BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Analisis Pengujian Kuat Tekan
Pengujian kuat tekan mengacu pada ASTM D 1559-76 atau SNI 03-6758- 2002 untuk menentukan kekuatan suatu sampel terhadap tekanan atau beban yang
diberikan. Pengujian ini telah dilakukan terhadap semua jenis sampel menggunakan alat penguji
Tokyo Testing Machine
berkapasitas 2000 Kgf dengan memberikan beban sebesar 1000 Kgf dan kecepatan 10 mmmenit terhadap semua variasi sampel.
Hasil pengujian terdiri dari bagian pencatat yang dapat menunjukkan besarnya tekanan yang telah diberikan dan diteruskan dalam bentuk diagram, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Hasil Pengujian Kuat Tekan Terhadap Campuran Aspal
Variasi Karet Ban dan Polistirena
Universitas Sumatera Utara
36 Dari diagram tersebut terlihat perbedaan yang cukup signifikan antara
campuran aspal dengan bahan polimer dan tanpa bahan polimer. Untuk campuran aspal tanpa penambahan bahan polimer bentuk kurva terlihat agak melebar
kesamping, hal ini menunjukkan bahwa kurangnya kekuatan dari campuran aspal tersebut untuk menahan beban yang diberikan selain hanya bergantung pada kekuatan
agregat semata. Hal ini berbeda dengan bentuk kurva-kurva yang ditampilkan pada campuran
aspal dengan bahan polimer yang bentuk kurvanya agak mengkerucut atau melengkung kebawah, ini jelas menunjukkan bahwa peranan bahan aditif polistirena
yang memiliki sifat yang keras dan kaku mampu menahan beban yang ada, dan menurut Fontes 2010 bahwa penambahan karet yang bersifat elastis akan
memperlambat terjadinya kerusakan secara permanen. Jadi, penambahan kedua bahan polimer tersebut ke dalam campuran aspal tersebut menghasilkan campuran aspal
yang kuat dan keras tetapi sedikit elastis sehingga tidak mudah hancur apabila diberikan pembebanan.
Hasil lainnya dari pengujian tersebut ditampilkan dalam bentuk digital yang didapat nilai gaya maksimum
load
yang selanjutnya disebut dengan
P
dalam satuan kgf dan nilai regangan
stroke
dalam satuan mmmenit, yang kemudian harga-harga tersebut dicatat secara manual. Yang selanjutnya nilai-nilai tersebut disubstitusi ke
persamaan 2.1. Sehingga diperoleh nilai kuat tekan dalam satuan kgfmm
2
yang dikonversikan ke satuan MPa 1 kgfmm
2
= 9,81 MPa. Untuk hasil perhitungan terhadap nilai kuat tekan dari masing-masing sampel
tertera pada Tabel 4.1, dimana pada Tabel 4.1 tersebut terdapat nilai gaya maksimum, nilai regangan dan nilai kuat tekan dari masing-masing sampel yang telah diuji.
Untuk Gambar 4.2 menunjukkan hubungan antara nilai kuat tekan dalam satuan MPa dengan campuran aspal variasi karet ban dan polistirena dinyatakan dalam bentuk
grafik.
Universitas Sumatera Utara
37 Tabel 4.1 Hasil Uji Kuat Tekan Dari Campuran Aspal Variasi Karet Ban dan
Polistirena
No Komposisi Aspal Polimer
Gaya Stroke
Kuat Ban PS Aspal
Agregat DCP DVB
P Tekan
g g
g g
g g
kgf MPa
1 35
5 60
300 1
1 745,1
20,04 2,92
2 30
10 60
300 1
1 613,5
14,73 2,41
3 25
15 60
300 1
1 471,5
11,32 1,85
4 20
20 60
300 1
1 314,3
16,21 1,23
5 15
25 60
300 1
1 198,1
14,32 0,78
6 10
30 60
300 1
1 115,7
14,38 0,45
7 5
35 60
300 1
1 60,3
14,99 0,24
8 100
300 1
1 98,7
43,87 0,39
Keterangan : Ao = 50 mm x 50 mm = 2500 mm
2
, 1 kgfmm
2
= 9,81 MPa
2,92 2,41
1,85 1,23
0,78 0,45
0,24 0,39
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00 3,50
5:35 10:30 15:25 20:20 25:15 30:10
35:5 0:0
1 2
3 4
5 6
7 8
Campuran Aspal Variasi Karet Ban dan Polistirena
K u
a t
T e
k a
n M
P a
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Nilai Kuat Tekan Dengan Campuran Aspal
Variasi Karet Ban dan Polistirena
Universitas Sumatera Utara
38 Pada Gambar 4.2 tersebut terlihat jelas bahwa nilai kuat tekan maksimum
pada komposisi karet ban dan polistirena 5:35 sebesar 2,92 MPa. Sedangkan nilai kuat tekan minimum pada komposisi karet ban dan polistirena 35:5 sebesar 0,24
MPa. Menurut Tortum 2004 karena karet ban bersifat elastomer, sehingga mampu meningkatkan keelastisitasan dari campuran aspal, tetapi semakin banyak komposisi
karet ban ditambahkan tidak menghasilkan campuran aspal yang lebih baik, cenderung semakin mengurangi kekuatan campuran aspal tersebut. Dan komposisi
polistirena yang lebih banyak menghasilkan campuran aspal dengan kuat tekan lebih maksimum, karena sifat fisis dari polistirena yang keras dan kaku.
Menurut SNI 08-1991-03 untuk persyaratan aspal beton nilai kuat tekannya sebesar 15-40 MPa. Ini berarti semua campuran aspal yang diujikan belum memenuhi
ini standar kekuatan dari campuran aspal beton. Hal ini disebabkan karena untuk persyaratan campuran aspal beton tersebut menggunakan agregat kasar kerikil dan
agregat halus pasir yang lolos saringan 2,36 mm. Sementara dari pengujian skala laboratorium, untuk agregatnya yang digunakan hanya pasir yang lolos saringan 0,6
mm. Sehingga hasil kuat tekan dari campuran aspal tersebut belum memenuhi Standar Nasional Indonesia.
4.2 Hasil dan Analisis Pengujian Penyerapan Air