42
4.4 Hasil dan Analisis Pengujian Dengan SEM
Pengujian sifat morfologi dengan SEM dilakukan untuk menganalisis permukaan dari sampel, dimana pengujian ini dilakukan terhadap tiga sampel yaitu
campuran aspal dengan agregat tanpa bahan polimer, campuran aspal dengan variasi karet ban dan polistirena 5:35 sebelum pengujian kuat tekan, dan campuran aspal
dengan variasi karet ban dan polistirena 5:35 setelah pengujian kuat tekan. Ketiga jenis sampel tersebut dianalisis dengan perbesaran 100, 500, 1000, dan 2500 kali.
Gambar 4.4 Hasil SEM Campuran Aspal Dan Agregat Dengan Perbesaran 100 kali
Pada Gambar 4.4 tersebut terlihat morfologi dari campuran aspal dengan agregat pasir dimana terlihat dispersi dari agregat pasir merata cukup baik yang
menunjukkan pencampuran tersebut homogen, juga terlihat kerapatannya cukup baik, ditandai dengan kecilnya pori-pori yang terbentuk. Hal ini disebabkan karena gaya
adhesif yang cukup kuat dari aspal sehingga berikatan baik dengan agregat pasir.
Universitas Sumatera Utara
43 Bila dibandingkan dengan Gambar 4.5 hasil foto SEM terhadap permukaan
campuran aspal dengan variasi karet ban dan polistirena 5:35 sebelum dilakukan pengujian kuat tekan memperlihatkan hasil morfologi yang sangat berbeda. Dimana
terlihat bahwa untuk morfologinya memperlihatkan perbedaan yang signifikan setelah penambahan bahan polimer.
Gambar 4.5 Hasil SEM Campuran Aspal Variasi Karet Ban dan Polistirena 5:35
Sebelum Pengujian Kuat Tekan Dengan Perbesaran 100 kali Hasil morfologi pada Gambar 4.5 tersebut diketahui bahwa pencampuran
antara aspal, polistirena, dan karet ban menunjukkan banyaknya ikatan-ikatan yang terbentuk dalam campuran tersebut. Dan terlihat dengan jelas adanya pasir halus
tersebar merata dan terperangkap dalam rangkaian ikatan sambung silang yang terjadi. Untuk permukaannya terlihat jauh lebih keras dan kaku dibandingkan dengan
hasil SEM untuk campuran aspal dengan agregat pasir. Hal ini menunjukkan bahwa ikatan antara aspal dengan polistirena lebih dominan dalam campuran aspal tersebut.
Dengan demikian jelas diketahui bahwa morfologi pada campuran aspal dengan
Universitas Sumatera Utara
44 penambahan variasi karet ban dan polistirena 5:35 menunjukkan perbedaan yang
signifikan dibandingkan dengan campuran aspal murni.
Gambar 4.6 Hasil SEM Campuran Aspal Variasi Karet Ban dan Polistirena 5:35
Setelah Pengujian Kuat Tekan Dengan Perbesaran 100 kali Selanjutnya jika dibandingkan dengan morfologi campuran aspal variasi karet
ban dan polistirena yang sesudah dilakukan pengujian kuat tekan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.6 terlihat tidak banyak perbedaan dengan sebelum
dilakukan pengujian kuat tekan. Analisis morfologi menunjukkan struktur permukaan yang lebih rapat akibat pembebanan yang diberikan, dan kecilnya kerusakan yang
terjadi menunjukkan kuatnya ikatan-ikatan sambung silang yang terjadi pada campuran tersebut. Untuk perbedaan-perbedaan lebih jelas pada hasil SEM tersebut
dapat dilihat pada Lampiran 3, 4 dan 5 dengan variasi perbesaran ukuran yaitu 100 kali, 500 kali, 1000 kali dan 2500 kali.
Universitas Sumatera Utara
45
4.5 Hasil dan Analisis Dengan Spektroskopi FT-IR