Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Pada Kantor Kecamatan Siantar Marimbun

BAB V ANALISIS DATA

A. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Pada Kantor Kecamatan Siantar Marimbun

Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan defenisi Indeks Kepuasan Masyarakat dari Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP25M.PAN22004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, yang mengatakan bahwa Indeks Kepuasan Masyarakat adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Dalam pengertian ini digambarkan bahwa ukuran kepuasan masyarakat berbanding lurus dengan pemahaman mengenai kualitas pelayanan masyarakat. Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat dalam penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan kualitas pelayanan di kantor kecamatan Siantar Marimbun secara khusus, dimana hasilnya kemudian akan dianalisis dan dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan menjadi lebih baik. Pengukuran, analisis data dan penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat ini menggunakan pedoman yang ada pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP25M.PAN22004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Dalam pedoman pelaksanaan Indeks Kepuasan Masyarakat, terdapat 14 unsur yang menjadi dasar penilaian kepuasan masyarakat. Ke-14 unsur tersebut adalah prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, kejelasan petugas pelayanan, kedisiplinan petugas pelayanan, tanggung jawab petugas Universitas Sumatera Utara pelayanan, kemampuan petugas pelayanan, kecepatan pelayanan, keadilan mendapatkan pelayanan, kesopanan dan keramahan petugas, kewajaran biaya pelayanan, kepastian biaya pelayanan, kepastian jadwal pelayanan, kenyamanan lingkungan, dan keamanan pelayanan. Hasil pengukuran unsur pelayanan di kantor kecamatan Siantar Marimbun adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Nilai Unsur Pelayanan di Kantor Kecamatan Siantar Marimbun No. Unsur Pelayanan Nilai Unsur Pelayanan Keterangan 1 Prosedur Pelayanan 2.78 Baik 2 Persyaratan Pelayanan 2.6933 Baik 3 Kejelasan petugas pelayanan 2.7 Baik 4 Kedisiplinan petugas pelayanan 2.4667 Kurang Baik 5 Tanggung jawab petugas pelayanan 2.68 Baik 6 Kemampuan petugas pelayanan 2.7733 Baik 7 Kecepatan pelayanan 2.6333 Baik 8 Keadilan mendapatkan pelayanan 2.6933 Baik 9 Kesopanan dan keramahan petugas 2.7267 Baik 10 Kewajaran biaya pelayanan 2.66 Baik 11 Kepastian biaya pelayanan 2.6733 Baik 12 Kepastian jadwal pelayanan 2.6667 Baik 13 Kenyamanan lingkungan 2.6867 Baik 14 Keamanan pelayanan 2.7667 Baik Sumber: Berdasarkan Hasil Penelitian Pada Februari – Juni 2013 Selanjutnya, untuk mengetahui nilai indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan di kantor kecamatan Siantar Marimbun dapat dihitung dengan cara berikut ini: 2,78 x 0,071 + 2,6933 x 0,071 + 2,7 x 0,071 + 2,4667 x 0,071 + 2,68 x 0,071 + 2,7733 x 0,071 + 2,6333 x 0,071 + 2,6933 x 0,071 + 2,7267 x 0,071 + 2,66 x 0,071 + 2,6733 x 0,071 + 2,6667 x 0,071 + 2,6867 x 0,071 + 2,7667 x 0,071 = 2,6696 atau 2,7. Universitas Sumatera Utara Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan di kantor kecamatan Siantar Marimbun adalah 2,7. Apabila dikonversi dengan nilai dasar 25 maka hasilnya adalah 67,5. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat dikatakan bahwa mutu pelayanan di kantor kecamatan Siantar Marimbun adalah B. Itu berarti kepuasan masyarakat mengenai pelayanan di kantor kecamatan Siantar Marimbun adalah baik. Berdasarkan tabel 5.1, tidak ada unsur pelayanan yang mendapat nilai A atau Sangat Baik, bahkan satu unsur dinilai kurang baik yaitu unsur kedisiplinan petugas pelayanan. Hal ini membuktikan bahwa semua unsur masih perlu diperhatikan dan dibenahi kualitasnya, terutama yang berkaitan dengan kedisiplinan petugas pelayanan, misalnya dengan Penerapan Standart Operasional Prosedur pelayanan secara konsisten dalam pemroresan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan bagi masyarakat, sosialisasi persyaratan, prosedur, waktu penyelesaian dan biaya pelayanan, baik secara lisan maupun tertulis dan ditinjau secara berkelanjutan, pemanfaatan sarana dan prasarana kantor secara maksimal misalnya pemanfaatan papan informasi secara efektif dan aktual atau pun penerapan sistem terkomputerisasi, serta pembenahan kebersihan, dan ketertiban lingkungan pelayanan. Dari 14 unsur pelayanan yang menjadi dasar pengukuran kepuasan masyarakat, nilai kepuasan tertinggi adalah 2,78 yaitu pada unsur prosedur pelayanan. Prosedur pelayanan menurut responden sangat sederhana baik dalam pengurusan surat-surat, pengurusan e-KTP, maupun penyampaian keluhan-keluhan. Prosedur pelayanan kantor kecamatan memang tidak terlalu merepotkan masyarakat. Masyarakat hanya perlu ke kantor kelurahan untuk pengurusan surat-surat, kemudian di kelurahan ditawarkan opsi untuk mengurus sendiri ke kantor kecamatan atau diuruskan oleh Lurah dengan ketentuan-ketentuan tertentu. Apabila mengurus sendiri, masyarakat juga tidak terlalu merasa rumit sebab surat yang sudah ditandatangani Lurah bersama dengan berkas Universitas Sumatera Utara persyaratannya hanya perlu dimasukkan ke Sub. Bagian Umum dan kemudian diproses hingga sampai ke Camat. Pengurusan e-KTP juga terbilang sederhana, masyarakat melengkapi berkas dan kemudian diarahkan ke ruangan khusus untuk mengurus dan mendata e-KTP. Begitu juga dengan pelayanan kebersihan maupun dalam penyampaian keluhan masyarakat, tidak perlu prosedur yang berbelit-belit dan susah dipahami. Sedangkan nilai kepuasan terendah adalah 2,46 yaitu pada unsur kedisiplinan petugas pelayanan. Kedisiplinan dalam hal ini lebih kepada keberadaan petugas pelayanan pada saat jam kerja. Keluhan mengenai kedisiplinan ini juga disampaikan masyarakat sebab pelayanan di kantor kecamatan Siantar Marimbun cenderung tidak lagi efektif menjelang jam tutup kantor yaitu sekitar jam 2 sore ke bawah. Kondisi ini diketahui disebabkan karena lemahnya peraturan kantor kecamatan, misalnya pegawai akan pergi keluar baik ke lapangan maupun kegiatan lainnya dapat dilakukan dengan ijin kepada pegawai lain tanpa harus ijin kepada pimpinan, atau pun dengan pertimbangan bahwa handphone harus dalam keadaan aktif dan bisa dihubungi. Dengan demikian penegakan peraturan dan kesadaran mengenai tugas dan tanggung jawab masih harus kembali diperhatikan oleh petugas pelayanan di kantor kecamatan Siantar Marimbun sebab kendala yang muncul adalah masyarakat yang justru hanya bisa mengurus urusannya ke kantor kecamatan pada sore hari karena pekerjaannya merasa tidak dapat dilayani secara maksimal.

B. Analisis Hambatan Pelaksanaan Pelayanan di Kantor Kecamatan Siantar Marimbun