Sifat Kimiawi Aspal Aspal

10 Tabel 2.1 Data Jenis Pengujian dan Persyaratan Aspal Penetrasi 6070 Sifat Ukuran Spesifikasi Standart Pengujian Densitas pada T 25 o C Km 3 1010 - 1060 ASTM-D713289 Penetrasi pada T 25 o C 0,1 mm 6070 ASTM-D5 Titik leleh o C 4956 ASTM-D36 Daktilitas pada T 25 o C Cm Min. 100 ASTM-D113 Kerugian pemanasan wt Max. 0,2 ASTM-D6 Penurunan pada penetrasi setelah pemanasan Max. 20 ASTM-D6D5 Titik nyala o C Min. 250 ASTM-D92 Kelarutan dalam CS 2 wt Min. 99,5 ASTM-D4 Spot Test Negatif AASHO T102

2.1.2 Sifat Kimiawi Aspal

Aspal dipandang sebagai sebuah sistem koloidal yang terdiri dari komponen molekul berat yang disebut asphaltene , dispersihamburan di dalam minyak perantara disebut maltene . Bagian dari maltene terdiri dari molekul perantara disebut resin yang menjadi instrumen di dalam menjaga dispersi asphaltene Koninklijke, 1987. Aspal merupakan senyawa hidrogen H dan karbon C yang terdiri dari bebebrapa senyawa seperti: paraffin, siklo paraffin. naften dan aromatis. Fungsi kandungan aspal dalam campuran juga berperan sebagai selimut agregat dalam bentuk film, dimana aspal yang berperan menahan gaya gesek permukaan dan mengurangi kandungan pori udara yang juga berarti mengurangi penetrasi air masuk ke dalam campuran Rianung, 2007. Aspal seperti pada Gambar 2.1, merupakan senyawa yang kompleks, bahan utamanya disusun oleh hidrokarbon dan atom-atom Nitrogen N, Sulfur S, dan Oksigen O dalam jumlah yang kecil. Dimana unsur-unsur yang terkandung dalam aspal atau bitumen adalah Karbon 82-88, Hidrogen 8-11, Sulfur 0-6, Oksigen 0-1,5, dan Nitrogen 0-1. Universitas Sumatera Utara 11 Gambar 2.1 Struktur Aspal Berikut sifat-sifat dari senyawa penyusun dari aspal : a. Asphaltene Asphaltene , seperti pada Gambar 2.2, merupakan senyawa komplek aromatis yang berwarna hitam atau coklat amorf, bersifat termoplatis dan sangat polar, perbandingan komposisi untuk HC yaitu 1 :1, memiliki berat molekul besar antara 1000 – 100000, dan tidak larut dalam n-heptan. Asphaltene juga sangat berpengaruh dalam menentukan sifat reologi bitumen, dimana semakin tinggi asphaltene , maka bitumen akan semakin keras dan semakin kental, sehingga titik lembeknya akan semakin tinggi, dan menyebabkan harga penetrasinya semakin rendah. Gambar 2.2 Struktur Asphaltene Universitas Sumatera Utara 12 b. Maltene Di dalam maltene terdapat tiga komponen penyusun yaitu saturate , aromatis, dan resin. Dimana masing-masing komponen memiliki struktur dan komposisi kimia yang berbeda, dan sangat menentukan dalam sifat rheologi bitumen. Resin merupakan senyawa yang berwarna coklat tua, dan berbentuk solid atau semi solid dan sangat polar, dimana tersusun oleh atom karbon dan hidrogen, dan sedikit atom oksigen, Sulfur, dan Nitrogen, untuk perbandingan hidrogen dengan karbon HC yaitu 1.3 – 1.4, memiliki berat molekul antara 500 – 50000, serta larut dalam n-heptan. Aromatis merupakan senyawa yang berwarna coklat tua, berbentuk cairan kental, bersifat non polar, dan di dominasi oleh cincin tidak jenuh, dengan berat molekul antara 300 – 2000, terdiri dari senyawa naften aromatis, dengan komposisinya antara 40 - 65 dari total bitumen. Saturate merupakan senyawa ini berbentuk cairan kental, bersifat non polar, dan memiliki berat molekul hampir sama dengan aromatis., serta tersusun dari campuran hidrokarbon berantai lurus, bercabang, alkil naften, dan aromatis, dengan komposisinya berjumlah antara 5-20 dari total bitumen. Gambar 2.3 merupakan struktur kimia dari senyawa saturate dengan bentuk susunan rantai yang berbeda. Gambar 2.3 Struktur Saturate Dengan demikian maka aspal atau bitumen adalah suatu campuran cairan kental senyawa organik, berwarna hitam, lengket, larut dalam karbon disulfida CS 2 , dan struktur utamanya merupakan ”polisiklik aromatis hidrokarbon” yang sangat kompak. Nuryanto, 2008. Universitas Sumatera Utara 13

2.1.3 Fungsi Aspal Sebagai Material Perkerasan Jalan