Hasil dan Analisis Dengan Spektroskopi FT-IR

45

4.5 Hasil dan Analisis Dengan Spektroskopi FT-IR

Pengujian dengan menggunakan Spektroskopi FT-IR dilakukan untuk mengetahui perubahan gugus fungsi yang terdapat pada campuran aspal sebelum dan setelah penambahan bahan polimer. Pengujian ini dilakukan terhadap campuran aspal, campuran polimer antara karet ban dan polistirena tanpa menggunakan bahan aspal, dan campuran aspal dengan variasi karet ban dan polistirena 5:35. 1. Analisis Spektrum FT-IR Campuran Aspal dan Agregat Spektrum campuran aspal dan agregat tersebut tercantum pada Lampiran 6. Dimana pada gambar spektrum tersebut menurut Marham 2009 menunjukkan adanya serapan melebar dan intensitas lemah pada bilangan gelombang 3400 cm -1 menandakan adanya gugus hidroksil –OH yang diperkuat dengan adanya ikatan C-O terlihat dari serapan tajam dan intensitas kuat pada bilangan gelombang 1032,40 cm -1 . Dan serapan melebar dan intensitas lemah juga ditunjukkan pada bilangan gelombang 1624,61 cm -1 menandakan adanya ikatan C=C alkena. Selanjutnya serapan tajam dan intensitas kuat terlihat pada bilangan gelombang 2921,34 cm -1 menandakan adanya vibrasi regangan simetris C-H alifatis, yang didukung pemunculan CH 2 yang terlihat dari serapan tajam dengan intensitas rendah pada bilangan gelombang 1462,56 cm -1 . Menurut Dachriyanus 2004 bahwa pemunculan gugus metil CH 3 terlihat dari serapan yang tajam dan intensitasnya lemah pada bilangan gelombang 1376,58 cm -1 . 2. Analisis Spektrum FT-IR Campuran Karet Ban dan Polistirena 5:35 Spektrum pencampuran antara karet ban dan polistirena ini tercantum pada Lampiran 7 dan dilakukan untuk melihat adanya gugus-gugus fungsi dari pencampuran kedua bahan polimer tersebut tanpa menggunakan aspal. Dimana terlihat adanya serapan tajam dan intensitas medium terlihat pada bilangan gelombang 3059,8 cm -1 menandakan adanya CH aromatis dari stirena didukung adanya peak yang tajam dan intensitas kuat pada bilangan gelombang 755,9 yang menandakan adanya =CH dari DVB. Serapan tajam dan intensitas lemah juga terlihat pada bilangan gelombang 1686,28 cm -1 yang menandakan adanya gugus C=O. Universitas Sumatera Utara 46 Serapan tajam dan intensitas kuat terlihat pada bilangan gelombang 2922,5 cm -1 menandakan adanya C-H alifatis, pemunculan CH 2 dan CH 3 berturut-turut terlihat dari serapan tajam dengan intensitas kuat pada bilangan gelombang 1601,13 cm -1 dan bilangan gelombang 1451,9 cm -1 Field, 2007. 3. Analisis Spektrum FT-IR Campuran Aspal Variasi Karet Ban dan Polistirena 5:35 Spektrum campuran aspal dengan penambahan bahan polimer variasi karet ban dan polistirena 5:35 tercantum pada Lampiran 8. Gambar spektrum tersebut menunjukkan adanya serapan tajam dan intensitas medium pada bilangan gelombang 1028,36 cm -1 menandakan adanya C-O. Dan bilangan gelombang 1601,36 cm -1 menunjukkan adanya ikatan C=C alkena. Selanjutnya serapan tajam dan intensitas kuat terlihat pada bilangan gelombang 2919,31 cm -1 menandakan adanya C-H alifatis, pemunculan CH 2 dan CH 3 berturut-turut terlihat dari serapan tajam dengan intensitas medium pada bilangan gelombang 1454,34 cm -1 dan bilangan gelombang 1377,36 cm -1 . Serapan tajam dan intensitas medium terlihat pada bilangan gelombang 3060,33 cm -1 menandakan adanya CH aromatis dari stirena dan didukung adanya serapan tajam dan intensitas kuat pada bilangan gelombang 757,32 yang menandakan adanya crosslinker DVB. Berdasarkan Lampiran 6, terdapat gugus –OH hidroksil dari aspal tetapi setelah penambahan bahan polimer gugus hidroksil tersebut semakin rendah hampir tidak ada yang menunjukkan bahwasanya telah terjadi ikatan secara kimia antara campuran aspal melalui gugus hidroksil tersebut dengan polistirena, karet ban, ataupun DVB. Adanya ikatan tersebut diperkuat dengan adanya peningkatan intensitas pada bilangan gelombang 1601,36 cm -1 Lampiran 8 menunjukkan banyaknya ikatan rangkap yang terbentuk dari pemutusan rantai polistirena, juga peningkatan intensitas pada bilangan gelombang 1454,34 cm -1 dan 1377,36 cm -1 menunjukkan Universitas Sumatera Utara 47 bertambahnya CH 2 dan CH 3 dari polistirena maupun karet ban. Dan adanya pemunculan gugus CH aromatis dari polistirena dan gugus =CH dari DVB. Dari perbandingan antara Lampiran 6 dengan Lampiran 8, diketahui bahwasanya telah terjadi ikatan kimia oleh gugus hidroksil dari aspal dengan karet ban, polistirena, maupun DVB, dan kemungkinan terjadi ikatan silang – ikatan silang yang lain karena terjadi reaksi persaingan antara senyawa-senyawa radikal dari polistirena, karet ban, aspal, dan juga DVB yang telah diinisiasi oleh adanya peroksida DCP.

4.5 Perkiraan Mekanisme Reaksi