2.1.3.5. Beban Kerja Peran gender perempuan dalam anggapan masyarakat luas adalah mengelola
rumah tangga sehingga banyak perempuan yang menanggung beban kerja domestik lebih banyak dan lebih lama dibanding kaum laki-laki. Karena adanya anggapan
bahwa kaum perempuan bersifat memelihara, rajin dan tidak akan menjadi kepala rumah tangga, maka akibatnya semua pekerjaan domestik menjadi tanggung jawab
kaum perempuan. Sehingga perempuan menerima beban ganda, selain harus bekerja domestik, mereka masih harus bekerja membantu mencari nafkah Widyastuti, dkk,
2009. Hasil penelitian Zaluchu 2005 di Kota Tanjung Balai secara kualitatif, seorang
ibu hamil biasanya harus melakukan banyak pekerjaan, baik produktif maupun reproduktif. Akibatnya banyak ibu hamil yang melakukan pekerjaannya dengan
beban kehamilannya.
2.2. Anemia dalam Kehamilan
2.2.1. Pengertian Anemia
Anemia adalah istilah yang digunakan pada keadaan penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah sampai kadar untuk wanita hamil di bawah 11g.
Hemoglobin merupakan zat berwarna merah yang terdapat dalam bentuk larutan dalam sel darah merah, yang fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen ke semua
bagan tubuh. Zat besi, asam folat, vitamin dan unsur mineral lainnya, diperlukan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
untuk pembentukan hemoglobin yang dibentuk dalam sumsum tulang Roystron dan Amstrong, 1994.
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11g pada trimester 1 dan 3 atau kadar 10,5g pada trimester 2. Nilai batas
tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi terutama pada trimester 2 Saifuddin, 2000.
2.2.2. Patofisiologi dan Gejala Anemia pada Kehamilan
Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu mengalami hemodilusi pengenceran dengan peningkatan volume 30 sampai 40 yang puncaknya pada
kehamilan 32 sampai 34 minggu. Bila kadar hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11g maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil
fisiologis, dan kadar Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai 10g Manuaba, 1998. Anemia dalam kehamilan disebabkan karena dalam kehamilan, kebutuhan akan
zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Volume darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim
disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran darah.
Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut : plasma 30, sel darah 18, dan hemoglobin 19 Wiknjosastro, 2007.
Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pertama-tama pengenceran itu meringankan
beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil sebagai akibat
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
hidremia cardiac output meningkat. Kerja jantung menjadi lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah
tidak naik. Kedua, ketika perdarahan pada saat persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental Wiknjosastro,
2007. Stadium awal anemia kehamilan umumnya tanpa gejala. Walaupun demikian,
dengan menurunnya konsentrasi hemoglobin, pasokan oksigen ke organ-organ vital menurun, dan ibu hamil mulai mengeluh tentang keluhan umum, mudah lelah, pusing
dan nyeri kepala. Kulit dan selaput lendir pucat, demikian juga pada dasar kuku dan lidah serta akan menjadi jelas jika konsentrasi hemoglobin turun menjadi 7g. Efek
kekurangan oksigen terhadap otot jantung, yaitu kemungkinan mengalami kegagalan total jika terjadi anemia berat. Kematian akibat anemia merupakan akibat kegagalan
jantung, shock, atau infeksi sebagai akibat menurunnya daya tahan tubuh Saifuddin, 2000.
2.2.3. Dampak Anemia pada Ibu Hamil