari satu induk yang, 2 ekor anak mencit diberi perlakuan sedangkan 2 ekor lagi sebagai kontrol. Pada ekor setiap anak mencit diberi tanda dengan spidol untuk membedakan kontrol atau perlakuan. Anak mencit dibiarkan tetap menyusui kepada induknya. Setelah usia sapih 21 hari, anak mencit dipisahkan dari induknya dan ditempatkan pada kandang yang berbeda untuk memudahkan identifikasi. Kedua ekor mencit kontrol ditempatkan terpisah dengan kedua mencit perlakuan. Kandang jangan lupa diberi tanda. Selama pemberian perlakuan dan setelah disapih hingga eksekusi, berat badan mencit ditimbang setiap hari untuk memantau kenaikan berat badan. Sejak usia 22 hari, pada mencit dilakukan hapusan vagina vaginal smear untuk mengamati siklus estru setiap hari antara pukul 08.00 – 12.00. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop histologi. Dan fase-fase dalam siklus estrus dicatat dalam tabel yang telah disediakan Lampiran 6. Setelah Mencit mencapai fase estrus, mencit dieksekusi untuk diambil darah dan ovariumnya. Untuk kelompok I dan II Universitas Sumatera Utara dieksekusi setelah 4x pengamatan estrus, kelompok III dan IV 3x estrus, kelompok V dan VI 2x estrus dan kelompok VII dan VIII 1x estrus ethical clearance terlampir. 3.7.2.1. Pembuatan sediaan apusan vagina Cotton bud dibasahi dengan alkohol 70. Apusan dilakukan dari pinggir vulva hingga 3 mm ke dalam. Hasil apusan dioleskan ke atas objek glass secara merata, kemudian di atas apusan ditetesi methilen blue. Dibiarkan beberapa saat, kemudian dicuci dengan air kran. Keringkan di atas kertas tissue. Setelah kering sediaan diamati di bawah mikroskop histologi dengan pembesaran 40x. 3.7.2.2. Teknik pengambilan darah Mencit dianastesi dengan ketamine, dosis 50-400 mgkgbb Kusumawati D. Disuntikkan secara intraperitoneum. Setelah mencit lemas, thorax dibuka, darah diambil dari bagian apek jantung dengan menggunakan spuit 1 cc yang telah dibilas dengan heparin. Pada saat pengambilan darah, hindarkan seminimal mungkin tindakan yang dapat menimbulkan terjadinya hemolisa. Segera setelah darah diambil, dilakukan pemeriksaan hormon estradiol. 3.7.2.3. Pemeriksaan hormon Estradiol Metode : ELFA Enzym Linke Flourescent Assay Sampel : serum 200 ul Alat : MINIVIDAS, pipet 50 -200 ul Langkah kerja : 1. Sampel darah disentrifuge untuk dipisahkan plasma dengan sel-sel darah. Universitas Sumatera Utara 2. Keluarkan regen dari kulkas biarkan selama 30 menit pada suhu kamar. 3. Sebelum regen digunakan, reagensia dikalibrasi terlebih dahulu. 4. Siapkan kontrol. Setelah kalibrasi dan kontrol masuk pada range yang tertera pada MLE Card reagen, vidas bisa digunakan untuk running, caranya: a. Pilih status screen dari main menu  pilih section A atau B, pilih posisi dimana strip akan ditempatkan. b. Tekan tombol “Assay”  tekan tombol “select assay” pilih parameter Estradiol E2. c. Pilih “Sampel ID” dan ketik no. ID pasien, tekan tombol “Previous Screen”. d. Pipet 200 ul sampel masukkan ke dalam reagen strip TES, beri identitas. e. Masukkan reagen strip ke dalam tray reagen strip dan SPR TES pada lubang SPR, tutup cover. f. Tekan “Start” untuk menjalankan, tunggu 60 menit sampai keluar hasil. Nilai rujukan: Estradiol dapat terbaca bila nilai 9 pgml NB: Bila serum tidak mencukupi, maka dapat dilakukan pengenceran dengan NaCl 0,9, hasil dikalikan dengan berapa kali pengenceran. 3.7.2.4. Pengamatan ovarium Setelah mencit dieksekusi, rongga abdomen dibuka, ovarium kanan dan kiri dipisahkan dari oviduct. Ovarium dibersihkan dari lemak sekitarnya, dimasukkan ke Universitas Sumatera Utara dalam botol plastik yang di dalamnya berisi cairan Bouin. Corpus luteum yang berupa benjolan-benjolan berwarna kuning di permukaan ovarium dihitung di bawah mikroskop stereo. Dilanjutkan dengan pemeriksaan histologi ovarium untuk melihat perkembangan folikel, jumlah corpus luteum, folikel de graff dan folikel atretik. 3.7.2.5. Pembuatan preparat histologi ovarium Sediaan histologi ovarium dibuat mengikuti metode rutin Mukawi, 1989. Jaringan difiksasi dengan larutan Bouin, ditanam dalam blok parafin. Sediaan disayat dengan mikrotom putar setebal 2 µm, direkatkan ke objek gelas yang telah diteteskan albumin dan diwarnai dengan hematoksilin-Eosin. Sediaan histrologi ovarium yang diamati adalah sediaan yang berasal dari potongan ovarium bagian tengah.

3.8. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Semua data dipresentasikan dalam bentuk rata-rata ± simpangan baku rata- rata ± SD. Untuk mengetahui pengaruh MSG terhadap rata-rata kenaikan berat badan kelompok kontrol dan perlakuan pada saat pemberian perlakuan, kenaikan berat badan sejak usia sapih hingga estrus terakhir pengamatan setiap siklus, dan perbandingan kadar estradiol plasma kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol, serta panjang siklus estrus kelompok kontrol dan perlakuan digunakan uji t student independen Zarr, 1984 bila terdistribusi normal dan uji Mann-Whitney jika data terdistribusi normal. Sedangkan untuk melihat hubungan berat badan dengan kadar estradiol digunakan uji regresi linear. Semua analisa data dilakukan dengan Universitas Sumatera Utara menggunakan SPSS versi 11,5. Dalam tesis ini, hanya perbedaan rata-rata pada α ≤ 0,05 yang dianggap bermakna signifikan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Berat Badan Mencit

Berat badan mencit ditimbang setiap hari. Msg diberikan berdasarkan berat badan mencit saat itu. Selama diberi perlakuan pada hari ke-10, hari ke-12, hari ke- 14, hari ke-16, hari ke-18 Litter F1 baik kontrol maupun yang mendapat perlakuan tetap disusui induknya. Terdapat kenaikan berat badan mencit perlakuan dari hari ke hari seperti halnya kelompok kontrol. 3 5 7 9 11 10 12 14 16 18 Umur mencit hari B erat badan g Kontrol Perlakuan Gambar 3. Rata-rata Berat Badan Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Selama Pemberian Perlakuan pada Hari Ke-10, Hari Ke-12, Hari Ke-14, Hari Ke-16, Hari Ke-18 Universitas Sumatera Utara