2.6. Leptin
Leptin meupakan asam amino yang secara struktural mendekari family cytokine. Lerptine dikode oleh ob obese gen dan diekspresikan terutama di jaringan
adiposa putih. Selain itu ob gen juga ditemukan di sel epithelium perut, hipothalamus, hipofisis, otot rangka, placenta dan kelenjar mammae Bluher and Mantzoros, 2004.
Kerja leptin dihipothalamus dan berbagai organ perifer dimediasi oleh isoform panjang dari reseptor leptin OB-Rb. Beberapa bentuk isoform dari reseptor leptin
merupakan hasil dari alternatif splicing yang diekspresikan di arcuate nuclei dan ventromedial nuclei hipothalamus, ovarium, prostate, dan testis sel Leydig Bluher
and Mantzoroz , 2004. Leptin memiliki peranan penting dalam metabolisme, pengaturan berat badan
dan fungsi reproduksi Bowen, tanpa tahun.
2.6.1. Peran Leptin terhadap Fungsi Reproduksi
Telah lama diketahui bahwa kelaparan berdampak terhadap fungsi reproduksi. Sebagai contoh, lemak tubuh yang sangat sedikit pada wanita sering berhubungan
dengan masalah siklus menstruasi, efek yang sama juga ditemukan pada hewan. Onset pubertas juga diketahui berhubungan dnegan kondisi tubuh sebagaimana
halnya usia Bowen, tanpa tahun. Konsentrasi leptin rendah pada manusia dan hewan dengan lemak tubuh yang
sedikit, dan leptin secara signifikan mempengaruhi fungsi reproduksi. Efek ini kemungkinan berhubungan dengan kemampuan leptin untuk meningkatkan sekresi
Universitas Sumatera Utara
gonadotropine releasing hormon dan demikian juga LH dan FSH dari hipofisis anterior Bowen, tanpa tahun.
Sebuah percobaan yang dilakukan terhadap hewan percobaan memperlihatkan efek leptin terhadap reproduksi dan onset pubertas. Mencit prepurtal yang diterapi
dengan leptin menjadi kurus, tetapi juga mencapai kematangan reproduksi dan mendapatkan siklus menstruasi awal yang lebih cepat dibandingkan mencit kontrol.
Di lain pihak, manusia yang memiliki mutasi gen reseptor leptin tidak hanya menjadi gemuk, tetapi juga gagal mencapai pubertas Bowen, tanpa tahun.
2.6.2. Leptin dan Pengaturan Neuroendocrine Axis
Isoform panjang dari reseptor leptin, OB-Rb sangat diekspresikan di arcuate dan ventromedial nuclei dari hipothalamus, yang merupakan daerah penting untuk
pengaturan asupan makanan dan perilaku seksual. Di arcuate hypothalmus neurons, leptin mengatur pelepasan dari gonadotropin hormon, sehingga diduga bahwa leptin
bertugas memberi signal untuk menyampaikan informasi ke otak tentang cadangan lemak tubuh dan sumber metabolik dan bertindak sebagai signal yang merangsang
aktivasi reproductive axis Bluher and Mantzoros, 2004. Leptin juga memfasilitasi sekresi GnRH melalui mekanisme tidak langsung,
bekerja melalui perubahan sekresi dari neuropeptide danatau pelepasan nitric oxide NO dari adrenergic interneurons. Leptin juga leptin memiliki efek secara langsung
di tingkat hipofisis Bluher and Mantzoros, 2004. Pada gonad, Reseptor leptin diekspresikan pada leydig sel di mana leptin turut
mengambil peran selama perkembangan germ cell testis mencit. Namun dari hasil
Universitas Sumatera Utara
tesis, leptin pada konsentrasi tertentu hyperleptine bisa menghambat LH menstimulasi testosterone dari sel leydig Giovambattista, 2003.
Pada gonad wanita, reseptor leptin diekspresikan pada ovarian follicular cell. Leptin m-RNA juga diekpresikan pada sel granulosa dan sel cumulus dari
preovulatory human follicles Bluher and Matzoros, 2004.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik yang didisain mengikuti Rancangan Acak Lengkap RAL. Sebanyak 32 ekor mencit betina Mus
Muskulus L, dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok kontrol tidak diberi MSG dan kelompok perlakuan diberi MSG. Masing-masing kelompok terdiri atas
16 mencit betina. Adapun penentuan jumlah ulangan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Menurut Sudjana 2000 adalah sebagai berikut:
t - 1 n - 1 ≥ 15 t = jumlah kelompok
n = Jumlah ulangan tiap kelompok
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi FMIFA USU, Laboratorium Klinik PRAMITA Medan dan Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran
USU. 3.2.2.
Waktu
Penelitian dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan dari bulan Juni – September 2008.
Universitas Sumatera Utara